
parenting
Dokter Ini Curiga Tinggi Anak Naik 20 Cm dalam Setahun, Ternyata Alami Precocious Puberty
HaiBunda
Sabtu, 20 Nov 2021 16:30 WIB

Tanda pubertas dini bisa dikenali dengan melihat pertumbuhan fisik anak, Bunda. Salah satunya dapat dilihat dari tinggi badan yang naik secara tiba-tiba.
Setidaknya, inilah yang dialami Celina, putri dari drg. Annisa Rizki Amalia, Sp. KGA. Di usianya yang kini menginjak 7 tahun, Celina didiagnosis precousious puberty atau pubertas dini.
Baca Juga : Fase Pertumbuhan Anak yang Normal |
Saat dihubungi HaiBunda, Rabu (17/11/21), Annisa menceritakan perubahan fisik yang dialami putrinya sebelum didiagnosis pubertas dini. Tanda awal yang dialami Celina adalah berat dan tinggi badan naik drastis, serta muncul bau badan.
"Aku pertama kali tahu Celina pubertas dini pas satu bulan lalu. Itu sebenarnya diagnosis, tapi aku juga sudah mulai ngeh dalam setahun terakhir. Tinggi badan naik mendadak sampai 20 cm, terus berat badan naik pesat dan mulai ada bentuk payudara dan bau badan," kata Annisa.
Annisa pun langsung mengambil tindakan dengan membawa anaknya ke dokter anak. Kecurigaan Annisa benar, sang buah hati memang mengalami pubertas dini.
"Tanda-tanda ini justru aku yang menyampaikan ke dokter waktu kontrol. Waktu diperiksa, itu ternyata benar kecurigaan aku dan sama dokter anak dirujuk ke dokter anak spesialis endokrin," ujar Annisa.
Sejauh ini, Celina hanya mengalami perubahan secara fisik. Pubertas dini yang dialami siswa SD kelas 2 itu tidak sampai memengaruhi kondisi psikologis dan emosinya. Menurut sang Bunda, emosi yang ditunjukkan Celina masih sama seperti anak-anak seusianya.
Celina kini menjalani perawatan medis dengan suntik analog untuk menekan hormon estrogren dalam tubuhnya. Suntik yang dilakukan setiap bulan ini diharapkan juga bisa menghambat pertumbuhan tulangnya yang berusia 11 tahun 6 bulan.
"Celina menerima suntik analog untuk mencegah hormonnya ada terus. Untuk tulang, waktu itu usia tulangnya dari pemeriksaan 11 tahun 6 bulan, jadi kemungkinan suntik analog akan berlanjut sebulan sekali sampai usianya sama dengan usia tulang," ungkap Annisa.
"Kalau hormonnya dihambat, otomatis pertumbuhan atau kematangan tulangnya akan dihambat. Tapi nanti katanya setelah suntik analog tiga bulan, akan di-review apakah butuh suntik per bulan atau tiga bulan," lanjut wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi spesialis kesehatan gigi anak ini.
Rencananya, Celina akan menjalani Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat kondisi otaknya. Menurut Annisa, anak yang mengalami pubertas dini cenderung mengalami masalah di bagian otak sebagai penghasil hormon.
"Kita juga dirujuk untuk MRI karena pingin dilihat ada masalah enggak di otaknya, karena hormon ini kan diproduksi dari kepala. Biasanya kalau anak laki-laki sering ada masalah di otaknya, tapi kalau anak perempuan jarang ada masalah. Tapi pemeriksaan harus tetap dilakukan dan kita lagi mengumpulkan mental dan biaya tentunya," katanya.
Sebagai Bunda dari anak yang mengalami pubertas dini, Annisa punya pesan nih untuk para orang tua. Ia berharap orang tua bisa mulai rutin membawa anaknya ke dokter untuk kontrol, saat melihat tanda pubertas atau tidak sama sekali.
Menurutnya, pubertas dini bisa memengaruhi perkembangan anak ke depannya. Jangan sampai anak kita tumbuh tidak sesuai dengan usianya ya, Bunda.
"Ini bukan masalah anak bisa tinggi atau tidak tinggi, tapi ini masalah emosi dan psikologi anak yang nantinya tidak sesuai usianya. Ini masalah peting untuk dipikirkan orang tua," ujar Annisa.
Dalam unggahan di Instagram Stories miliknya, Annisa juga memberikan penjelasan secara umum tentang pubertas dini yang dialami anak-anak. Simak penjelasan lengkap di halaman berikutnya ya.
Baca Juga : Alami Masa Puber, Anak Cenderung Lebih Ceroboh |
Simak juga 4 tanda anak mengalami alergi dan cara mengatasinya, dalam video berikut:
TANDA PUBERTAS DINI PADA ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
Pubertas Dini yang Dapat Ditandai dengan Tinggi Badan Anak Naik Drastis/ Foto: iStock
Dokter Annisa menjelaskan bahwa pubertas dini pada anak ditandai dengan munculnya bau badan seperti remaja, tinggi dan berat badan bertambah dengan cepat, serta terjadi breast development (pertumbuhan payudara). Tanda-tanda pubertas umumnya terjadi pada usia 10 sampai 11 tahun. Tapi pada pubertas dini, ini terjadi lebih cepat.
Pada pubertas dini, ini terjadi pada cewek (anak perempuan) di bawah 7-8 tahun, cowok (anak laki-laki) di bawah 9 tahun," tulisanya, dikutip dari Instagram @annisaramalia, Kamis (18/11/21).
Berikut tanda-tanda pubertas dini pada anak:
Anak perempuan
- Terjadi breast development sebelum usia 7-8 tahun
- Tinggi badan naik signifikan sebelum 7-8 tahun
- Mengalami menstruasi sebelum usia 10 tahun
Anak laki-laki
- Terjadi perbesaran testis atau penis sebelum usia 9 tahun
- Tinggi yang naik signifikan atau mendadak
Tanda lain adalah hair development di wajah, pubic, dan underarm. Suara anak juga mulai memberat, muncul jerawat, dan bau badan yang 'mature'.
Pertumbuhan tulang anak yang mengalami pubertas dini juga cukup pesat. Namun, karena tulang dan skeleton matang di usia yang lebih dini daripada normal, pertumbuhan tulang dapat berhenti lebih awal. Hal ini menyebabkan anak tak bisa mencapai tingginya yang full dan potensial.
"Simpelnya, growth spurt yang terjadi terlalu cepat pada anak-anak ini, mungkin membuat mereka 'awalnya lebih tinggi' saat dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Tapi, mereka juga bisa berhenti tumbuh terlalu cepat dan alhasil end up pada ukuran tinggi badan yang lebih rendah daripada seharusnya," kata Annisa.
Selain itu, pubertas dini bisa memengaruhi kondisi anak secara mental dan emosional. Anak perempuan bisa menjadi lebih moody atau mudah marah. Sedangkan, anak laki-laki bisa menjadi lebih agresif dan gairah seksnya muncul tidak sesuai usia.
Lalu apa penyebab pubertas dini pada anak? Baca halaman berikutnya.
PENYEBAB PUBERTAS DINI PADA ANAK
Pubertas Dini yang Dapat Ditandai dengan Tinggi Badan Anak Naik Drastis/ Foto: iStock
Annisa menjelaskan bahwa penyebab pubertas dini adalah dari otak. Sinyal dari otak membuat 'kelenjar pituitary' menghasilkan hormon yang menstimulasi ovarium (perempuan) dan testikel (laki-laki) untuk mengeluarkan hormon seks. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak perempuan.
Namun, penyebab pubertas dini biasanya adalah idiopatik atau tak diketahui secara pasti. Faktor keturunan hingga kondisi medis juga bisa menjadi penyebabnya, Bunda.
"Paling jarang di cowok, 5 persen karena keturunan. Ini juga bisa disebabkan karena ada masalah medis seperti tumor di otak, dll atau masalah di bawah ovarium dan ini bisa dikonsultasikan ke dokter anak," ujar Annisa.
Pilihan pengobatan pada anak dengan pubertas dini berbeda atau menyesuaikan anak dan sejauh mana pubertasnya. Saat anak didiagnosis pubertas dini, Bunda perlu memberikan pemahaman yang tepat agar anak tidak berpikir negatif terhadap kondisinya.
Berikut saran Annisa untuk para orang tua yang memiliki anak dengan pubertas dini:
- Berikan anak penjelasan sederhana, penjelasan jujur dan terbuka tentang apa yang terjadi. Jelaskan kalau 'perubahan' yang dia alami, normal bila terjadi pada anak yang usianya lebih besar atau pada remaja. Tapi, tubuh dia berkembang 'sedikit lebih cepat'.
- Karena ini bisa menjadi pengobatan yang cukup panjang waktunya, Bunda tetap perlu memberitahu anak soal perawatan dan apa saja yang mungkin terjadi sepanjang perawatan berlangsung.
- Kosultasi rutin ke dokter spesialis anak.
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
5 Ciri-ciri Pertumbuhan Tinggi Badan Anak Perempuan Berhenti, Bunda Perlu Tahu

Parenting
5 Perubahan Miss V Sesuai Usia, Dimulai dari Masa Pubertas Anak Perempuan

Parenting
Pubertas Dini: Ciri, Penyebab & Usia Mulainya

Parenting
Pubertas Dini pada Anak Perempuan Marak Terjadi saat Pandemi, Ini Kata Dokter Anak

Parenting
Ciri-ciri Pubertas Anak Perempuan dan Laki-laki, Bunda Perlu Tahu


7 Foto
Parenting
7 Potret Natarina Anak Taufik Hidayat yang Kini Beranjak Dewasa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda