
parenting
Penyebab Diare pada Anak dan Penanganannya, Jangan Sembarangan Beri Obat
HaiBunda
Sabtu, 06 Nov 2021 18:05 WIB


Diare menjadi salah satu penyakit yang paling sering dialami anak-anak. Salah makan sedikit saja, kadang-kadang Si Kecil dapat langsung mengalami diare. Apakah anak Bunda juga termasuk salah satunya?
Diare adalah kondisi saat terjadi peningkatan frekuensi buang air besar atau perubahan bentuk tinja menjadi lebih berair dibandingkan biasanya. Jadi, saat Si Kecil menjadi lebih sering buang air besar (BAB) Bunda lebih baik waspada ya.
Ya, diare memang sering terjadi pada usia anak. Sejauh ini, data menunjukkan anak yang berusia di bawah lima tahun rata-rata mengalami tiga episode diare per tahunnya.
Bunda jangan menyepelekan diare pada anak ya. Sebab, diare tercatat sebagai penyebab kematian kedua terbanyak pada anak usia di bawah usia lima tahun.
Gejala diare pada anak
Gejala diare dapat ditandai dengan frekuensi BAB anak terjadi sebanyak tiga kali atau lebih, dalam sehari. Selain itu, lihat juga, apakah bentuk tinja jadi lebih berair dibandingkan biasanya atau tidak.
Penyebab diare pada anak
Penyebab diare dapat dibagi menjadi infeksi dan non-infeksi. Mayoritas penyebab diare adalah infeksi, baik oleh virus, bakteri, atau parasit. Namun, sebagian besar penyebab infeksi adalah virus.
Sementara, penyebab non-infeksi hanya meliputi sebagian kecil dari kasus diare, misalnya efek samping obat atau gangguan penyerapan saluran pencernaan.
![]() |
Komplikasi diare pada anak
Kondisi yang harus diwaspadai pada diare adalah dehidrasi atau kekurangan cairan. Dalam kondisi ini, Bunda perlu memantau tanda-tanda dehidrasi ya.
Apa saja? Berikut gejala dehidrasi yang perlu diwaspadai:
- Kehausan
- Mata tampak cekung
- Bibir kering
- Frekuensi buang air kecil berkurang.
- Apabila terjadi dehidrasi berat, maka anak akan tampak lemas.
Penanganan diare pada anak
Nah, perlu Bunda ingat bahwa penanganan diare pada anak tidak bertujuan untuk menghentikan atau memampatkan BAB. Tidak direkomendasikan memberi obat-obatan yang bertujuan menghentikan gerakan saluran cerna, dengan harapan dapat mengatasi diare. Sebab, hal itu malah dapat menyebabkan efek yang fatal.
Apabila anak mengalami diare, sebaiknya Bunda dan Ayah memantau tanda-tanda dehidrasi. Berikan cairan dalam jumlah yang cukup agar Si Kecil tidak mengalami kekurangan cairan.
Pemberian ASI harus tetap dilakukan pada bayi atau anak yang masih menyusui. Selain itu, pemberian cairan rehidrasi oral atau oralit dapat dilakukan sesuai petunjuk dokter.
Penanganan diare pada anak di bawah satu tahun, tidak berbeda dengan anak-anak yang berusia di atasnya. Namun, risiko dehidrasi lebih tinggi pada usia bayi yang lebih muda. Maka, Bunda perlu memperhatikan tanda-tanda dehidrasi dengan saksama ya.
Simak yuk, Bunda, cara mencegah diare hingga tanda-tanda anak harus segera dibawa ke dokter. Klik di halaman selanjutnya!
Bunda, ini lho bahayanya mengabaikan diare,bisa dehidrasi akut. Simak dalam video di bawah ini:
Â
PENCEGAHAN DIARE HINGGA TANDA ANAK HARUS DIBAWA KE DOKTER
Foto: iStock
Kapan Si Kecil yang diare harus dibawa ke dokter?
Pada kondisi-kondisi berikut, maka Si Kecil perlu diperiksakan ke dokter spesialis anak:
- Ada darah pada tinja
- Muntah yang berulang
- Bayi atau anak tidak dapat menerima asupan cairan atau makanan hingga lebih dari beberapa jam
- Adanya tanda-tanda dehidrasi.
Pencegahan diare pada anak
Penyebab diare yang tersering pada anak adalah rotavirus. Untuk mencegah infeksi rotavirus, anak dapat diberikan vaksinasi. Vaksin rotavirus dapat diberikan sejak usia dua bulan.
Selain itu, infeksi dapat dicegah dengan kebiasaan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. Apabila anak sedang mengalami diare, hindari kontak dengan anak-anak lain, atau berada di area publik untuk mencegah penularan.
Anjuran makan untuk anak yang sedang mengalami diare
Pada saat anak sedang mengalami diare, tidak diperlukan adanya perubahan jenis makanan. Mitos ya, Bunda, kalau ada yang mengatakan bahwa makanan atau minuman tertentu perlu dihindari saat anak mengalami diare.
Penelitian justru menunjukkan bahwa hal tersebut tidak memberikan manfaat. Makanan dapat diberikan dalam porsi yang sedikit demi sedikit, tetapi lebih sering untuk mencegah muntah pada Si Kecil.
Anak yang tidak mengalami dehidrasi dapat mengonsumsi makanan seperti biasa, dan ASI tetap diberikan pada anak-anak yang masih menyusu. Pemberian cairan dalam jumlah yang cukup diperlukan untuk mencegah rehidrasi, dan oralit adalah yang paling baik untuk menggantikan kehilangan cairan selama diare.
Semoga informasi mengenai diare pada anak ini membantu dan Si Kecil cepat sembuh.
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
3 Penyebab Anak Rentan Terinfeksi Salmonella Non-thypoid & Bahayanya untuk Kesehatan

Parenting
6 Langkah Mencegah Stunting pada Anak, Dapat Dimulai Sejak Bunda Hamil

Parenting
Kenali Penyebab dan Tanda Ruam Popok pada Anak

Parenting
Gejala hingga Komplikasi Cacar Air pada Anak, Simak Cara Pengobatan yang Tepat

Parenting
Kenali Gejala Anak Alergi Susu Sapi dan Cara Penanganan yang Tepat


5 Foto
Parenting
Bikin Gemas! Ini 5 Potret Terbaru Hamish Daud dan Sang Putri Zalina
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda