Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cerita Unik WNI Melahirkan di Korea, Bayi Belum 100 Hari Tak Boleh Keluar Rumah

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 11 Nov 2021 14:58 WIB

Prawindu Prima dan Keluarga di Korea
Prawindu Prima dan anaknya/ Foto: Instagram @prawinduprima

Merantau di negeri orang, terlebih menikah dengan pria yang berbeda warga negara membuat Prawindu Prima harus beradaptasi dengan budaya dan lingkungan di tempat rantau. Windu, sapaan akrabnya, adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Ia sudah hampir 8 tahun menikah dengan pria Korea, Kim Alexander.

Dari pernikahannya, Windu dan Kim kini dikaruniai dua anak, Sveta dan Dima. Tinggal di Korea, rupanya Windu punya pengalaman unik ketika mengasuh anaknya, Bunda. Seperti anak keduanya, Dima, yang belum lama ini lahir.

Dalam konten terbarunya di kanal YouTube-nya Light and Bright, Windu menceritakan bahwa di Korea, terdapat kebiasaan yang mana, orang tua sebaiknya tidak membawa keluar bayinya dari rumah sebelum sang bayi berusia 100 hari.

Bubun pun turut penasaran dengan cerita Windu nih. Dalam sebuah kesempatan, Bubun menghubungi Windu untuk mendengar cerita lebih lengkap mengapa ada kebiasaan tak boleh membawa bayi keluar rumah sebelum 100 hari, di Korea.

Windu pun mengungkap, jadi di Korea sendiri, 100 hari pertama itu adalah masa-masa paling sulit, rawan bagi bayi. Bisa sakit, kedinginan, atau kena pilek. Makanya, biasanya orang-orang Korea itu tak memperbolehkan bayi-bayinya keluar sebelum 100 hari, Bunda.

"Jadi kayak.. di sini pun, saya misalnya ya karena harus jemput anak ke sekolah gitu, jadi mau enggak mau saya keluar bawa adik juga. Itu juga papasan sama tetangga, tetangga bilang 'Aduh anaknya hari ini kan hujan, sudah anaknya dibawa ke rumah kita saja. Ngapain ikut ke sekolah,'" kata Windu kepada HaiBunda, Selasa (9/11/2021).

Banner Manfaat Air Mawar

"Jadi memang, alhamdulillah di sini pada baik-baik. Jadi pagi pun, Sveta akhirnya ikut tetangga sebelah, jadi diantar sama tetangga sebelah," tuturnya.

Kenapa ada budaya seperti itu, menurut Windu, karena orang Korea khawatir dengan kesehatan bayi. Bagi mereka, pada 100 hari pertama adalah waktu yang benar-benar rawan untuk bayi, gampang sakit. Sehingga, mereka menjaga sebaik mungkin agar bayi tidak bertemu dengan banyak orang dahulu.

"Termasuk di Korea kan ada yellow dust ya. Yellow dust itu kayak, partikelnya kecil banget dan ini dari China. Jadinya ini tuh suka masuk ke paru-paru. Jadi buat orang tuh sakit tenggorokan, bisa juga kayak pneumonia juga," kata Windu.

Walaupun bayi berusia belum 100 hari tak dibolehkan keluar, namun untuk urusan yang bersifat penting seperti imunisasi atau ke rumah sakit maka dikecualikan, Bunda.

"Cuma kalau di luar itu suka diomelin sama nenek-nenek kakek-kakek di sini. Ini umurnya berapa bayinya? Kok sudah dibawa keluar, jadi merekanya yang lebih khawatir. Cepat-cepat masuk! Jadi karena memang mereka khawatir saja sih," ujarnya.

Windu juga mengaku beruntung bisa memiliki tetangga yang baik dan penolong, Bunda. Dalam urusan mengasuh anak pun, Windu sering dibantu. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga video tentang ide kado bayi perempuan:

[Gambas:Video Haibunda]




RAMAHNYA TETANGGA KOREA BIKIN BETAH

Prawindu Prima dan Keluarga di Korea

Prawindu Prima dan keluarga di Korea/ Foto: Instagram @prawinduprima

Windu juga mengaku beruntung bisa memiliki tetangga yang baik dan penolong, Bunda. Dalam urusan mengasuh anak pun, Windu sering dibantu. Lalu, karena jarak usia anak pertama dan kedua tidak terlalu dekat, tugas Windu yang tadinya harus belajar ulang lagi untuk mengurus bayi menjadi lebih ringan berkat tetangga.

"Alhamdulillah di sini semuanya baik-baik. Kalau pagi, ada yang antar Sveta ke sekolah, ikut sama tetangga sebelah rumah," ungkapnya.

"Tadinya kagok juga mandikan bayi. Dari salah satu lantai, ada nenek-nenek ke sini, ajari untuk mandikan bayi. Kalau saya ada kebutuhan ke mana, bayinya enggak usah dibawa, dititip saja sama mereka," ujarnya.

Kelahiran anak kedua Windu juga menjadi berita bahagia bagi tetangganya. Banyak dari tetangganya yang memberikan kado untuk Dima. Tak hanya itu, Windu juga diberi lungsuran keperluan bayi dari tetangga.

"Sama kayak budaya di Indonesia, mereka juga suka ngasih, 'Mau enggak ini, ini masih bagus lho.' Kadang tetangga juga memberi masakan mereka, karena lagi punya bayi pasti susah ya. 'Jadi ini sudah kita masakin, tinggal makan saja'." tuturnya.

"Tetangga di sekitar sini baik-baik alhamdulillah."

Selain punya tetangga baik, Windu juga mengungkap mitos tentang bayi yang sering ia dengar selama di Korea. Apa itu? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

MITOS TENTANG BAYI DI KOREA

Prawindu Prima

Prawindu Prima dan suami/ Foto: Instagram @prawinduprima

Masih soal mengasuh anak di Korea, Windu juga mengungkap mitos tentang bayi yang sering ia dengar selama tinggal di Korea. Kata Windu, orang Korea itu suka memuji bayi. Namun, ada alasan unik di balik pujian tersebut.

"Wah cantik ya anaknya, pokoknya orang Korea suka muji. Jadi kata mereka kalau anak dipuji, nanti anaknya benar jadi cantik. Mungkin benar ya, kata-kata baik seperti doa," kata Windu.

Bagaimana dengan mitos untuk ibu usai melahirkan sendiri di Korea? Windu mengaku belum pernah mendengar mitos tentang ibu baru melahirkan di sana.

Namun, di Korea, terdapat budaya makan sup rumput laut setelah melahirkan. Sup tersebut dipercaya bisa mempercepat pemulihan dan perbanyak ASI usai melahirkan.

Terlepas dari cerita tentang pengalaman mengasuh anak di Korea, Windu juga berbagi tentang kondisi pandemi di sana, Bunda.

"Di sini Korea masih setiap hari, mungkin kasus Corona-nya sekitar 2000-an. Belum lagi bisa turun kayak sebelumnya, cuma alhamdulillah sudah banyak banget yang vaksin. Saya juga sudah vaksin, jadi alhamdulillah semoga segera border dibuka jadi orang-orang luar pun bisa datang ke Korea," ungkap Windu.

"Kalau saat ini sih, visa student saja sekarang dipersulit, jadi cuma yang untuk keperluan bisnis atau kerja."

Terkait melahirkan di Korea selama pandemi, Korea juga berlakukan aturan yang sama seperti di Indonesia. Pihak rumah sakit hanya memperbolehkan satu orang pendamping yang boleh menginap. Pasien dan pendamping juga harus dites COVID-19 sebelumnya.

"Tapi (di masa pandemi ini) alhamdulillah pemerintah berikan bantuan," ucapnya.


(aci/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda