Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bagaimana Seharusnya Orang Tua Bersikap Ketika Anak Dibully? Ini Saran Psikolog

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Selasa, 18 Jul 2023 19:55 WIB

Ilustrasi Anak Menjadi Korban Bully
Ilustrasi Anak Menjadi Korban Bully/Foto: iStock

Ada banyak peristiwa pada anak yang mungkin tidak Bunda ketahui, termasuk perundungan atau bullying. Lantas, apa yang harus Bunda dan Ayah lakukan ketika anak menjadi korban?

Bullying merupakan suatu kejadian tidak menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, Bunda. Biasanya, di dalamnya terdapat struktur seperti senioritas dan junioritas, dominan dan tidak dominan, hingga atasan dan bawahan.

Menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga, Sani Budianti, S.Psi, Psi, bullying umumnya terdiri dari berbagai macam jenis, mulai dari verbal, psikologi, fisik, seksual, finansial, hingga cyber bullying. Meski begitu, apapun jenisnya, bullying tetap berdampak pada psikologis korban.

"Apapun bentuk bullying itu bisa berakibat secara psikologis pada korban. Bisa stres yang berkepanjangan, depresi, menurunkan akademis, emosi sosial yang berubah, jadi menarik diri, kemudian pembentukan konsep diri yang negatif. Jadi apapun jenis bullying itu bisa berakibat fatal pada korban," ungkapnya ketika diwawancarai HaiBunda, Jumat (14/7/2023).

Faktor anak menjadi pelaku bullying

Anak yang menjadi pelaku bullying tidak lantas menjadi perundung tanpa adanya faktor pendorong. Sani mengatakan beberapa faktor yang mungkin memengaruhi adalah anak ingin membuktikan diri dan menjadi dominan dalam suatu situasi.

"Biasanya untuk membuktikan diri, mendominasi suatu situasi. Ada manfaat dari bully baik itu secara kekuasaan atau kepuasan secara material," katanya.

Selain itu, kurangnya kematangan emosi juga menjadi salah satu faktor mengapa anak mem-bully temannya, Bunda. Terlebih jika mereka tidak memiliki nilai-nilai positif yang bisa dianut dalam keluarga maupun kelompok.

"Jadi yang mendorong itu adalah kurangnya kematangan emosi atau penyaluran emosi yang kurang baik, sehingga mendorong seseorang menjadi pelaku. Apalagi tidak ada nilai-nilai positif yang dianut di keluarga atau nilai kelompok yang dianut sehingga mendorong seseorang menjadi pem-bullying," jelas Sani.

Lantas, bagaimana sikap Bunda dan Ayah ketika anak menjadi korban bullying? Simak penjelasannya pada laman berikutnya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


BERKOMUNIKASI DENGAN PIHAK TERKAIT

Ilustrasi Anak Menjadi Korban Bully

Ilustrasi Anak Menjadi Korban Bully/Foto: iStock

Sikap orang tua ketika anak menjadi korban bullying

Menurut Psikolog Sani, ada beberapa hal yang bisa Bunda dan Ayah lakukan ketika mengetahui anak menjadi korban bullying. Berikut ini deretannya:

1. Kenali perubahan pada anak

Hal pertama yang harus Bunda dan Ayah lakukan adalah kenali terlebih dahulu perubahan dalam diri anak. Misalnya saja anak menjadi lebih murung, tidak mau berteman, bahkan sering menangis secara tiba-tiba.

"Tentunya orang tua harus melihat dulu perubahan dari perilaku anak, emosi anak, atau situasi hati anak. Bisa dilihat dari pengamatan," tutur Sani.

"Misalnya ketika anak sering murung, tidak mau berteman, ke sekolah dia enggan, mengurung diri di dalam kamar, tidak nafsu makan, sering menangis tiba-tiba, itu juga bentuk deteksi awal korban bullying," sambungnya.

Banner Tahun Baru Islam

2. Tenangkan

Setelah meyakini anak menjadi korban bullying, Bunda dan Ayah tentu harus menenangkan dan mengakomodir perasaan anak terlebih dahulu. Jangan sampai Bunda menghakimi atau menyalahkan anak.

"Tentunya mengakomodir dulu, mengakomodir perasaan anak. Diberikan rasa aman dahulu. Jadi jangan tiba-tiba men-judge atau menyalahkan anak," jelas Sani.

3. Berkomunikasi dengan pihak terkait

Ketika anak sudah mulai tenang, Bunda bisa meminta mereka untuk merunutkan peristiwa dari awal. Setelahnya, segera berkomunikasi dengan pihak yang terlibat baik sekolah maupun orang tua murid.

"Setelah anak tenang, baru kita runtut peristiwanya kemudian kita berkomunikasi dengan institusi yang terlibat. Entah itu sekolah, entah itu orang tua murid, atau sampai ke pihak yang berwajib," kata Sani.

Jangan lupa intip juga video jenis cyber bullying dan cara mengatasinya berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda