Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cerita Terbaru Dokter yang Anaknya Alami Pubertas Dini, Hormon Estrogen Sudah Tertahan

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Jumat, 13 Jan 2023 16:34 WIB

Caring mother calming and hugging crying upset little daughter, sitting at desk together, loving mum expressing support, comforting offended preschool girl, children psychologist concept
Ilustrasi Pubertas Dini/Foto: iStock

Tidak ada orang tua yang ingin anaknya mengalami masalah dalam masa pertumbuhannya, Bunda. Hal ini juga diinginkan oleh dokter gigi, drg. Annisa Rizki Amalia, Sp. KGA.

Beberapa waktu lalu, Annisa membagikan kisah sang anak perempuan, Celina, yang mengalami pubertas dini di usia 7 tahun. Saat bercerita dengan HaiBunda, drg Annisa mengatakan tanda awal yang terlihat adalah berat dan tinggi badan naik drastis disertai dengan bau badan.

"Aku pertama kali tahu Celina pubertas dini pas satu bulan lalu. Itu sebenarnya diagnosis, tapi aku juga sudah mulai ngeh dalam setahun terakhir. Tinggi badan naik mendadak sampai 20 cm, terus berat badan naik pesat dan mulai ada bentuk payudara dan bau badan," kata Annisa kala itu.

Bunda Annisa pun langsung mengambil tindakan dengan membawa anaknya ke dokter anak. Celina pun mendapatkan perawatan berupa suntik analog untuk menekan hormon estrogen dalam tubuhnya.

Kondisi terbaru Celina

Setelah setahun menjalani perawatan, Bunda Annisa mengungkapkan kondisi terbaru sang anak. Celine diketahui sudah menjalani MRI Kontras dan mendapatkan hasil baik.

"Jadi aku sudah lanjut MRI Kontras. MRI Kontras itu berbeda sedikit dengan MRI biasa jadi anaknya itu di-scan dua kali. Pertama tanpa dimasuki cairan, habis itu diinfus jadi ada cairan yang masuk," tuturnya pada HaiBunda, Kamis (12/1/2023).

"Dan itu alhamdulillah di cover BPJS jadi aku tuh pemeriksaan darah dulu lalu pemeriksaan MRI dan keduanya baik," sambungnya.

Lebih lanjut, Annisa juga mengungkap sang anak didiagnosa dengan Idiopathic Prekoks Puberty. Ini merupakan pubertas dini yang terjadi tanpa penyebab.

"Jadi pubertas prekoks, namun tanpa penyebab apapun jadi dia muncul saja," katanya.

Hormon Celina masih tertahan

Setelah mendapatkan perawatan, hormon Celina dikatakan masih dalam batas normal, Bunda. Meski begitu, karena Celine terus bertumbuh, usia tulangnya yang semula 11 tahun 6 bulan di usia 7 tahun, kini menjadi 13 tahun di usia 8 tahun.

"Desember kemarin, aku bone age (memeriksa usia tulang) Celina. Sebelumnya Celina itu tulangnya seperti anak usia 11 tahun 6 bulan. Tapi karena dia tetap bertumbuh dan tambah tinggi, kemarin bone age-nya dia di 13 tahun," kata Bunda Annisa.

Karena hal ini, Bunda Annisa berencana untuk menaikkan dosis obat Celina. Meski begitu, Bunda Annisa cukup senang karena hormon sang anak tetap dan tidak meningkat.

"Jadi kemungkinan besar dosis obatnya tetap dinaikkan tapi tetap nunggu hasil darahnya. Cuman kemarin aku intip hasil darahnya, hasilnya bagus tetap tertahan dengan obat yang selama ini di RSCM Kiara. Si hormonnya itu tetap tertahan, jadi enggak ada yang meningkat kayak waktu aku awal ngejalanin si prekoks puberty ini."

Merawat anak yang mengalami pubertas dini memang bukan hal yang mudah. Lantas, seperti apa tips mengatasinya? Simak selengkapnya pada laman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

[Gambas:Video Haibunda]



PAHAMI HINGGA SEMANGATI

Caring mother calming and hugging crying upset little daughter, sitting at desk together, loving mum expressing support, comforting offended preschool girl, children psychologist concept

Ilustrasi Pubertas Dini/Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Tips merawat anak yang alami pubertas dini

Pubertas dini adalah hal berbeda yang mungkin terjadi antara anak dengan teman-teman seusianya. Karena itu, akan ada banyak perubahan yang dialami oleh anak selama masa pubertasnya.

Menurut dr. Annisa, merawat anak yang alami pubertas dini bukanlah hal yang mudah. Meski begitu, lambat laun Bunda dan Ayah akan belajar bagaimana cara mengelola emosi sang anak.

"Pahami bahwa ini bukan sesuatu yang berat hanya untuk orang tua tapi juga untuk anak. Karena aku lama-lama belajar untuk mengelola emosinya Celina karena dia harus menghadapi suntik tiap bulan," ungkapnya.

"Kalau kita pasti mikirnya ya ampun tiap bulan suntik pasti biasa saja, tapi ternyata buat anak tuh sesuatu rutinitas yang cukup berat," tambah Annisa.

Banner pubertas dini

Ada baiknya untuk selalu memberikan semangat pada anak yang mengalami pubertas dini ini, Bunda. Pahami bahwa ini adalah hal baru yang ia pelajari dan ia tetap harus menerima kondisinya.

"Jadi semangati, briefing, bahwa suntik hormon tiap bulan ini untuk kebaikan dan kesehatan dia, jadi tetap support," tutur Bunda Annisa

Karena pahami saja kalau itu bukan hal yang mudah untuk anak menerima. Kemudian agar kita juga bisa berempati sama apa yang dilalui anak," pungkasnya.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda