Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pubertas Dini pada Anak Perempuan Marak Terjadi saat Pandemi, Ini Kata Dokter Anak

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 14 Jun 2022 04:00 WIB

Upset small schoolgirl having trustful conversation with compassionate young mother, sitting together on sofa. Wise mommy comforting soothing little child daughter, overcoming problems at home.
ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Pubertas merupakan salah satu tahapan perkembangan anak. Namun, belakangan ini, pubertas terjadi secara dini, terutama pada anak perempuan.

Menurut Prof.Dr.dr.Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), banyak pasien anak yang datang dengan keluhan tersebut selama pandemi COVID-19. Apa saja ciri-ciri pubertas dini?

"Selama pandemi ini saya banyak pasien anak yang konsul karena haid lebih cepat. Jadi sebelum10,5 tahun. Jadi ini kita anggap premature menarche atau haid dini," ujarnya dalam video yang dibagikan melalui Instagram dan HaiBunda telah diizinkan untuk mengutip, Senin (13/6/2022).

Dalam video yang dibagikannya, Prof Aman berbagi informasi mengenai pubertas dini pada anak perempuan. Pubertas umumnya terjadi pada anak perempuan antara umur 8 sampai 13 tahun, namun pubertas dini terjadi ketika anak masih belum menginjak usia 10 tahun tetapi sudah mengalami haid.

Yang menjadi perhatian adalah masalah pertumbuhan tinggi badan anak, Bunda. Ketika anak mengalami pubertas dini, maka kemungkinan untuk memiliki tubuh pendek makin besar.

"Masalah lainnya pada saat pertumbuhan payudara, tumbuh rambut kemaluan, rambut pubis dan haid, itu tinggi badan anak perempuan bertambahnya itu sekitar 16 cm sampai 24 cm. Rata-rata 20 cm," ungkap Prof Aman.

"Dan pada saat dia haid, itu nambahnya hanya sekitar 10 cm maksimal dan 1,5 tahun dia setop. Tergantung umur pubertasnya, kalau tingginya masih di bawah 130 cm nanti tingginya bisa 150 cm atau bisa di bawah itu," sambungnya.

Pesan Prof Aman, orang tua harus tahu kapan anak perempuannya mulai pubertas, yakni ketika payudaranya mulai mengeras. Lalu, apakah pubertas seiring waktu bertambah cepat?

"Data saya 2019, data haid anak-anak Jakarta itu 11 tahun 9 bulan, jadi anak obese lebih cepat memang pubertasnya," ungkapnya.

Lalu, apakah bisa dicegah? Jika sudah terjadi, bagaimana tindakan selanjutnya? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video penyebab anak susah naik berat badannya:

[Gambas:Video Haibunda]



APAKAH BISA DICEGAH

Mother using smart phone and helping daughter with homework at the table in dining room by the window

ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Kerkez

Mengutip Cleveland Clinic, kebanyakan kasus pubertas dini tak bisa dicegah, Bunda. Namun, membatasi paparan anak terhadap hormon reproduksi dari sumber luar dapat mencegah pubertas dini.

Sumber-sumber ini mungkin termasuk krim estrogen atau testosteron, losion, atau obat lain. Lalu, sebagai orang tua setidaknya bisa memperhatikan asupan makanan anak agar tidak mengalami obesitas.

Lantas, bagaimana jika anak sudah mengalaminya? Prof.Aman mengatakan bahwa nantinya anak bisa dipantau oleh dokter endokrin anak, Bunda.

Dikutip dari laman Stanford's Children, orang tua dapat membantu anak dengan memperlakukan anak seperti biasa, meningkatkan kepercayaan diri anak karena biasanya mereka malu, dan mencari konselor anak jika diperlukan lebih banyak bantuan.

Semoga informasinya bermanfaat ya, Bunda.


(aci/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda