
parenting
Benarkah Jus Jambu Bisa Meningkatkan Trombosit saat DBD? Ini Jawabannya
HaiBunda
Jumat, 30 Dec 2022 18:10 WIB

Indonesia mulai dilanda musim hujan berkepanjangan, Bunda. Dalam keadaan ini, biasanya anak mudah terserang berbagai penyakit, misalnya saja demam berdarah dengue (DBD).
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit yang berkaitan erat dengan musim hujan. Pada kenyataannya, demam berdarah bisa menyerang anak di sepanjang tahun.
Penyakit demam berdarah menyerang banyak komponen di dalam tubuh, Bunda. Mulai dari komponen darah, organ kardiovaskular, hingga infeksi pada otak.
Jika tidak diatasi dengan benar, penyakit demam berdarah bisa menyebabkan kematian jika masuk ke dalam tingkat keparahan berat. Sementara itu, DBD dengan tingkat keparahan ringan tidak menyebabkan risiko kematian.
Trombosit pada DBD
Trombosit merupakan sel terkecil dari darah yang pada anak jumlah normalnya memiliki nilai 200.000 atau di atas 200.000. Namun, anak yang terserang demam berdarah memiliki trombosit rendah yakni di bawah 100.000.
Trombosit rendah ini terjadi karena adanya kebocoran di pembuluh darah ke jaringan, Bunda. Karena itu, anak yang menjalani tes darah mendapatkan hasil trombosit rendah.
Jus jambu untuk DBD
Menurut dokter spesialis anak, dr. Mira Dewita, Sp.A, jus jambu tidak bisa membantu menaikkan trombosit anak yang menderita DBD, Bunda. Pada dasarnya trombosit yang hilang akan masuk kembali ke pembuluh darah dengan sendirinya.
"Pernyataan tentang jus jambu atau sari kurma yang bisa menyembuhkan atau bantu menaikkan trombosit pada anak yang sakit demam berdarah adalah mitos atau hoaks," katanya saat berbincang dengan HaiBunda, belum lama ini.
"Trombosit yang keluar dari pembuluh darah dan masuk ke jaringan, saat fase penyembuhan trombosit akan masuk kembali ke pembuluh darah, Bunda. Trombosit yang tadinya turun akan naik kembali dengan sendirinya. Jadi, anak tidak membutuhkan obat-obatan," sambungnya.
Lantas adakah tindakan yang bisa diberikan saat anak mengalami DBD? Simak selengkapnya di laman berikutnya, ya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan lagi video tips membersihkan rumah untuk cegah demam berdarah berikut ini:
ANAK DIBERIKAN INFUS 48 JAM
Ilustrasi DBD pada anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/wckiw
Tindakan saat anak DBD
Dalam demam berdarah, terdapat fase kritis atau fase pengawasan, Bunda. Pada fase ini, anak biasanya mengalami shock sehingga dapat menyebabkan kematian.
Anak mulai masuk ke dalam fase pengawasan ketika mereka demam di hari ketiga. Saat fase ini, Bunda bisa membawa anak ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Ketika berada di rumah sakit, anak akan diberikan cairan infus. Namun, infus hanya bisa diberikan sampai 48 jam sesuai dengan arahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Masa rawat anak demam berdarah di rumah sakit tidak terlalu lama. Sesuai dari protokol penanganan anak demam berdarah dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian cairan infus dilakukan hanya dalam waktu 48 jam. Artinya, setelah 48 jam, anak tidak perlu lagi diberikan infus," kata dr. Mira.
Kondisi anak dibawa ke rumah sakit
Ada beberapa ciri yang menjadi tanda bahwa anak perlu segera dibawa ke rumah sakit saat DBD. Menurut Mira, berikut ini deretannya:
- Anak lemas
- Air seni berkurang atau tidak ada air seni
- Muntah terus menerus, bisa lebih dari 6 kali sehari
- Mengeluh sakit perut terus menerus
- BAB berdarah
- Air seni berdarah
- Muntah berdarah
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Ciri DBD pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Kapan Perlu Dibawa ke Dokter?

Parenting
Demam Berdarah Dengue Kambuh Bisa Lebih Parah Jika Antibodi Turun

Parenting
9 Gejala Demam Berdarah pada Anak, Bunda Perlu Tahu

Parenting
Gejala DBD pada Anak, Ada 3 Fase yang Penting Diketahui oleh Bunda

Parenting
Jus Jambu Bantu Sembuhkan Demam Berdarah? Simak Penjelasan Dokter


7 Foto
Parenting
7 Potret Ayah Seleb 'Ngedate' Bareng Anak Perempuannya, So Sweet Banget
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda