Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Jangan Salah, Ini Beda Late Bloomer dan Speech Delay pada Anak yang Telat Bicara

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Senin, 13 Feb 2023 18:32 WIB

Penyebab dan cara mengatasi speech delay
Ilustrasi Beda Speech Delay dan Late Bloomer/Foto: iStock

Tahap perkembangan bahasa berbeda antara anak satu dengan anak lainnya. Beberapa anak mungkin akan mengalami keterlambatan bicara yang dikenal sebagai speech delay.

Tapi, tahukah Bunda tidak semua anak yang telat berbicara disebut sebagai speech delay. Namun, ada juga proses keterlambatan kemampuan bicara yang kerap disebut dengan late bloomer.

Biasanya, anak yang mengalami late bloomer tidak bisa mengucapkan kata apapun ketika ia berusia 2 tahun. Karena itu, late boomer pun kerap disamakan dengan speech delay.

Pada kenyataannya, late bloomer dan speech delay adalah dua hal yang berbeda. Untuk itu, Bunda perlu mengetahui perbedaannya agar tidak salah, ya.

Perbedaan late bloomer dan speech delay

Melansir dari berbagai sumber, ada beberapa perbedaan antara late bloomer dan speech delay, Bunda. Kalau penasaran, berikut ini deretannya:

1. Tanda late bloomer dan speech delay

Anak-anak yang mengalami late bloomer tidak hanya diketahui dari keterlambatan bicaranya saja, Bunda. Melansir dari laman Parenting Firstcry anak yang mengalami late bloomer juga mengalami beberapa kondisi lain seperti berikut:

  • Belum berguling sendiri pada usia 5 bulan.
  • Tidak bisa duduk dengan penyangga di usia 8 bulan.
  • Tidak tertarik bereksperimen dengan krayon dan tidak bisa menyuapi dirinya sendiri di usia 1 tahun.
  • Belum berjalan di usia 18 bulan.

Sementara itu, tanda anak alami speech delay umumnya terlihat pada kemampuan bahasanya. Misalnya sebagai berikut:

  • Tidak menggunakan bahasa isyarat seperti menunjuk atau melambaikan tangan di usia 12 bulan.
  • Lebih memilih isyarat daripada vokalisasi untuk berkomunikasi i usia 18 bulan.
  • Hanya bisa meniru ucapan atau tindakan dan tidak menghasilkan kata atau frasa di usia 2 tahun.
  • Hanya mengucapkan beberapa bunyi atau kata berulang kali serta tidak dapat menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi.
  • Tidak bisa mengikuti petunjuk sederhana di usia 2 tahun.
  • Memiliki nada suara yang tidak biasa seperti suara serak.

Klik baca halaman berikutnya untuk melihat perbedaan antara late bloomer dan speech delay lainnya yuk, Bunda.

Mengajari anak bicara memang dibutuhkan kesabaran. Untuk menunjang pertumbuhannya, berikan nutrisi terbaik untuk anak ya, Bunda. Seperti misalnya pemberian vitamin dan susu. Bunda mau beli produk ini? Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

Jangan lupa saksikan lagi video aktivitas yang bermanfaat untuk terapi wicara berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



PENYEBAB YANG BERBEDA

Little girl on the lesson of the development of fine motor skills in kindergarten. Playing with fingers massager as an activity for toddlers to expand sensory perception and speech skills.

Ilustrasi Beda Speech Delay dan Late Bloomer/Foto: Getty Images/iStockphoto/lithiumcloud

2. Penyebab late bloomer dan speech delay

Ada banyak faktor risiko seorang anak bisa mengalami late bloomer. Misalnya saja mereka memiliki riwayat keluarga yang terlambat bicara, gangguan bahasa tertentu, atau gangguan bahasa apapun sehingga anak berisiko lebih tinggi mengalami gangguan serupa.

Speech delay dapat mengindikasikan adanya masalah pada daerah mulut, lidah, dan langit-langit mulut, Bunda. Mengutip dari laman Healthline, kondisi ini biasanya disebut dengan ankyloglossia, yakni lidah terhubung ke dasar mulut.

Biasanya, anak akan mengalami kesulitan untuk membuat suara tertentu. Khususnya dalam huruf D, L, R, S, T, dan Z.

Banner Hari Valentine

3. Kapan harus ke dokter?

Biasanya tidak banyak yang perlu dikhawatirkan jika seorang anak lambat dalam mencapai perkembangan motorik dan bahasa. Namun, jika anak mengalami masalah pada berbagai keterampilan perkembangan atau Bunda merasa tidak nyaman, Bunda bisa bicarakan hal ini pada dokter untuk mengevaluasi.

Sementara itu, Bunda bisa menghubungi dokter ketika ucapan anak lebih sulit dipahami seiring bertambahnya usia. Bunda harus memahami sekitar 50 persen ucapan anak di usia 2 tahun, dan 75 persen di usia 3 tahun.


(mua/mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda