
parenting
Kata Dokter soal Terapi Garam Anak Nikita Willy, Efektifkah Cegah Dampak Polusi Udara?
HaiBunda
Kamis, 24 Aug 2023 15:15 WIB

Baru-baru ini Nikita Willy terlihat mengajak sang anak, Issa Xander Djokosoetono, untuk melakukan salt therapy atau terapi garam. Kira-kira seperti apa pendapat dokter terkait terapi ini untuk mengatasi dampak polusi udara?
Dilihat pada laman Instagram Stories-nya, Nikita menyebut bahwa terapi garam ini bisa membantu menyerap racun, alergen, hingga partikel udara yang tidak baik dari saluran pernapasan. Dengan begitu, seluruh racun dan alergen pun akan hilang dari tubuh.
"Issa sedang tidak batuk atau pilek, tapi karena udara Jakarta sedang tidak bagus jadi aku coba seminggu sekali melakukan salt therapy karena saat anak menghirup garam, hal itu akan membantu menyerap racun, alergen, dan partikel udara yang tidak baik lainnya dari saluran pernapasannya sehingga menghilangkannya dari tubuh," jelas Nikita dikutip akun @nikitawillyofficial94.
Kata dokter soal terapi garam
Menurut dokter spesialis anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, terapi garam yang kerap dikenal sebagai haloterapi ini merupakan bentuk alternatif pengobatan yang melibatkan paparan individu terhadap partikel-partikel garam halus di udara, Bunda. Hal ini biasanya dilakukan di lingkungan yang disebut ruangan garam atau gua garam.
Nantinya, gua atau ruangan garam ini akan diisi dengan partikel-partikel garam. Kemudian, mereka yang melakukan terapi dapat menghirup partikel tersebut.
"Ini (terapi garam) biasanya dilakukan di lingkungan yang disebut ruangan garam atau gua garam, di mana udara diisi dengan partikel-partikel garam yang dapat dihirup oleh individu yang berada di dalamnya," ungkapnya pada HaiBunda, Rabu (23/8/2023).
Manfaat dan efektivitas terapi garam menurut dokter
Dokter Dian menjelaskan, terapi garam memiliki berbagai macam manfaat untuk anak. Misalnya saja untuk meningkatkan fungsi paru-paru hingga membantu kondisi pernapasan.
"Manfaat potensial terapi garam meliputi meningkatkan fungsi paru-paru, mengurangi peradangan, dan membantu kondisi pernapasan. Namun, bukti ilmiah tentang efektivitasnya terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut," jelasnya.
Tak hanya itu, Dian turut menyebut bahwa terapi ini belum pasti apakah bisa menyerap alergen dan racun karena tidak adanya bukti ilmiah yang mendukung. Namun, terapi ini kerap dikaitkan dengan efek anti-inflamasi.
" Gagasan bahwa terapi garam dapat menyerap alergen dan racun tidak didukung dengan baik oleh bukti ilmiah. Manfaat terapi garam lebih banyak dikaitkan dengan efek anti-inflamasi dan mukolitik yang potensial. Frekuensi sesi terapi dapat bervariasi, tetapi biasanya dilakukan beberapa kali seminggu selama jangka waktu tertentu," tutur dokter yang berpraktik di RS Kenak Medika Gianyar Bali ini.
Lantas, usia berapa anak mulai diperbolehkan melakukan terapi ini? Simak selengkapnya pada laman berikutnya, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TIPS SAAT MEMPERTIMBANGKAN TERAPI GARAM
Ilustrasi Terapi Garam/Foto: Getty Images/iStockphoto/Detry26
Usia anak diberikan terapi garam
Dokter Dian mengungkapkan bahwa terapi garam bisa dipertimbangkan untuk anak-anak mulai usia sekitar 1 tahun ke atas, Bunda. Meski begitu, Bunda tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak.
"Terapi garam umumnya dapat dipertimbangkan untuk anak-anak mulai dari sekitar usia 1 tahun ke atas. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak sebelum memulai terapi baru, terutama untuk bayi, untuk memastikan keamanan dan kesesuaian," paparnya.
Tak hanya itu, Dian juga menegaskan bahwa terapi ini aman untuk mengatasi polusi udara. Dengan catatan, garam tidak ditelan ya, Bunda.
"Aman (untuk mengatasi polusi udara) tapi bukan garamnya ditelan ya. Seringkali pasien kira ini nelan garam (proses terapi dengan makan garam). Yang penting harus sesuai dengan poin sebelumnya (berkonsultasi dengan dokter anak)," imbuhnya.
Tips saat melakukan terapi garam
Selain berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, ada beberapa tips yang perlu dilakukan ketika Bunda mempertimbangkan terapi garam. Berikut ini deretannya:
1. Teliti memilih pusat terapi
Menurut Dian, salah satu hal yang perlu diperhatikan saat mempertimbangkan terapi garam adalah teliti dalam memilih tempat terapi, Bunda. Terlebih jika Si Kecil memiliki kondisi kesehatan sebelumnya.
"Teliti dan pilih pusat terapi garam yang terpercaya dan mengikuti standar kebersihan dan keselamatan," katanya.
2. Ikuti frekuensi dan durasi terapi
Bunda perlu mengikuti frekuensi dan durasi terapi garam. Pastikan durasinya sudah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan.
3. Pantau respons anak
Jangan lupa untuk terus memantau respons anak ketika melakukan terapi. Diskusikan segala kekhawatiran yang Bunda rasakan dengan dokter anak. Ingatlah bahwa terapi ini hanya sebagai pelengkap dan bukan pengganti pengobatan.
"Pantau respons anak Anda terhadap terapi dan diskusikan segala kekhawatiran dengan dokter anak. Ingatlah bahwa terapi garam sebaiknya menjadi pelengkap, bukan pengganti, pengobatan medis konvensional," ujar Dian.
Simak juga video tips jaga udara bersih di sekitar anak berikut ini:
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Nikita Willy Ajak Baby Issa Terapi Garam, Ternyata Ini Alasannya Bun

Parenting
Polusi Udara Sebabkan Anak Rentan Terkena ISPA? Ini Faktanya Menurut Dokter

Parenting
Kata IDAI soal PJJ untuk Anak Sekolah Demi Atasi Polusi Udara di Jakarta

Parenting
Warning! Dokter Sebut Polusi Udara di Jabodetabek Sebabkan Anak Batuk Terus

Parenting
Cara Tepat Lindungi Anak dari Bahaya Polusi Udara


5 Foto
Parenting
5 Potret Issa Anak Nikita Willy di Taman Safari, Jempolnya Sempat Termakan Rusa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda