PARENTING
5 Fakta Ibu di Surabaya Banting Bayinya hingga Meninggal, Akui Tak Siap Punya Anak Kedua
Annisa A | HaiBunda
Selasa, 28 Jun 2022 22:35 WIBTindak kekerasan dapat menimpa siapa saja. Bahkan, bayi yang tak bersalah kerap menjadi sasaran amukan orang tua. Seperti nasib malang yang menimpa bayi di Surabaya, Jawa Timur.
Seorang Bunda bernama Eka Sari Yuni Hartini ditangkap karena membunuh darah dagingnya sendiri. Ia tega mengakhiri nyawa bayi yang baru berusia 5 bulan.
Kasus tersebut viral di media sosial dan menuai amarah dari warganet. Pasalnya, pelaku pembunuhan bayi dinilai sangat kejam dan tidak bertanggung jawab.
Bunda, berikut ini fakta-fakta mengenai pembunuhan tragis yang menimpa bayi di Surabaya, Jawa Timur:
1. Banting dan pukul bayi hingga meninggal
Kasus pembunuhan bayi berusia 5 bulan di Jawa Timur dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Sang Bunda, mengakhiri nyawa bayi malang itu dengan cara dibanting.
Polisi yang melakukan penyelidikan kasus tersebut mengungkapkan bahwa Eka telah membunuh bayi kandungnya. Sang anak tewas karena sempat dibanting ke kasur sebanyak dua kali.
Bantingan itu, meski terjadi di atas kasur, membuat pembuluh darah bayi pecah. Hal itulah yang menjadi penyebab bayi berusia 5 bulan itu meninggal dunia.
"Di bagian kepala belakang korban keluar cairan. Dari hasil dari penyelidikan tim INAFIS, cairan itu merupakan akibat benturan di mana ada penggumpalan darah dan mengakibatkan cairan ada pemecahan pembuluh darah," kata Kapolsek Wonocolo Kompol Roycke, dikutip dari detikcom.
Bayi sempat terdiam setelah dibanting oleh sang Bunda. Namun, Eka masih merasa belum puas. Ia membalikkan tubuh korban dan memukulnya di bagian punggung dengan tangan kosong.
"Korban terdiam tidak menangis dan membalikkan tubuh korban dalam keadaan telungkup, kemudian memukul dengan telapak tangan," ujar Kapolsek Roycke.
Jatuh adalah penyebab utama cedera tidak fatal pada anak-anak dari segala usia, dan merupakan penyebab nomor satu cedera kepala pada mereka yang berusia di bawah 9 tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), seperti yang dilansir dari laman Parents.
Anak-anak di bawah usia 4 tahun adalah korban cedera kepala yang paling sering, Bunda. Atlet muda bahkan sering mengalami gegar otak ringan hingga serius. Ggar otak secara teknis adalah cedera otak traumatis (TBI).
Tak hanya tega menganiaya bayinya hingga meninggal, sang tersangka malah menelantarkan bayi tersebut dan pergi jalan-jalan untuk liburan. Baca di halaman berikutnya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga video tentang Bunda di Brebes yang tega menganiaya ketiga anaknya:

SANG BUNDA PERGI LIBURAN