
parenting
Apakah Anak Bayi yang Terkena Campak Boleh Mandi? Ini Kata Dokter
HaiBunda
Jumat, 10 Feb 2023 04:00 WIB

Campak adalah infeksi virus menular yang dimulai pada sistem pernapasan. Saat bayi kena campak, salah satu hal yang seringkali bikin orang tua bingung apakah boleh mandi atau tidak.
Penyebabnya, saat terkena campak tubuh anak akan terdapat ruam kulit. Ruam ini bisa bertahan hingga 7 hari dan muncul dalam 14 hari setelah terpapar virus.
Ruam pada campak biasanya muncul di bagian kepala, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dikutip dari Kids Health, campak disebabkan oleh infeksi virus.
Virus campak menginfeksi saluran pernapasan terlebih dahulu. Namun, akhirnya menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah.
Campak menyebar melalui udara dari droplet pernapasan dan partikel aerosol kecil. Orang yang terinfeksi dapat melepaskan virus ke udara ketika batuk atau bersin.
Partikel pernapasan ini juga dapat menempel pada benda dan permukaan. Si Kecil dapat terinfeksi jika bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi, seperti gagang pintu, dan kemudian menyentuh wajah, hidung, atau mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu.
Menurut dokter spesialis anak, dr Melisa Anggraeni, M.Biomed, Sp.A, kelompok usia yang rentan terkena campak adalah usia kurang dari 5 tahun dan ibu hamil.
Saat terkena campak, gejala awalnya berupa demam. Orang tua bisa memberikan pertolongan pertama untuk mengatasi demamnya terlebih dahulu, kemudian segera bawa ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Gejala campak pada anak
Tanda dan gejala campak biasanya muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Dikutip dari Mayo Clinic, gejala campak di antaranya:
- Demam
- Batuk kering
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Mata yang meradang (konjungtivitis)
- Bintik-bintik putih kecil dengan pusat putih kebiruan pada latar belakang merah ditemukan di dalam mulut pada lapisan dalam pipi
- Ruam kulit yang terdiri dari bercak besar dan rata yang sering mengalir satu sama lain
Faktor risiko campak pada anak
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seorang anak terpapar campak, tentunya ini perlu menjadi perhatian para orang tua. Berikut ulasannya:
- Belum divaksinasi. Jika anak belum mendapatkan vaksin campak, kemungkinan anak terkena campak jauh lebih besar.
- Bepergian secara internasional. Jika anak bepergian ke negara-negara di mana campak lebih sering terjadi, anak berisiko lebih tinggi terkena campak.
- Mengalami kekurangan vitamin A. Jika anak tidak memiliki cukup vitamin A dalam makanan, kemungkinan besar akan mengalami gejala dan komplikasi campak yang lebih parah.
Bolehkah mandi saat anak terkena campak?Â
Disebut-sebut saat kena campak, anak sama sekali tidak boleh mandi karena memengaruhi ruam yang dialaminya. Benarkah demikian?
Faktanya hal ini tidak benar lho, Bunda. Penderita campak tetap boleh mandi seperti biasanya.
"Diharapkan dengan menjaga kebersihan tubuh, mandi bersih dapat mengurangi komplikasi iritasi kulit yang berlebihan," ujar dr Melisa kepada HaiBunda, baru-baru ini.
Jika anak tidak mandi, dikhawatirkan keringat yang menumpuk justru dapat memicu munculnya biang keringat dan gatal-gatal.
Sementara itu untuk bekas campak yang biasanya tampak menghitam atau berbintik merah, dr Melisa menyebut biasanya akan hilang sendiri dalam 5-10 hari.
"Ini berbeda dengan bekas cacar air. Oleskan pelembap saja," pesan dr Melisa.
![]() |
Tips mandi saat anak terkena campak
Saat bayi kena campak dan ingin dimandikan supaya tubuhnya terasa lebih segar, ada beberapa tips yang dapat Bunda terapkan:
1. Gunakan air hangat
Utamakan kenyamanan anak saat Bunda hendak memandikannya. Untuk itu, gunakan air hangat atau air bersuhu suam-suam kuku supaya ia bayi tidak kedinginan.Â
Waktu mandi juga tidak perlu terlalu lama, yang terpenting semua bagian tubuhnya sudah terbasuh dengan air dan sabun.
2. Keringkan secara lembut
Saat mengeringkan tubuh bayi setelah mandi, gunakan handuk berbahan lembut. Tepuk-tepuk perlahan dan jangan digosok terlalu kencang karena bisa membuat ruamnya jadi iritasi.
3. Gunakan pakaian yang tipis
Setelah mandi, gunakan pakaian yang berbahan tipis dan lembut. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu tebal atau berlapis-lapis karena bisa membuat bayi merasa tak nyaman.
Untuk mencegah campak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berpesan agar orang tua memenuhi jadwal vaksin anak, yakni vaksin MR di usia 9 bulan, MR/MMR di usia 18 bulan, dan MR/MMR di usia 5 tahun.
Apa bedanya campak dan tampek?
Campak dan tampek menjadi dua kondisi yang sering dianggap sama, padahal nyatanya berbeda lho, Bunda. Campak termasuk penyakit berbahaya dan menular, sementara tampek atau roseola termasuk penyakit ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya.Â
Kendati demikian, bukan berarti tampek boleh disepelekan, ya.
Perbedaan tampek dan campak yang khas yakni pada waktu kemunculan ruam. Pada campak, ruam muncul saat demam mencapai puncaknya. Sementara pada tampek, ruam muncul ketika demam sudah turun.
Anak yang terkena campak biasanya juga akan mengalami keluhan batuk, pilek atau mata merah.
Demikian ulasan tentang campak pada bayi, serta perbedaannya dengan tampek. Semoga ulasan ini bermanfaat ya, Bunda.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.
(fir/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Anak Mendadak Sakit saat Liburan? Lakukan Pertolongan Pertama Ini

Parenting
Apakah Berbahaya Bayi Tidur Terus? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya Bun

Parenting
Cara Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir, Simak Angka Normal untuk Anak Laki-laki & Perempuan

Parenting
Penyakit Hernia pada Bayi: Penyebab, Cara Mengobati pada Bayi Perempuan & Laki-laki

Parenting
Amankah Parfum Bayi untuk Kesehatan Kulit Si Kecil?


7 Foto