parenting
Ruam Kulit pada Anak: Jenis, Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Kamis, 04 Aug 2022 10:12 WIB
Ruam kulit menjadi salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami bayi dan anak-anak. Pada kebanyakan anak, ruam kulit menimbulkan rasa tidak nyaman karena menyebabkan gatal.
Ruam kulit adalah perubahan pada tekstur dan warna kulit yang disebabkan oleh peradangan/iritasi, yang dapat disertai dengan rasa gatal dan nyeri.
Nah, karena ruam kulit ini terbagi beberapa jenis, sebaiknya Bunda mengetahui dulu apa saja macam-macamnya ya. Sehingga dapat memberikan obat dan penanganan yang tepat pada ruam kulit yang sedang dialami anak.
Jenis ruam kulit pada anak
Ruam kulit ini dapat menjadi bagian suatu penyakit atau menjadi penyakit primer misalnya pada dermatitis. Secara garis besar ada 2 kelompok penyebabnya:
- Ruam akibat infeksi, misalnya cacar, campak, roseola, flu singapura (HFMD), dan lain-lain.
- Ruam non infeksi, misalnya miliaria, ruam popok, dermatitis atopi, dermatitis kontak.
Sejauh ini, yang banyak terjadi pada anak adalah ruam non infeksi berupa ruam popok dan dermatitis atopi (alergi), Bunda.
Penyebab ruam kulit pada anak
Ruam kulit dapat disebabkan oleh faktor infeksi dan non infeksi. Ruam kulit akibat infeksi paling sering disebabkan oleh infeksi virus, namun ada juga yang disebabkan oleh infeksi jamur, tungau, dan bakteri. Sedangkan penyebab ruam non-infeksi lebih banyak dipicu oleh alergi dan akibat kontak bahan iritan.
![]() |
Gejala ruam kulit pada anak
Gejala ruam kulit yang paling jelas biasanya dapat dilihat dari perubahan struktur dan warna kulit. Kulit akan tampak kemerahan dan kadang disertai dengan beberapa bagian menjadi putih sebagai gejala yang paling mudah dikenali.
Selain itu, struktur kulit juga tidak datar, tampak ada bintik kasar, bisa berisi cairan dan nanah. Bayi atau anak juga tampak tidak nyaman, gatal, gelisah, dan rewel.
Pada ruam kulit akibat infeksi akan disertai dengan gejala lain misalnya demam, batuk, pilek, mata merah, dan lain sebagainya. Perjalanan penyakit inilah yang nantinya menentukan jenis infeksi yang terjadi, karena tiap infeksi memiliki gejala khas, Bunda.
Berikut beberapa jenis ruam kulit beserta gejalanya:
Gejala ruam kulit: campak
Pada campak, gejala ruam kulit akan diikuti dengan kemunculan beberapa hal berikut ini:
- Demam
- Batuk
- Pilek
- Mata merah
- Ruam
Berbicara ruam pada anak yang mengalami campak, biasanya akan muncul pada hari 3-4 demam dan berawal di belakang telinga. Selain itu, ruam pada campak juga bentuknya kulit kasar tidak berair.
Gejala ruam kulit: flu singapura
Anak yang mengalami flu singapura (Hand Foot and Mouth Disease) akan muncul ruam di sekitar area mulut, gusi, serta tangan-kaki. Namun untuk gejala khasnya, anak biasanya tidak akan mengalami demam yang terlalu tinggi. Anak juga masih aktif, namun tidak mau makan karena rasa nyeri di area mulut.
Gejala ruam kulit: ruam popok
Ruam popok bisa disebabkan beberapa hal, namun pada umumnya akibat terlalu lama terpapar dengan BAK/BAB di mana popok tidak segera diganti saat sudah basah. Penyebab lain adalah material popok yang tidak cocok dengan kulit bayi, pop terlalu ketat, infeksi jamur atau virus).
![]() |
Ciri anak ruam popok seperti apa?
Kemerahan pada area perlekatan popok, yaitu pada lipat paha, area genital dan anus bayi, bokong, pinggang, dan perut yang tertutup popok. Jika ruam yang terjadi berat bisa tampak luka lecet. Bayi tampak rewel dan gelisah karena gatal.
Penyebab ruam kulit pada anak
Ruam non-infeksi akan lebih sulit dideteksi karena tanda yang muncul biasanya hanya berupa kemerahan pada kulit dengan rasa gatal, tanpa disertai gejala lain.
Meski begitu, sebenarnya ada beberapa tanda khas yang bisa orang tua perhatikan. Misalnya ruam karena miliaria, biasanya muncul pada area lipatan dan tertutup yang sering berkeringat. Rasa gatalnya akan semakin jelas saat anak berkeringat.
Sedangkan pada ruam akibat alergi, tentu akan muncul saat terpapar oleh zat allergen tersebut. Ruam alergi ini gejalanya bisa hanya muncul di kulit. Namun, pada kondisi lebih lanjut bisa menyebar ke seluruh tubuh, dan ada yang sifatnya berbahaya misalnya Steven-Johnson Syndrome.
Diagnosis ruam kulit
Diagnosis ruam kulit ditegakkan dengan langsung melihat bagaimana deskripsi ruam, apakah hanya bintik merah, berisi cairan, berisi nanah atau darah, ruam melebar, dasarnya merah, putih atau menghitam.
Lalu perlu diketahui juga waktu mulai muncul ruam, lokasi awalnya, penyebarannya ke area mana. Selanjutnya dieksplorasi gejala yang menyertai ruam, yaitu durasi dan karakteristik demam, ada gejala saluran napas (batuk, pilek, dan lain-lain), perubahan pada mata, tanda-tanda kegawatan pada anak.
Perlu pula dicari tahu apakah ada paparan tertentu sebelum ruam terjadi, misalnya susu, obat-obatan, paparan serangga, perangkat kulit yang baru (misalnya sabun, sampo, pelembab kulit, dan lain-lain)
Tidak ada pemeriksaan laboratorium pasti untuk menegakkan semua diagnosis ruam kulit. Ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan pada beberapa ruam spesifik.
Salah satunya melakukan pemeriksaan kerokan kulit, jika dicurigai ruam terjadi akibat infeksi jamur atau scabies. Pada ruam akibat alergi, ada pemeriksaan darah untuk mencari penyebab alergi, namun hasilnya tidak banyak yang dapat diketahui dan sifatnya masih terbatas.
Diagnosis ruam ditegakkan dengan pemeriksaan fisik yang lengkap, dan riwayat perjalanan penyakit hingga waktu munculnya ruam yang jelas.
![]() |
Pencegahan ruam kulit pada anak
Ruam kulit pada anak bisa dilakukan dengan berbagai cara berikut:
- Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit dengan mandi teratur dan menggunakan pelembab kulit yang lembut.
- Tidak berganti-ganti alat mandi dan produk kulit dengan orang lain.
- Menggunakan pakaian yang lembut dan menyerap keringat dengan baik.
- Pada bayi gunakan diapers yang lembut dan rajin mengganti diapers, disarankan setidaknya setiap 3-4 jam sekali atau jika sudah basah.
- Vaksinasi lengkap (mencegah ruam kulit akibat infeksi, misalnya cacar dan campak).
- Menghindari kontak orang yang sedang sakit terutama ruam kulit.
Perlukah anak ruam kulit lakukan tes alergi?
Tes alergi tidak mencegah terjadinya ruam, tes ini hanya salah satu alat untuk mencari kemungkinan penyebab alergi pada anak. Tidak semua rumah sakit dan laboratorium bisa melakukannya, karena memerlukan reagen yang khusus.
Sejauh ini, ada dua metode tes alergi yang lazim dilakukan, yaitu tes cukil kulit dan tes pengambilan darah. Oleh karena membutuhkan eagen khusus, tes alergi dengan pengambilan darah memerlukan biaya yang cukup besar, Bunda.
Sedangkan biaya tes cukil kulit tidak sebesar pengambilan darah, namun pemeriksaan ini kurang nyaman untuk anak karena dilakukan beberapa tusukan pada area kulit.
Kapan anak dengan ruam kulit harus segera dibawa ke dokter?
Pengobatan ruam kulit sesuai dengan penyebabnya. Ruam kulit akibat infeksi virus biasanya akan mereda dalam 3-5 hari. Anak bisa diberikan obat pereda gejala seperti obat demam, obat batuk pilek, atau salep kulit dingin yang sifatnya menenangkan.
Jika ruam akibat alergi, sebaiknya Bunda segera hentikan pemakaian bahan atau benda yang dicurigai menyebabkan alergi. Di samping itu, pada area ruam dapat diberikan salep kulit yang mengandung steroid potensi rendah (harus dengan resep dokter). Jika alergi ringan, ruam akan menghilang setelah penyebabnya dihilangkan.
Anak harus segera dibawa ke RS jika ada tanda kegawatan anak, seperti:
- Demam tinggi
- Dehidrasi
- Anak lemas
- Ruam seluruh tubuh sehingga menyebabkan anak kesulitan bernapas, tampak bengkak pada mulut dan sekitarnya.
Semoga ruam kulit segera sembuh ya, Bunda, dan informasi ini dapat membantu Bunda memahami jenis ruam kulit yang dialami Si Kecil.
Simak juga penjelasan mengenai dermatitis atopik dalam video di bawah ini:

