HaiBunda

PARENTING

Ketahui Disentri pada Anak: Penyebab, Ciri, dan Cara Mengobatinya

Kinan   |   HaiBunda

Senin, 06 Mar 2023 04:00 WIB
Anak rentan mengalami disentri terutama karena kurang menjaga kebersihan diri.
Jakarta -

Disentri menjadi salah satu penyakit yang umum terjadi pada anak, terutama di usia balita. Meski begitu, disentri pada anak tidak boleh diremehkan ya, Bunda.

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disentri merupakan kumpulan gejala penyakit seperti diare berdarah, lendir dalam tinja, dan nyeri saat mengeluarkan tinja. 

Jadi, diare berdarah dapat digunakan sebagai tanda kecurigaan terhadap penyakit disentri pada anak.


Penyakit ini rentan dialami oleh anak karena masih sulit untuk menjaga kebersihan, baik saat bermain maupun saat makan. Anak juga masih enggan rutin mencuci tangan ketika beraktivitas.

Jenis dan penyebab disentri pada anak

Terdapat dua jenis disentri yang diklasifikasi berdasarkan faktor penyebabnya, antara lain:

1. Disentri basiler/bakterial

Dikutip dari Healthline, disentri bakterial disebabkan oleh infeksi bakteri dari Shigella, Campylobacter, Salmonella, atau E. coli. Diare dari Shigella juga dikenal sebagai shigellosis dan ini merupakan jenis disentri yang paling umum terjadi.

2. Disentri amuba

Disentri amuba disebabkan oleh parasit bersel tunggal atau amuba bernama Entamoeba histolytic yang menginfeksi usus, dikenal juga sebagai amebiasis.

Disentri yang paling sering terjadi pada anak-anak yakni adalah disentri basiler. Selain karena infeksi bakteri, faktor lingkungan juga turut memengaruhi. Misalnya sanitasi yang buruk dan keterbatasan air bersih, serta lingkungan/tempat tinggal yang tidak higienis serta kontaminasi dari makanan dan minuman.

Ciri-ciri disentri pada anak

Seperti disebutkan sebelumnya, disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare parah dengan darah. Dalam beberapa kasus, lendir juga dapat ditemukan di tinja. Kondisi ini biasanya berlangsung selama 3 hingga 7 hari.

Gejala lain mungkin termasuk:

  • Kram atau nyeri perut
  • Mual dan muntah
  • Demam
  • Dehidrasi

Pada pemeriksaan tinja rutin, dapat ditemukan jumlah leukosit dan eritrosit yang meningkat. Menurut IDAI, nyeri perut saat buang air besar (tenesmus) seringkali tidak terlihat pada anak yang usianya lebih muda, karena mereka umumnya belum dapat menggambarkan keluhan tersebut.

Bagaimana cara mengobati dan mencegah disentri pada anak? Yuk simak di halaman berikut ini, Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

Simak juga video serba-serbi diare pada anak yang perlu diketahui:



(fir/fir)
Cara Mengobati dan Mencegah Disentri pada Anak

Cara Mengobati dan Mencegah Disentri pada Anak

Halaman Selanjutnya

Simak video di bawah ini, Bun:

Terapkan Disiplin & Mandiri, Penty Nur Afiani Ungkap Fase Tersulit Besarkan 3 Anak Laki-laki

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Tamara Tyasmara Kunjungi Makam Dante, Sang Putra yang Meninggal Tahun Lalu

Mom's Life Nadhifa Fitrina

5 Potret Ultah ke-5 Saka Anak Ussy Sulistiawaty dan Andhika Pratama, Dirayakan Sederhana Di Rumah

Parenting Nadhifa Fitrina

Manfaat Tes AMH Untuk Mengetahui Peluang Hamil di Atas Usia 30 Tahun

Kehamilan Annisa Karnesyia

Terpopuler: Momen Kimmy Jayanti Sambut Kelahiran Anak Ketiga

Mom's Life Annisa Karnesyia

15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama

Rekomendasi Produk Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

10 Faktor Risiko Penyebab Kanker Payudara, Termasuk Usia saat Pertama Kali Melahirkan

5 Potret Ultah ke-5 Saka Anak Ussy Sulistiawaty dan Andhika Pratama, Dirayakan Sederhana Di Rumah

Manfaat Tes AMH Untuk Mengetahui Peluang Hamil di Atas Usia 30 Tahun

Momen Tamara Tyasmara Kunjungi Makam Dante, Sang Putra yang Meninggal Tahun Lalu

15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK