Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Kandungan Gizi Makanan untuk Mengoptimalkan Kecerdasaan Anak

Nadiyah S.Gz, M.Si, C.Ht, CSRS   |   HaiBunda

Rabu, 08 Sep 2021 19:50 WIB

Dokter Sisipan
Nadiyah S.Gz, M.Si, C.Ht, CSRS
Ahli Gizi dan Dosen Program Studi Gizi Universitas Esa Unggul Jakarta
Anak makan
Makanan untuk kecerdasan anak/ Foto: iStock

Memiliki anak yang cerdas menjadi impian banyak orang tua. Itu sebabnya, para Bunda berusaha seoptimal mungkin mengupayakan hal tersebut, baik melalui stimulus kognitif maupun makanan untuk mencerdaskan anak.

Ya, setiap bunda pastinya akan berusaha berinvestasi dalam bentuk apa saja demi kecerdasan anaknya. Selain investasi pendidikan di usia sekolah, ada masa-masa emas yang tak kalah pentingnya dan sangat menentukan kecerdasan di usia selanjutnya.

Masa emas tersebut dimulai sejak usia janin masih dalam kandungan hingga usia dua tahun, atau biasa kita sebut sebagai 1000 hari kelahiran pertama nih, Bunda. Asupan gizi pada masa ini menentukan capaian pertumbuhan sel saraf yang diperlukan untuk kecerdasan anak. Selain gizi, hal penting yang harus sinergis diberikan pada anak adalah stimulus atau rangsangan untuk perkembangan saraf anak.

Konsumsi zat gizi yang memadai dan stimulus yang baik pada masa emas, dapat memberikan capaian pertumbuhan saraf saat usia 2 tahun hingga 80 persen dari keseluruhan jumlah sel saraf. Sebaliknya, asupan gizi dan stimulus yang tidak memadai pada masa emas akan memberikan capaian pertumbuhan sel saraf di bawah 80 persen. Lalu, zat gizi apa saja yang penting untuk pertumbuhan saraf, simak penjelasannya dibawah ini.

Zat besi untuk pertumbuhan saraf:

1. Omega-3

Otak merupakan organ yang memiliki kadar lemak tertinggi dibandingkan dengan organ-organ lainnya. Lemak di otak terdiri dari asam lemak yang memiliki fungsi sebagai komponen struktural membran otak. Diperkirakan mengandung 50 persen asam lemak tak jenuh ganda, yang sekitar 33 persennya merupakan asam lemak omega-3 dan bersifat esensial, atau hanya diperoleh dari asupan makanan.

Anak makanMakanan untuk kecerdasan anak/ Foto: iStock

Sedangkan pada Bunda hamil dan menyusui, disarankan memenuhi kebutuhan omega 3 hariannya sebesar 1-3 gram. Penelitian pada anak-anak di Kanada menunjukkan ada hubungan yang positif antara asupan ikan ibu dan perkembangan kognitif anak yang disusuinya, ini artinya asupan ikan ibu yang lebih tinggi memberikan manfaat untuk perkembangan kognitif anak yang disusui.

Rekomendasi asupan omega-3 pada anak-anak usia 1-3 tahun sebesar 0,3-0,7 gram per hari. Selanjutnya, pada usia 4 tahun atau lebih sebesar 0,5-1 gram per hari.

Dua asam lemak omega-3, yaitu asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA), banyak ditemukan pada minyak ikan. Omega-3 tidak hanya diperoleh dari ikan-ikan mahal seperti salmon. Berikut daftar perbandingan kandungan Omega-3 dalam beberapa ikan:

  • Ikan kembung yang banyak dijumpai di pasar bahkan memiliki kandungan omega-3 yang lebih tinggi sebesar 2,2-2,6 gram per 100 gramnya.
  • Kandungan omega 3 pada ikan tuna 2,1 gram.
  • Kandungan pada ikan salmon 1,4-1,6 gram.
  • Kandungan pada ikan tongkol 1,5 gram.
  • Kandungan pada ikan teri 1,4 gram per 100 gramnya.

Selain itu, perlu Bunda tahu juga cara memasak ikan yang tepat. Sebaiknya, hindari teknik menggoreng ketika memasak untuk menghindari penurunan kandungan omega-3 akibat suhu pemanasan yang tinggi.

2. Vitamin B12, Folat, dan Kolin

Folat dan kolin dibutuhkan untuk pematangan atau perkembangan sel saraf. Metabolisme folat, kolin, dan vitamin B12 saling berhubungan pada reaksi metilasi DNA untuk transkripsi gen dalam pembuatan sel saraf.

Selain itu, kolin merupakan komponen struktural sel saraf dan bahan penting untuk pembuatan neurotransmitter asetilkolin (senyawa yang menyampaikan pesan antar sel saraf). Vitamin B12 memiliki peran dalam mielinisasi/proses pelapisan lemak pada ujung saraf untuk mempercepat transmisi impuls saraf dan mendukung fungsi kognitif yang lebih kompleks. Vitamin B12 juga melindungi sel saraf dari degenerasi/penurunan.

Sumber vitamin B12 di antarnya bisa didapat dari telur, keju, yogurt, susu, tuna, daging sapi, dan susu kedelai. Sumber folat di antaranya polong-polongan, telur, sayuran hijau, jeruk, pisang, alpukat, kubis, dan brokoli. Sedangkan untuk sumber kolin di antaranya ada telur, dada ayam, brokoli, dan kacang hijau.

Simak sumber makanan untuk mengoptimalkan kecerdasan anak lainnya di halaman selanjutnya ya!

Ibu menyusui, simak juga makanan untuk mencerdaskan anak dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




KURANG ZAT BESI MEMENGARUHI TINGKAT KECERDASAAN ANAK LHO, BUN

Anak makan

Makanan untuk kecerdasan anak/ Foto: iStock

3. Zink

Zink adalah zat gizi penting bagi otak dengan peran dan fungsinya yang penting. Zink adalah kofaktor untuk lebih dari 200 enzim yang mengatur beragam aktivitas metabolisme dalam tubuh termasuk sintesis protein, DNA, dan RNA. Zink berperan dalam neurogenesis/produksi sel saraf dan pematangan sel saraf, serta pembentukan sinaps (tempat persambungan antar sel-sel saraf dan dilepasnya neurotransmitter).

Kekurangan zink dapat berpengaruh negatif terhadap perkembangan kognitif. Sumber zink di antaranya makanan laut, daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan.

4. Zat besi

Zat besi adalah unsur penting dalam produksi dan pemeliharaan mielin (selubung saraf) serta mempengaruhi aktivitas saraf. Zat besi membantu kerja enzim yang penting untuk perangsangan saraf.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan rendahnya kecerdasan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kekurangan zat besi menurunkan daya konsentrasi anak, menurunkan prestasi anak di sekolah, bahkan menurunkan tingkat produktivitas saat dewasa.

Sumber makanan mengandung zat besi diantaranya sumber protein hewani, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.

5. Iodium

Kekurangan iodium menyebabkan rendahnya kecerdasan. Hubungan antara iodium dan perkembangan kognitif telah banyak diteliti. Kekurangan iodium yang parah selama kehamilan dapat menyebabkan kretinisme pada anak-anak. Kretinisme adalah kondisi kekurangan hormon tiroid yang mengakibatkan keterbelakangan mental dan dan kelainan pertumbuhan fisik pada anak.

Manifestasi klinis kretinisme tergantung pada tingkat keparahan defisiensi iodium, di antaranya bisa menyebabkan keterbelakangan mental, bicara, serta gangguan pendengaran dan saraf motorik atas.

Iodium diperlukan untuk produksi hormon tiroid dalam tubuh. Sebanyak 70-80 persen iodium ditemukan di kelenjar tiroid. Kekurangan iodium menyebabkan hipotiroidisme/kekurangan produksi hormon tiroid termasuk triiodothyronin (T3) dan tiroksin (T4).

Hormon tiroid memainkan peran penting dalam perkembangan saraf dan berbagai proses neurologis termasuk diferensiasi/pematangan sel saraf, mielinisasi, dan transmisi saraf. Hormon tiroid mempunyai efek yang nyata pada perkembangan otak, membuat peka sistem saraf dan meningkatkan aktivitas otak. Makanan sumber iodium adalah garam beriodium, makanan laut, telur, dan susu.

Tapi ingat ya, Bunda, dalam mewujudkan kecerdasan anak tidak ada satupun zat gizi yang bekerja sendiri dalam tubuh. Zat-zat gizi dalam tubuh adakalanya berinteraksi secara sinergis dan dalam konteks lain, adakalanya berinteraksi secara antagonis.

Konsumsi makanan beragam dengan kandungan gizi yang sinergis akan meningkatkan perkembangan kognitif pada anak-anak dan akan lebih baik dalam menghidari kekurangan zat gizi dibandingkan konsumsi suplemen zat gizi tunggal.

Semoga membantu ya, dalam menentukan makanan dengan gizi seimbang untuk bantu kecerdasan anak!


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda