PARENTING
Dampak Broken Home pada Anak, Pahami Ciri & Cara Menghadapinya
Mutiara Putri | HaiBunda
Rabu, 14 Dec 2022 21:00 WIBSetiap anak pasti ingin memiliki keluarga yang utuh seperti anak-anak lainnya. Meski begitu, ada banyak anak yang memiliki keluarga tak utuh atau broken home.
Perceraian sendiri menjadi hal yang lazim di masyarakat. Perceraian ini dapat didasari oleh beragam hal mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, hingga prinsip dan tujuan yang sudah tak sejalan.
Banyak anak-anak yang bertahan dari keluarga broken home ini. Meski begitu, tak sedikit anak yang kondisi mental dan sifatnya turut berpengaruh.
Dampak anak alami broken home
Mengutip dari akun Baby Gaga, ada beberapa dampak anak alami broken home yang bisa Bunda kenali. Simak deretannya berikut penjelasan selengkapnya:
1. Pemalu dan kurang terampil
Pemalu dan kurang terampil dalam kehidupan sosial adalah sifat umum yang dimiliki anak-anak dari keluarga yang berantakan. Ini sering terjadi pada anak yang terjebak di tengah perceraian.
Setelah bercerai, suka atau tidak, tingkat kenyamanan anak akan terpengaruh. Perubahan drastis dalam hidup Si Kecil dapat menyebabkan anak menjauh dari Bunda dan berdiam diri.
2. Kurang percaya diri
Rasa malu dan kurang percaya diri berjalan beriringan ketika anak dalam keadaan broken home akibat perceraian. Di sini, para orang tua mungkin melihat kepribadian anak perlahan mulai berubah.
Anak juga bisa menyalahkan dirinya sendiri atas perpisahan orang tuanya. Kurangnya rasa percaya diri ini akan terlihat di sekolah ketika anak tidak berkontribusi dan cenderung tak mau bersosialisasi.
3. Merasa depresi
Depresi berat adalah gangguan kesehatan mental yang serius dan dapat menyebabkan banyak hal lainnya. Pada anak, depresi bisa jadi tak tertahankan.
Perceraian yang dramatis antara Bunda dan Ayah bisa membuat Si Kecil mengalami trauma. Pada akhirnya, anak akan sulit sulit berteman dan mudah 'meledakkan' perasaan negatif.
4. Akademik menurun
Salah satu dampak negatif paling umum dari perceraian adalah pendidikan dan aktivitas akademiknya di sekolah menurun. Bukan tanpa alasan, ini karena mereka memiliki lebih banyak hal yang dipikirkan di dalam kepala.
Ada pula perasaan-perasaan yang muncul seperti khawatir, cemas, dan sedih. Ketika tak diatasi dengan baik, nilai anak akan terus menurun dan mengubah tingkah lakunya di kelas.
5. Memiliki pikiran untuk bunuh diri
Ini mungkin ekstrem dan jarang terjadi, namun benar ada kasusnya. Pikiran untuk bunuh diri bisa muncul karena anak depresi sehingga merasa segala sesuatu dalam hidupnya telah menurun.
Sekali lagi, keadaan depresi serius ini bisa sangat sulit didiagnosis dan diobati pada anak-anak. Depresi, kecemasan, gangguan suasana hati, semuanya bisa menimbulkan pikiran untuk bunuh diri.
Lantas bagaimana cara mengatasi anak yang broken home? Klik baca halaman berikutnya ya, Bunda!
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Jangan lupa saksikan juga video Kim Kardashian resmi bercerai berikut ini:

JANGAN LUPA KATAKAN CINTA