
parenting
4 Cara Hindarkan Anak dari Cyberbullying & Hoax di Medsos, Jangan Ragu Laporkan
HaiBunda
Kamis, 10 Jun 2021 10:45 WIB

Menghadapi kemajuan teknologi, membuat Bunda harus mampu beradaptasi terhadap perubahan yang ada, termasuk pemakaian gadget dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara tentang hal ini, tentunya tak lepas dari perkembangan media sosial kan, Bunda?
Apalagi saat ini, penggunaan media sosial bagi anak-anak dianggap menjadi hal yang sudah biasa. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita perlu memberikan edukasi, soal cyberbullying, yaitu tindakan perundungan dalam dunia maya menggunakan teknologi digital. Cyberbullying dapat terjadi lewat media sosial, platform chatting, maupun platform bermain game yang ada dalam gadget anak.
Mengutip dari laman Kominfo, cyberbullying juga dianggap sebagai perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan seseorang yang jadi sasaran sebagai korban. Beberapa hal yang dianggap sebagai cyberbully di antaranya:
1. Menyebarkan berita kebohongan (hoax) atau posting foto memalukan tentang seseorang di media sosial.
2. Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan dari berbagai platform, termasuk di antaranya pada kolom komentar media sosial.
3. Meniru atau mengatasnamakan seseorang, misalnya dengan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang, dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama mereka.
4. Bullying secara langsung dan cyberbullying seringkali dapat terjadi secara bersamaan. Namun cyberbullying meninggalkan jejak digital, yang dianggap sebagai rekaman atau catatan yang berguna dan sebagai bukti ketika untuk membantu menghentikan perilaku tersebut.
Apa dampak dari cyberbullying?
Saat cyberbullying terjadi, korban biasanya dapat merasa seperti diserang dari banyak sisi. Tak jarang, korban seperti tidak memiliki jalan untuk keluar sehingga dapat memengaruhi beberapa hal, yakni:
1. Secara Mental: Korban akan merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah.
2. Secara Emosional: Korban akan merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang disukai.
3. Secara Fisik: Korban akan merasa lelah karena kurang tidur, atau mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit kepala
Kemudian, anak-anak yang menjadi korban cyberbullying biasanya ditandai dengan beberapa ciri, Bunda. Mengutip dari laman Unicef Indonesia, berikut beberapa diantaranya:
1. Menunjukkan ciri-ciri depresi.
2. Memiliki masalah kepercayaan dengan orang lain.
3. Tidak diterima oleh teman-temannya.
4. Selalu merasa waspada dan curiga terhadap orang lain atau kekhawatiran berlebih.
5. Memiliki masalah untuk menyesuaikan diri dengan sekolah.
6. Kurang motivasi, sehingga sulit fokus dalam mengikuti pembelajaran.
Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.
Baca Juga : 6 Jenis Cyberbullying pada Anak, Ini Bahayanya |
Saksikan juga perjuangan dan tantangan Angie 'Virgin' ketika besarkan dua anak di London yang menjadi korban bully dalam video berikut:
AJARI ANAK CARA MENGHINDARI CYBERBULLYING
Cara agar anak terhindar dari cyberbullying/Foto: iStock
Untuk menghindari cyberbullying, khususnya mencegah agar informasi pribadi tidak disalahgunakan untuk dipermalukan atau dimanipulasi di media sosial, ada hal-hal yang perlu Bunda ajarkan pada anak. Diantaranya:
1. Berpikir dua kali sebelum posting sesuatu
Ajarkan anak untuk berpikir dua kali sebelum posting atau membagikan sesuatu secara online, Bunda. Karena, posting-an itu dapat tetap berada di internet selamanya dan dapat digunakan untuk membahayakan di masa yang akan datang.
2. Tak mudah percaya
Beritahu anak bahwa apa yang ada di dunia maya tak selamanya dapat dipercaya. Sehingga, hindari memberikan memberikan informasi pribadi secara detail seperti alamat, nomor telepon, atau nama sekolah.
3. Atur privasi
Langkah lain yang perlu Bunda ajarkan pada anak yakni soal pengaturan privasi pada media sosialnya. Dengan memanfaatkan fitur tersebut, maka anak bisa memutuskan siapa saja yang dapat melihat profil, mengirimi pesan, atau mengomentari postingan-nya.
4. Blokir
Apabila anak mendapati salah satu akun yang mencoba untuk berbuat negatif, fitur blokir ini akan sangat bermanfaat untuknya agar terhindar. Dengan aksi ini, maka pelaku yang berniat jahat tak akan lagi dapat melihat profil atau mencoba untuk menghubungi.
Selanjutnya, simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.
AJARKAN ANAK MELAPORKAN CYBERBULLYNG
Ilustrasi cyberbullying/Foto: Getty Images/Vladimir Vladimirov
Cyberbullying menjadi hal yang tak lepas dari media sosial, Bunda. Meski Bunda yakin bahwa media sosial anak bersih dari aksi tersebut, anak tetap harus diedukasi untuk dapat melaporkan diri jika suatu hari mengalami hal tersebut.
Apa saja yang mesti diajarkan pada anak? Simak beberapa diantaranya sebagai berikut:
1. Cari bantuan
Langkah pertama yang perlu dilakukan anak saat mendapati dirinya mengalami cyberbullying yakni mencari bantuan dari seseorang seperti orang tua, anggota keluarga terdekat atau orang dewasa terpercaya lainnya.
Beri tahu pada anak bahwa saat di sekolah, laporan tersebut dapat ia sampaikan pada guru yang kamu percaya seperti guru BK, guru olahraga, atau guru mata pelajaran. Dan jika hal tersebut tetap tak dapat membuatnya nyaman, maka dapat menghubungi Telepon Pelayanan Sosial Anak (TePSA) di nomor telepon 1500 771 serta nomor handphone atau Whatsapp 081238888002.
Anak juga dapat melaporkan cyberbullying dalam media sosial kepada pihak media sosial itu sendiri. Jika telah dilaporkan, media sosial berkewajiban untuk menindak lanjuti demi menjaga keamanan penggunanya.
2. Mengumpulkan bukti
Beritahu pada anak bahwa cyberbullying yang dilakukan memiliki bukti yang bisa dilaporkan pada pihak berwajib. Jika anak mengalami aksi tersebut, katakan padanya untuk menyimpan bukti-bukti tersebut sebagai alat sah untuk melanjutkannya ke proses hukum.Â
3. Laporkan
Jika cyberbullying semakin parah dan berlanjut pada tindakan kekerasan fisik, Bunda bisa membawa ini ke jalur hukum. Laporkan kepada pihak yang berwajib disertai dengan bukti-bukti yang dikumpulkan.
"Seringkali yang terjadi adalah remaja belum dapat mengidentifikasi hal-hal di sekeliling mereka, sehingga tidak mendapatkan solusinya. Remaja kemudian mencari jalan keluar lain seperti mem-bully. Korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat menjadi korban pula," jelas psikolog anak dan remaja, Yasinta Indrianti MPsi kepada HaiBunda beberapa waktu lalu.
Menurut Yasinta, bullying memberikan dampak negatif mulai dari dampak secara fisik, psikologis, dan mental. Pencegahan dan penanganan bullying memang diperlukan partisipasi semua pihak. Termasuk sekolah dan orang tua nih, Bunda. Jadi orang tua diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap bahaya bullying.
Semoga dapat membantu anak terhindari dari bullying ya!
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Ussy Sulistiawati Akhirnya Ijinkan Putrinya Punya Akun IG di Usia 17 Th, Syaratnya..

Parenting
Waspadai Bahaya Anak di Bawah Umur Memiliki Akun Media Sosial

Parenting
4 Jenis Unggahan di Medsos yang Baiknya Dihindari Anak

Parenting
Demi Jaga Privasi Anak, Rossa Enggan Posting Foto Putranya

Parenting
Tips dari Nagita Slavina Saat Beri Izin Rafathar Nonton YouTube

Parenting
7 Cara Mengawasi Media Sosial Anak
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda