parenting

Anak Memiliki Tulisan Jelek, Apa Pertanda Buruk? Ketahui Dulu Penyebabnya Bun

Kinan   |   HaiBunda

Minggu, 12 Feb 2023 19:10 WIB

Jakarta -

Sebagian besar anak usia sekolah dasar mengalami kesulitan dalam hal menulis. Namun, ada kondisi khusus di mana anak memiliki tulisan jelek, yang disebut sebagai disgrafia.

Dikutip dari Web MD, disgrafia adalah masalah sistem saraf yang memengaruhi keterampilan motorik halus terkait menulis. Kondisi ini dapat menyulitkan seorang anak untuk menulis.

Selain itu, anak dengan disgrafia juga kadang menggunakan kata yang tidak tepat saat hendak mengomunikasikan sesuatu. 


Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, umumnya gangguan belajar ini mulai terlihat saat anak kali pertama mengenal huruf dan tulisan.

Beberapa contoh kesulitan yang dialami misalnya menulis dengan tangan, menyusun kata-kata, menggunakan tata bahasa atau bahkan menggenggam alat tulis.

Penyebab disgrafia pada anak

Dikutip dari Healthline, jika disgrafia muncul di masa kanak-kanak, biasanya disebabkan oleh masalah pengkodean ortografis. Ini adalah aspek memori kerja yang memungkinkan anak mengingat kata-kata tertulis secara permanen, kemudian tangan atau jari bergerak untuk menulis kata-kata tersebut.

Pada anak dengan disgrafia, mereka lebih sulit merencanakan dan melaksanakan penulisan kalimat, kata, dan bahkan huruf individual. 

Jadi anak bukan tidak tahu cara membaca, mengeja, atau mengidentifikasi huruf dan kata, ya. Sebaliknya, otak anak mengalami masalah dalam memproses kata dan tulisan tersebut, Bunda.

Tanda dan gejala disgrafia pada anak

Anak-anak dengan disgrafia memiliki tulisan tangan yang tidak jelas, tidak teratur, atau tidak konsisten, seringkali dengan kemiringan, bentuk, huruf besar, dan kecil yang berbeda. Mereka juga cenderung menulis atau menyalin sesuatu dengan lambat.

Bunda mulai dapat memperhatikan adanya tanda dan gejala disgrafia saat anak kali pertama menulis. Tanda-tanda disgrafia lain yang harus diperhatikan meliputi:

  • Sulit menggenggam alat tulis
  • Sulit mengatur jarak di atas kertas
  • Sering menghapus tulisannya sendiri
  • Tidak konsisten dalam spasi huruf dan kata
  • Ejaan yang buruk, termasuk ada huruf yang 'hilang' saat menulis
  • Posisi pergelangan tangan atau posisi kertas yang tidak biasa saat menulis

Siapa yang berisiko tinggi mengalami disgrafia?

Peneliti masih mempelajari alasan mengapa beberapa anak memiliki ketidakmampuan belajar, seperti disgrafia. Namun, dipercaya bahwa ketidakmampuan belajar dapat terjadi karena efek bawaan keluarga atau terkait dengan perkembangan prenatal, misalnya seperti lahir prematur.

Anak-anak dengan disgrafia seringkali juga memiliki ketidakmampuan belajar lain. Misalnya, memiliki attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko anak mengalami disgrafia, karena rentang perhatian terkait erat dengan kemampuan menulis dan membaca.

Ketidakmampuan belajar lain yang terkait dengan disgrafia termasuk disleksia (kesulitan membaca), dan ketidakmampuan belajar bahasa lisan dan tulisan atau oral and written language (OWL). 

Gejala OWL termasuk kesulitan menempatkan kata-kata dalam urutan yang benar dalam sebuah kalimat dan kesulitan mengingat kata-kata.

Asian mother and  daughter doing homework at home. The school has been closed during coronavirus outbreak and the classes have moved to e-learning platform.Ilustrasi Bunda dan anak belajar menulis/Foto: iStock

Diagnosis dan cara mengatasi disgrafia

Mendiagnosis disgrafia umumnya memerlukan tim ahli, termasuk dokter dan psikolog atau profesional kesehatan mental lain yang terlatih di bidang gangguan belajar. 

Untuk anak-anak, bagian dari proses diagnostik mungkin termasuk tes IQ dan penilaian pekerjaan akademik. Tugas sekolah tertentu juga dapat diperiksa.

Sampai saat ini, belum diketahui ada cara mengatasi disgrafia secara total. Tindakan terapi bervariasi dari anak ke anak, bergantung pada apakah mereka memiliki ketidakmampuan belajar atau kondisi kesehatan lainnya. 

Akan tetapi, terapi okupasi diyakini dapat membantu dalam meningkatkan keterampilan tulisan tangan anak. Kegiatan terapi dapat meliputi:

  • Memegang pensil atau pulpen dengan cara khusus untuk memudahkan menulis
  • Menggambar garis 
  • Menulis dengan menghubungkan titik-titik

Jika ada ketidakmampuan belajar atau masalah kesehatan lainnya, opsi pengobatan mungkin perlu disesuaikan. Misalnya pada anak dengan ADHD, pemberian obat resep tambahan bisa jadi diperlukan. 

Apakah punya tulisan jelek jadi pertanda buruk?

Masih dipercaya bahwa anak-anak dengan disgrafia pasti akan memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Namun, dikutip dari UNESCO Mahatma Gandhi Institute of Education for Peace dan Sustainable Development, ini hanya mitos belaka.

Faktanya, anak-anak dengan disgrafia memiliki rentang kecerdasan yang sama dengan anak-anak lainnya. Mereka hanya butuh proses lebih panjang untuk dapat menuliskan di atas kertas apa yang mereka ketahui.

Demikian ulasan tentang disgrafia yang penting untuk Bunda ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT