Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bocah di Sekolah Elite Singapura Dibunuh, Pengakuan Pelaku Bikin Merinding

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 22 Jul 2021 09:20 WIB

Police line tape. Crime scene investigation. Forensic science.
ilustrasi garis polisi/ Foto: Getty Images/D-Keine

Kasus pembunuhan di salah satu sekolah elite tengah menggegerkan Singapura. Ya, insiden itu memicu shock karena Singapura memiliki tingkat kejahatan rendah dan secara konsisten menempati peringkat salah satu kota teraman di dunia. Belum lagi, sekolah yang menjadi lokasi kejadian adalah sekolah yang populer di Singapura.

Korbannya merupakan seorang anak berusia 13 tahun, tewas setelah mengalami luka-luka, diduga diserang dengan kapak. Tersangka adalah sesama siswa dari River Valley High School, Singapura. Menurut laporan, dia membawa kapak ke sekolah.

Pelaku yang masih berusia 16 tahun itu yang identitasnya sengaja tidak terungkap karena dia masih di bawah umur. Ia didakwa dengan kasus pembunuhan pada Selasa, 20 Juli 2021.

Polisi juga meminta perintah pengadilan untuk menahan tersangka untuk pemeriksaan kejiwaan. Menurut polisi, rupanya tersangka dan korban tidak saling kenal, Bunda.

The Straits Times melaporkan bahwa polisi disiagakan sekitar pukul 11:40 setelah para polisi tiba di tempat kejadian dan menemukan siswa berusia 13 tahun itu tidak bergerak dengan banyak luka di toilet. Paramedis Angkatan Pertahanan Sipil Singapura menyatakan remaja itu tewas di tempat kejadian.

Salah seorang orang tua, diidentifikasi dengan nama Huang, mengatakan bahwa dia menerima teks dari putrinya pada pukul 11.50 waktu setempat. Dalam pesan teksnya, putrinya mengatakan ada seseorang yang memegang kapak di sekolah.

Setelahnya, putrinya mengirim video siswa berlarian di halaman sekolah. Rupanya, menurut laporan The Shin Min Daily News, ada juga mengatakan beberapa siswa melihat pelaku memegang kapak. Pengakuan sang pelaku bikin merinding. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga tips temukan minat dan bakat anak melalui video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




PELAKU MENGAKU PADA SEJUMLAH SISWA, IA BARU SAJA MEMBUNUH

Sad boy in sneakers with asperger's syndrome sits alone in his room

ilustrasi anak/ Foto: Istock

The Shin Min Daily News juga mengatakan beberapa siswa melihat seseorang memegang kapak dan berdiri di dekat air mancur untuk membersihkan darah.

"Saya baru saja membunuh seseorang," kata pelaku, menurut laporan para siswa yang melihatnya.

Saat polisi tiba, anggota staf mengatakan kepada media bahwa siswa diminta untuk tetap berada di dalam kelas mereka dan tidak keluar.

Dilansir BBC, pelaku pembunuhan mengalami masalah psikologis. Tersangka pernah mencoba bunuh diri di 2019 lalu, Bunda. Hal tersebut langsung menjadi buah bibir warga Singapura.

Banyak orang bertanya-tanya bagaimana remaja tersebut mendapatkan kapak. Setelah diselidiki, si pelaku mengaku mendapatkan senjata kapak yang dibelinya secara online.

"Kami semua berduka dengan orang tua dari anak laki-laki yang terbunuh. Sulit untuk menggambarkan tingkat kesedihan mereka yang sebenarnya," tutur Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam.

Tentu, peristiwa ini juga membuat shock pihak sekolah. Lantaran, sekolah tersebut populer dan prestisius di sana, Bunda. Apa kata pihak sekolah? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

PERNYATAAN PIHAK SEKOLAH

empty classroom view

ilustrasi sekolah/ Foto: iStock

Dilansir Independent, River Valley High School adalah sekolah populer di Singapura. Mereka sudah berdiri selama 65 tahun dan terpilih sebagai sekolah Rencana Bantuan Khusus pada tahun 1979.

Pihak berwenang di River Valley High School, tempat insiden pembunuhan itu terjadi, mengatakan bahwa mereka sangat sedih dengan kehilangan salah satu siswa dan bahwa mereka akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban.

Kementerian Pendidikan Singapura juga mengatakan bahwa sekolah juga telah menjangkau siswa, orang tua dan staf untuk memberikan dukungan konseling dan bantuan yang diperlukan untuk memastikan kesejahteraan mereka.

Mereka juga mengatakan bahwa di saat duka ini, mereka mendesak masyarakat untuk menghormati privasi dan rasa hormat keluarganya.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda