
parenting
35 Contoh Pantun Jenaka Berbagai Tema: Ciri & Manfaat Berpantun untuk Anak
HaiBunda
Senin, 07 Aug 2023 19:30 WIB

Bunda, Indonesia merupakan negeri yang memiliki beragam kekayaan budaya dan kesenian. Karya sastra merupakan bagian dari kekayaan yang harus kita banggakan dan kita lestarikan itu.
Pantun merupakan suatu bentuk karya sastra yang termasuk ke dalam puisi lama ini adalah salah satunya. Buku Pantun, Khasanah Sastra Klasik yang Tetap Menarik karya Suprapto, M. Pd. dan Suharsini, S. Pd., menjelaskan bahwa pantun berbahasa Indonesia (Melayu) pada mulanya berkembang di daerah Minangkabau, Sumatera Barat.
Secara pengertiannya, dikutip dari Bahasa dan Sastra di Sekolah Dasar oleh Laily Nurmalia, M.Pd, pantun adalah puisi lama yang merupakan salah cara atau seni dalam berkomunikasi yang digunakan di tempat tertentu. Pantun terikat oleh bait-bait dan setiap bait terdiri atas baris-baris.
Pantun biasanya terdiri dari empat baris atau lebih dan bersajak bersilih atau bersilang sehingga membentuk rima a-b-a-b. Baris pertama dan kedua disebut sampiran. Sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi. Jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan hingga dua belas.
Dilihat dari isinya, pantun memiliki banyak jenis lho, Bunda. Di antaranya adalah pantun agama, pantun bersuka cita, pantun berduka cita, pantun teka-teki, pantun dagang/nasib, pantun perkenalan, pantun nasihat, pantun adat, dan terakhir yang akan kita bahas bersama yaitu pantun jenaka.
Apa itu pantun jenaka?
Pantun jenaka adalah salah satu jenis pantun yang pada isinya terdapat lelucon atau candaan. Pantun jenaka bertujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya.
Terkadang juga pantun ini digunakan sebagai cara untuk saling menyindir. Diciptakannya pantun jenis ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang penuh keakraban agar lawan bicara tidak tersinggung
Ciri-ciri pantun jenaka
Tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis pantun lainnya berikut ini adalah ciri-ciri pantun jenaka dikutip dari buku Khasanah Sastra Klasik yang Tetap Menarik karya Suprapto, M. Pd. dan Suharsini, S. Pd:
- Tiap satu bait terdiri atas empat baris
- Tiap satu bait berisi kandungan atau maksud yang lengkap
- Bait berima akhir silang, yaitu a-b-a-b
- Tiap baris terdiri atas 3-5 kata atau 8-12 suku kata
- Baris pertama dan kedua merupakan sampiran pantun
- Baris ketiga dan keempat merupakan isi pantun
- Isi pantun merupakan lelucon atau sindiran
- Manfaat mengajarkan anak berpantun
Meskipun merupakan salah satu karya klasik, pantun tidak termasuk jenis puisi mati yang tidak lagi dikembangkan. Pada dasarnya, pantun merupakan sarana untuk mengungkapkan isi hati seseorang melalui seni bahasa atau sastra.
Nah, maka dari itu mengajarkan Si Kecil berpantun sesungguhnya memiliki banyak manfaat lho, Bunda. Berikut ini adalah manfaat jika Bunda mengajarkan Si Kecil berpantun:
- Mendidik Si Kecil untuk mengekspresikan dan mengungkapkan perasaan dan isi hatinya ke dalam karya sastra
- Mendidik Si Kecil untuk kreatif berkarya dan memperkaya wawasannya
- Mendidik Si Kecil agar komunikatif, berkomunikasi dengan orang lain secara tidak langsung dengan karya yang disusunnya.
- Mendorong dan memotivasi Si Kecil untuk melestarikan kesenian tanah air
15 Contoh pantun jenaka empat baris
![]() |
Nah Bunda, setelah mempelajari pengertian dan ciri-ciri dari pantun jenaka. Berikut ini adalah contoh pantun jenaka dirangkum dari buku Pantun Jenaka karya Mohamad Ali Majod:
1. Anak Jawa pulang ke Jawa
Sampai di Jawa berjual ragi
Tuan ketawa saya ketawa
Sama-sama tak ada gigi
2. Buah jering dibuat halwa
Buah tapai di tepi tingkap
Ikan kering habis ketawa
Melihat tupai membaca kitab
3. Bunga berkuntum dihembus Bayu
Buat Samir cantik warnanya
Mengapa Cik Tom tersenggih selalu?
Rupanya mempamer gigi emasnya
4. Dari lurah meniti tali
Tali bilah sebesar jari
Sudah merah inai di jari
Sayangnya nikah tak jadi
5. Hujan ganas di tengah hari
Turun menitik di atas kerusi
Buaya ganas melarikan diri
Melihat itik berbaju besi
6. Ikan keli di dalam perigi
Ikan betuk sedang bermain
Alangkah geli hatiku ini
Melihat belatuk menjemur kain
7. Kelapa puan dibuat nira
Manis rasa hampir hangit
Kalau Tuan pandai mengira
Kirakan saya bintang di langit
8. Dayang minum di tepi perigi
Cawan suasa ada di taman
Elang tersenyum di dahan tinggi
Melihat tamasya ayam di laman
9. Buah pauh di dalam botol
Rasa sedikit masamnya tidak
Dari jauh kusangka toyol
Rupanya bukit yang sudah botak
10. Anak lokan berenang ke barat
Anak sami terkena lastik
Semua ikan naik ke darat
Sungai penuh karung plastik
11. Anak beruang di hutan gelam
Panjang langkahnya berjalan laju
Mengapa keluang terbang malam?
Karena badannya tidak berbaju
12. Alangkah santunnya puteri beredar
Beredar mari diiringi bangsi
Alangkah untungnya gagak di bandar
Setiap hari minum pepsi
13. Ambil sabut kelapa puan
Bunyi merencing tambur dan gendang
Adakah patut lakumu tuan
Memasang pancing di tengah padang
14. Buah limau di dalam gayung
Buah pala di dalam baldi
Kulihat harimau pandai berdayung
Pelanduk pula jaga kemudi
15. Budak-budak lari berteduh
Berteduh di bawah kayu pelindung
Adakah tidak dikatakan bodoh
Katanya gajah tanduk di hidung
10 Contoh pantun jenaka untuk anak SD dan maknanya
![]() |
Si Kecil ada tugas sekolah menulis pantun jenaka? Tidak perlu khawatir, berikut ini adalah contoh pantun jenaka yang bisa Bunda jadikan sebagai referensi untuk tugas sekolah Si Kecil dirangkum dari buku 3100 Pribahasa & Pantun Indonesia oleh Tim Generasi Cerdas.
1. Dagang digelar laku separuh
Separuhnya lagi untuk disimpan
Susahnya punya anak sepuluh
Kalau tidur mirip sarden
Pantun tersebut merupakan sindiran konyol terhadap keluarga yang memiliki anak banyak sehingga ketika tidur berjajar seperti ikan sarden.
2. Jalan-jalan ke pinggir empang
Ketemu sendok di pinggir empang
Hati siapa tak bimbang
Situ botak minta dikepang
Pantun di atas merupakan bentuk lelucon dan candaan kepada orang yang tidak memiliki rambut.
3. Anak itik di dalam dulang
Anak angsa belajar mengaji
Siang malam asyik terbayang
Bila jumpa kenapa lari
Pantun di atas adalah lelucon untuk orang yang bertemu sesorang yang tidak sesuai imajinasinya.
4. Hujan gerimis di Kuala Lumpur
Sepeda jatuh kesenggol batu
Jangan menangis di atas kasur
Nanti kasurnya banyak kutu
Pantun di atas merupakan lelucon untuk orang yang menangis di kasur.
5. Anak buntal tergapai-gapai
Bila pasang berhanyut-hanyut
Awak bebal memandai-mandai
Ditanya orang terkentut-kentut
Pantun di atas merupakan lelucon sindiran kepada orang yang berlagak pintar.
6. Tengkawang berjalan di hutan rimba
Bermain gasing dengan si angsa
Melayang rasa di dalam jiwa
Melihat elang bermain mata
Pantun di atas bermakna lelucon dan candaan karena elang tidak mungkin bermain mata.
7. Ayam berkokok diwaktu senja
Kucing bertanduk menunggu mangsa
Janganlah kamu bermuram saja
Mari menari tarian rumba
Pantun tersebut merupakan hiburan kepada orang yang sedang sedih.
8. Anak cercap jatuh kekali
Dibawa arus mati terbuntang
Awak gagap disuruh mengaji
Membaca sebaris hari pun petang
Pantun di atas merupakan lelucon kepada orang yang bicaranya gagap.
9. Bagaimana lutung takkan berang
Anak ditinggal jatuh berdebin
Bagaimana hidung takkan kembang
Awak bebal menjadi pemimpin
Pantun tersebut bermakna sindiran kepada orang bebal yang memaksa menjadi pemimpin padahal tidak memiliki kemampuan.
10. Kalau sulit merendam pekasam
Rendamlah daun buah selasih
Kalau kulit hitam legam
Direndam setahun takkan putih
Pantun jenaka ini merupakan sindiran kepada orang yang menginginkan memiliki kulit yang putih padahal kulitnya gelap.
10 contoh pantun jenaka dua baris
![]() |
Pada perkembangannya, terdapat juga pantun modern yang secara bentuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan pantun klasik. Salah satunya adalah karmina.
Karmina atau sering juga disebut pantun kilat merupakan pantun singkat yang biasanya satu baitnya hanya terdiri dari dua baris. Berikut ini adalah contoh pantun jenaka dua baris atau karmina dirangkum dari buku Khasanah Sastra Klasik yang Tetap Menarik karya Suprapto, M. Pd. dan Suharsini, S. Pd.
1. Air telaga mulai kering
Mengelus dada kepala pusing
2. Banjir bandang air berhambur
Mikir hutang tak bisa tidur
3. Air asin penyebab karat
Sudah miskin tak bisa hemat
4. Katak hitam berbunyi nyaring
Terlihat pendiam ternyata pusing
5. Lebah penyengat tak tahu madu
Terlalu semangat tak tahu malu
6. Ada becak beroda tiga
Terbahak-bahak tak bisa baca
7. Air panas dalam termos
Orangnya cerdas kok jadi jongos
8. Air menguap karena direbus
Mari berharap yang bagus-bagus
9. Air embun di pagi hari
Terus melamun berhari-hari
10. Belalang berjajar menghabiskan daun
Terlihat belajar ternyata melamun
Nah itulah Bunda seputar tentang pantun jenaka, ciri-cirinya, dan beragam contohnya. Jangan lupa ajarkan kepada Si Kecil ya, Bunda. Semoga bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Mengenal Majas Metafora: Pengertian, Contoh, dan Jenis-jenisnya

Parenting
Pantun Jenaka: Pengertian, Ciri, dan Contoh Pantun yang Bisa Dijelaskan pada Anak

Parenting
3 Manfaat Pantun untuk Anak, Salah Satunya Mengasah Daya Ingat Otak

Parenting
23 Contoh Pantun Jenaka dan Menghibur untuk Humor Anak

Parenting
Berbalas Pantun Jenaka Bareng Si Kecil Yuk, Bun


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda