HaiBunda

PARENTING

Jadwal Imunisasi Anak 0-24 Bulan, Rotavirus Vaksin Pencegahan Diare Berat Termasuk

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 20 Sep 2023 17:10 WIB
Jadwal Imunisasi Anak 0-24 Bulan, Rotavirus Vaksin Pencegahan Diare Berat Termasuk/ Foto: iStock

Mendapatkan imunisasi merupakan hak anak yang perlu dipenuhi untuk mendapatkan kesehatan dalam jangka pendek maupun panjang. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI bahkan membuat jadwal imunisasi bagi anak mulai dari usia 0 sampai 24 bulan.

Lalu mengapa imunisasi begitu penting?

Mengutip laman resmi Kemenkes RI, konsep imunisasi adalah menyuntikkan virus yang telah dilemahkan ke tubuh bayi agar tubuhnya menyesuaikan dan membentuk antibodi alami untuk menyerang balik virus tersebut. Jadi, ketika anak sudah dewasa dan terpapar virus sejenis, tubuhnya telah memiliki sistem pertahanan yang memadai.


Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), imunisasi adalah komponen kunci dari layanan kesehatan primer dan merupakan hak asasi manusia yang tidak dapat disangkal. Ini juga merupakan salah satu investasi kesehatan terbaik.

"Sampai saat ini, imunisasi setidaknya bisa mencegah 3,5 sampai 5 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, batuk rejan, influenza, dan campak," tulis WHO dalam laman resminya.

Imunisasi, khususnya pada anak-anak, dapat diberikan sesuai usianya. Sebelum mendaftarkan anak imunisasi di fasilitas kesehatan, ada baiknya Bunda mengetahui manfaat dan waktu tepat pemberiannya.

Jenis imunisasi yang diberikan pada anak

Berikut 13 jenis imunisasi yang dapat diberikan ke anak, beserta manfaatnya:

1. Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit yang perlu dicegah sebab berbahaya karena menyasar fungsi hati, dan hingga saat ini belum ditemukan pengobatan yang paling ampuh. Idealnya, bayi yang baru berusia 24 jam sudah bisa diberikan vaksin Hepatitis B. Vaksin Hepatitis B terdiri dari 4 dosis. Setelah dosis vaksin pertama, akan dilanjutkan dengan jeda sebulan, yakni bulan ke-2, dan dilanjut di bulan ke-4, lalu terakhir ke-6.

2. Polio

Saat anak berusia sebulan, vaksin polio dapat diberikan. Penyakit polio berpotensi menimbulkan kelumpuhan. Vaksin ini diberikan melalui mulut (OPV) maupun suntikan (IPV).

3. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)

Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penyakit tuberkulosis supaya kesehatan paru-paru anak tetap terjaga. Imunisasi ini bisa diberikan saat usia anak 2-3 bulan.

4. DTP (Difteri, Tetanus, dan Pertusis)

DTP merupakan akronim dari difteri, tetanus, dan pertusis. Vaksin bisa diberikan pada bayi berusia 2-4 bulan dengan jeda pemberian 1 bulan.

5. Hib (Haemophilus influenzae type b)

Tersedia vaksin yang dapat membantu mencegah penyakit Haemophilus influenzae tipe b atau Hib. Haemophilus influenzae tipe b dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi yang biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, namun bisa juga menyerang orang dewasa dengan kondisi medis tertentu. Vaksinasi Hib dianjurkan untuk semua anak di bawah usia 5 tahun, dan biasanya diberikan kepada bayi mulai usia 2 bulan. 

6. PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)

Vaksinasi PCV dapat melindungi Si Kecil dari infeksi pneumokokus. Bakteri penyebab infeksi ini menyebar melalui kontak orang ke orang dan bisa menyebabkan infeksi serius, seperti pneumonia, infeksi darah, dan meningitis bakterial. Menurut IDAI, vaksin PCV disuntikan intramuskular pada usia 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada usia 12-15 bulan.

Jika belum diberikan pada usia 7-12 bulan, maka PCV diberikan 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan dan booster pada usia 12 -15 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum diberikan usia 1-2 tahun, maka PCV diberikan 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada usia 2-5 tahun, maka PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, dan PCV13 diberikan 1 kali. Untuk anak di atas 5 tahun yang berisiko tinggi infeksi pneumokokus dan belum pernah mendapat vaksin PCV, sangat direkomendasikan mendapat 1 dosis PCV13. Program imunisasi nasional PCV dengan jadwal usia 2, 3 dan 12 bulan.

7. Rotavirus

Mengutip laman IDAI, angka kejadian kematian diare masih tinggi di Indonesia, Bunda. Untuk mencegah diare karena rotavirus, digunakan vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam. Pertama Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian pertama pada usia 6-14 minggu dan pemberian ke-2 setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal pada usia 8 bulan.

Kedua, Rotarix diberikan 2 dosis: dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan). Apabila bayi belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi keamanannya.

10. MR dan MMR

Vaksin MR berfungsi untuk mencegah campak dan Rubella disuntikkan subkutan mulai umur 9 bulan, dosis kedua umur 15-18 bulan, dosis ketiga umur 5-7 tahun.  Bila sampai usia 12 bulan belum mendapat MR, maka dapat diberikan MMR mulai usia 12–15 bulan, dengan dosis kedua pada usia 5 sampai 7 tahun. MMR berfungsi untuk mencegah gondongan, campak, dan rubella. Sementara MMR yang diberikan pada usia 2 tahun atau lebih untuk mengurangi risiko kejang demam.

11. Hepatitis A dan Tifoid

Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada anak usia lebih dari 2 tahun. Imunisasi hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Sedangkan, imunisasi tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun, dan diulang setiap 3 tahun. Vaksin tifoid merupakan vaksin polisakarida, sehingga hanya diberikan untuk anak di atas usia 2 tahun.

12. Varisela

Vaksin varisela atau vaksin cacar air diberikan pada anak di atas usia 1 tahun, sebanyak 1 kali. Untuk anak berusia di atas 13 tahun atau pada dewasa, diberikan 2 kali dengan interval 4-8 minggu. Apabila terlambat, vaksin ini dapat diberikan kapan pun saat pasien datang, karena imunisasi ini bisa diberikan sampai dewasa, Bunda.

13. JE (Japanese Enchepalitis)

Vaksin JE berguna untuk mencegah penyakit Japanese Enchepalitis. Vaksin ini disuntikkan subkutan atau di kulit.

Untuk anak yang tinggal di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis selama 1 bulan atau lebih, dosis pertama dapat diberikan mulai usia 9 bulan. Sementara, dosis penguat (booster) untuk yang tinggal di daerah endemis diberikan 1-2 tahun kemudian untuk perlindungan jangka panjang.

Kapan jadwalnya? Simak di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(Asri Ediyati/ank)
JADWAL IMUNISASI ANAK USIA 0-24 BULAN

JADWAL IMUNISASI ANAK USIA 0-24 BULAN

Halaman Selanjutnya

Simak video di bawah ini, Bun:

Kenali Imunisasi Ganda untuk Cegah Penyakit Campak pada Anak

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Potret Jo Yuri, Pemeran Player 222 di Squid Game yang Aslinya Mantan Member Girlgroup

Terpopuler: Deretan Artis Indonesia Ganti Profesi saat Pindah ke Luar Negeri

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK