Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Kebiasaan Penyebab Mata Malas pada Anak, Salah Satunya Baca Terlalu Dekat

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Rabu, 12 Jul 2023 20:45 WIB

Mata Malas pada Anak
Mata Malas pada Anak/ Foto: Getty Images/aldomurillo

Salah satu gangguan kesehatan mata yang terjadi pada usia anak adalah mata malas. Gangguan penglihatan yang terdapat pada salah satu mata dipicu karena saraf yang menghubungkan otak dan mata tidak berjalan cukup baik. Sebagai akibatnya, kemampuan anak untuk melihat menjadi menurun. 

Sebuah ulasan di Mayo Clinic menyebutkan, istilah medis yang menjelaskan tentang mata malas adalah amblyopia atau ambliopia. Kondisi di mana berkurangnya penglihatan pada satu mata yang disebabkan oleh perkembangan penglihatan yang tidak normal di awal kehidupan. Mata yang lebih lemah atau malas ini juga sering mengembara ke dalam atau ke luar.

Ambliopia umumnya berkembang sejak Si Kecil lahir hingga usia 7 tahun. Ini adalah penyebab utama penurunan penglihatan pada anak-anak. Jarang, mata malas mempengaruhi kedua mata.

Yuk ketahui 7 kebiasaan yang menyebabkan mata malas pada Si Kecil, Bunda. Apa saja? Yuk simak sampai selesai!

7 Kebiasaan penyebab mata malas pada Anak

Simak ulasan selengkapnya di sini:

1. Strabismus turunan

Istilah awam yang menggambarkan kondisi ini adalah mata juling. Di mana terjadi ketidakseimbangan otot pada mata. Akibatnya, saat posisi mata relaks, menjadi tidak sejajar. Kelihatannya, mata juling akan seperti melihat ke arah berlainan. Mereka memiliki kesulitan untuk memusatkan penglihatannya pada titik tertentu. 

Mata juling bisa disebabkan karena penyakit lain seperti cerebral palsy, down syndrome, campak, dan kanker mata. Namun, terdapat kemungkinan mata juling bisa turun-temurun dari anggota keluarga yang juga memilikinya. Cara kerja mata pada pengidap strabismus akan membentuk ambliopia.

2. Menonton atau membaca terlalu dekat

Merujuk dari Buku Kontroversi 1010 Mitos Kesehatan, dr. Florentina R. Wahjuni, menjelaskan hal yang menjadi masalah dalam aktivitas membaca adalah jarak baca yang cenderung terlalu dekat.

Sementara Rina Ulwina dan Esti Nurelysa dalam Buku Indonesia Membaca (2019), menjelaskan bahwa jarak yang ideal antara mata dengan tulisan saat membaca buku adalah 25-30 cm. Dengan jarak tersebut, mata seseorang dapat membaca tulisan di dalam buku dengan mudah. Lensa mata menjadi tidak perlu berkontraksi terlalu keras untuk dapat membaca tulisan. 

Jika anak-anak membaca buku dengan jarak kurang dari atau lebih dari 30 cm, mata otomatis akan bekerja dengan lebih keras sehingga mudah lelah dan malas. 

3. Terlalu sering kena paparan sinar UV

Radiasi sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang 100-400 nanometer. Sinar ultraviolet memiliki energi besar, tak terlihat, dan dapat menimbulkan kerusakan. Salah satunya adalah katarak pada anak.

Katarak bisa menyebabkan mata malas yang terjadi pada salah satu mata sehingga ada satu mata yang terganggu dan satu mata yang normal.

Tidak berlebihan jika kita semua  diperingatkan banyak pihak agar melindungi dari paparan sinar UV secara langsung. Jika untuk melindungi kulit kita dianjurkan mengenanakan sunscreen, untuk kesehatan mata anak, bisa Bunda konsultasikan terlebih dahulu ke dokter ya. 

4. Luka pada mata

Beberapa faktor dari dalam yang bisa menyebabkan kornea rusak adalah infeksi, kelainan degenerasi, bertambahnya umur, kelainan bawaan, jaringan yang menipis dengan sendirinya, autoimun, bahkan bekas operasi katarak.

5. Kelahiran prematur

Kelahiran prematur bisa menjadi pemicu kelainan organ pada bayi yang dilahirkan. Sebab logikanya, bayi yang lahir saat belum memasuki usia lahir, organ tubuhnya belum terbentuk sempurna. Termasuk, bisa jadi pada organ matanya. Hal ini bisa menyebabkan juga Si Kecil mengalami mata malas.

6. Gangguan pada perkembangan

Sejak berada dalam kandungan hingga telah lahir, Si Kecil terus bertumbuh kembang tanpa henti. Pada masa itulah, bisa saja terjadi gangguan pada perkembangannya. Gangguan perkembangan Si Kecil bahkan bisa terjadi sejak dalam masa kandungan. 

Untuk itu, Bunda hamil dianjurkan untuk memperbaiki asupan nutrisi, gaya hidup, dan kebiasaan sehat lainnya agar Si Kecil bisa terlahir sempurna. 

7. Faktor genetik

Dalam banyak referensi disebutkan, bahwa di antara semua penyakit yang bisa saja dialami oleh setiap orang, terdapat penyakit keturunan. Yakni suatu penyakit kelainan genetik yang diwariskan dari orangtua kepada anaknya. Namun ada orangtua yang hanya bertindak sebagai pembawa sifat (carrier) saja dan penyakit ini baru muncul setelah dipicu oleh lingkungan dan gaya hidupnya.

Seperti dikutip dari International Bioscience, ada beberapa penyakit keturunan yang sangat serius karena bisa diturunkan pada generasi berikutnya. Orangtua yang memiliki gen penyakit turunan, sebaiknya segera memeriksakan anaknya.

Sangat disarankan bagi Bunda untuk melakukan tes kesehatan secara berkala, agar dapat diketahui Bunda mempunyai potensi penyakit apa saja hingga bisa dilakukan upaya pencegahan ataupun pengobatannya. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda