PARENTING
Wah, Ayah Tuntut Sekolah Rp14 M karena Rambut Putrinya Dipotong Tanpa Izin
Annisa A | HaiBunda
Rabu, 22 Sep 2021 17:50 WIBBunda cemas enggak sih melihat anak menangis saat pulang sekolah? Seperti pria ini, yakni seorang ayah yang akhirnya menuntut sekolah sang anak sebesar US$1 juta atau setara dengan Rp14 miliar. Wah!
Tuntutan itu dilakukan karena ia geram pada pihak sekolah yang memotong rambut sang putri tanpa izin, Bunda. Ia menyampaikan sejumlah tuntutan yang salah satunya terkait dugaan rasisme.
Melansir Mstar, gugatan tersebut dilayangkan kepada Sekolah Umum Mount Pleasent yang berlokasi di Michigan, Amerika Serikat, lewat pengadilan federal pada Selasa lalu.
Kejadian itu bermula ketika Jimmy Hoffmeyer terkejut menemukan putrinya pulang ke rumah dengan kondisi rambut berantakan. Bocah 7 tahun bernama Jurnee itu pulang sekolah dalam keadaan sisi rambut yang telah dipotong, Bunda.
Jurnee mengaku bahwa teman sekolahnya telah memotong rambutnya itu. Jimmy Hoffmeyer pun tidak puas dan membawa putri kecilnya ke salon untuk merapikan potongan rambut tersebut. Tentunya orang tua akan merasa geram ya, ketika ada yang memotong rambut anaknya tanpa izin.
Namun masalah yang dihadapi oleh anak Jimmy Hoffmeyer belum juga usai, Bunda. Beberapa hari kemudian, peristiwa yang sama kembali menimpa buah hatinya itu.
Jurnee pulang ke rumah sambil menangis. Sisi rambut yang satunya ikut dipotong tanpa seizin orang tua. Kali ini, ia mengaku bahwa seorang pustakawan berkulit putih yang telah memotong rambutnya.
Jimmy Hoffmeyer akhirnya melakukan tindakan untuk membela putrinya yang berdarah campuran. Jimmy merupakan pria berdarah campuran kulit hitam dan putih, sedangkan istrinya berkulit putih.
Jimmy kemudian melayangkan sejumlah tuntutan pada tempat sang putri bersekolah. Tuntutan itu antara lain pelanggaran hak konstitusional, diskriminasi rasial, hingga intimidasi etnis, yang membuat putrinya menderita dan ketakutan.
"Terdakwa gagal melatih, memantau, mengarahkan, mendisiplinkan, dan mengawasi pegawainya dengan baik," begitu keterangan yang tertulis di dalam gugatan.
"Dan mengetahui atau seharusnya mengetahui bahwa karyawan akan terlibat dengan pengaduan yang diajukan karena adanya pelatihan, kebiasaan, prosedur dan kebijakan yang tidak akurat serta kurangnya disiplin yang tersedia bagi karyawan," lanjutnya.
Setelah mendapat tuntutan dari Jimmy Hoffmeyer, sekolah Jurnee akhirnya buka suara. Mereka membantah adanya rasisme dalam kejadian itu. Kenapa? Baca di halaman berikutnya, Bunda.
Saksikan juga video cerita Asri Welas yang sedih ketika anaknya mengaku di-bully.
(anm/muf)
JAWABAN PIHAK SEKOLAH