PARENTING
Waspada! Varian Omicron Siluman BA.2 Tingkatkan Risiko Kematian Anak
Annisa Afani | HaiBunda
Selasa, 29 Mar 2022 11:57 WIBPerjuangan kita belum usai, Bunda. Hingga saat ini, COVID-19 masih mengintai kesehatan. Apalagi, varian-varian baru yang bermunculan semakin ganas dan berisiko menyerang kesehatan.
Misalnya saja subvarian Omicron siluman BA.2. Varian ini menjadi biang kerok meningkatnya lagi kasus COVID-19 di sejumlah negara.
Sebagai informasi, varian ini disebut para peneliti lebih mudah menular. Dalam penelitian terbaru pun diungkap Omicron siluman meningkatkan risiko kematian dan efek jangka panjang pada pasien anak-anak.
Dalam penelitian yang dilakukan University of Hong Kong, subvarian Omicron siluman diketahui menyebabkan 1.147 anak dirawat di rumah sakit. Mirisnya, sudah 4 orang di antaranya yang meninggal dunia.
Keempat pasien yang tak dapat ditolong ini menjadi kematian anak karena COVID-19 pertama di Hong Kong. Padahal, negara tersebut sebelumnya mampu dan sukses menahan infeksi dari varian Delta.
Lebih lanjut, Medical Daily menyebutkan bahwa ada peneliti yang menemukan subvarian Omicron siluman BA.2 meningkatkan risiko kematian 6 hingga 7 kali lipat dibandingkan influenza dan penyakit serupa lainnya.
Dibandingkan dengan varian virus COVI19 lain seperti alpha dan delta, risiko anak kritis dan memerlukan perawatan ICU meningkat hingga 18 kali lipat karena subvarian tersebut.
Enggak hanya meningkatnya angka kematian dan perawatan ICU, subvarian Omicron siluman BA.2 juga meningkatkan risiko anak mengalami kejang-kejang hingga 4 kali lipat dan menyebut ada risiko komplikasi parah seperti pembesaran otak, masalah pernapasan, dan baruk parah.
"Secara garis besar, subvarian Omicron siluman risiko kefatalan yang lebih tinggi pada anak-anak," tulis peneliti.
Lewat penelitian ini, para peneliti menekankan pentingnya vaksinasi bagi seluruh kelompok, termasuk kelompok risiko tinggi seperti anak-anak dan lansia.
Vaksinasi COVID-19 pada anak-anak sendiri sudah lama dimulai. Kini, anak usia di atas 6 tahun sudah bisa mendapatkan vaksin COVID-19, Bunda.
Meski begitu, pemberian vaksin perlu melihat kondisi kesehatan anak, ya. Salah satunya, apakah anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) boleh menerima vaksin COVID-19?
Dijelaskan dr. Radityo Prakoso Sp.JP(K) FIHA FAPSIC FAsCC, penyakit jantung bawaan merupakan abnormalitas pada struktur atau fungsi kardiovaskular yang ada sejak lahir. Kondisi ini dapat ditemukan sejak bayi lahir atau setelah anak sudah besar.
Gejala PJB yang sering dikeluhkan adalah sianosis (biru), berat badan sulit naik, dan menyusu terputus-putus. Bila menemukan salah satu dari gejala tersebut, Bunda bisa langsung mengonsultasikan ke dokter ya.
"Sedangkan untuk vaksinasi COVID-19, tetap dapat diberikan pada anak dengan PJB dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)," kata Radityo, dokter spesialis jantung yang praktik di Heartology Cardiovascular Center, Jakarta.
Simak penjelasan selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.
Mungkinkah anak di bawah usia 12 tahun divaksin COVID-19? Simak penjelasannya dalam video berikut ya, Bunda.
(AFN)
ATURAN VAKSIN COVID-19 BAGI ANAK DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN