PARENTING
7 Kalimat Pantang Diucapkan Orang Tua ke Anak, Bikin Tidak Cerdas dalam Pelajaran & Emosional
Nazla Syafira Muharram | HaiBunda
Sabtu, 04 Nov 2023 04:00 WIBBunda pasti setuju kalau menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Sering kali kita melakukan kesalahan kepada anak seperti mengucapkan kalimat yang sebenarnya tidak boleh dikatakan.
Kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan orang tua pada anak dapat memberikan pengaruh cukup besar terhadap tumbuh kembang Si Kecil. Tak terkecuali, memengaruhi kecerdasan anak secara emosional maupun akademiknya.
Bunda dan Ayah sering kali tidak sadar mengatakan kalimat yang pantang diucapkan lantaran dipicu berbagai faktor. Misalnya saja, adanya tekanan sosial hingga trauma masa lalu. Untuk itu, orang tua perlu mengenali penyebabnya agar mampu mengontrol ucapan tidak pantas ke anak.
Penting pula untuk orang tua menyadari bagaimana penggunaan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi dengan anak. Dengan memahami pentingnya kalimat-kalimat yang tidak seharusnya diucapkan orang tua, maka akan terbentuk pula lingkungan yang positif untuk mendukung kecerdasan anak dalam pelajaran dan emosionalnya.
Nah, lantas apa saja kalimat-kalimat yang tidak boleh diucapkan oleh orang tua? Berikut ini beberapa penjelasan terkait kalimat-kalimat tersebut dilansir dari laman CNBC Make It dan berbagai sumber.
7 Kalimat pantang diucapkan orang tua ke anak, bikin tidak cerdas dalam pelajaran & emosional
Berikut ini terdapat beberapa kalimat yang tidak boleh diucapkan oleh orang tua yang dapat mempengaruhi kecerdasan otak dan emosional. Simak ya, Bunda.
1. "Kamu menjadi sangat buruk"
Ketika anak sedang dalam masa kehilangan rasa percaya diri, tentunya hal ini menimbulkan kecemasan, emosional, putus asa, dan sebagainya. Namun, perlu diingat bahwa hal tersebut sama sekali tidak menjadikannya sebagai anak yang buruk, hanya sedang berada di fase krisis identitas, Bunda.
Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, krisis identitas tersebut dapat menyebabkan rasa malu yang semakin menjalar ke semua aspek kehidupan anak. Hal ini juga dapat berpotensi menimbulkan masalah kesehatan mental.
Oleh sebab itu, jika anak merasa dalam kondisi terburuknya, cobalah untuk tidak menuduhnya dengan kalimat-kalimat buruk. Bunda bisa mengganti kalimat yang berkaitan dengan sisi emosional dengan bahasa yang lebih baik lagi seperti, "Bunda lihat kakak sedang merasa frustasi. Apakah Bunda bisa tahu apa yang sedang terjadi?".
2. "Kamu bereaksi dengan berlebihan"
Walaupun Bunda merasa tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Si Kecil, Bunda perlu memperhatikan perasaan anak saat menyampaikannya. Alangkah baiknya Bunda memberikan jeda kepada diri sendiri untuk memproses apa yang dikatakan oleh anak, sehingga perasaan Bunda akan jauh lebih terkendali.
Bunda juga bisa menjaga kontak mata dan memperhatikan bahasa tubuh. Hal ini karena anak-anak seringkali lebih pandai membaca isyarat non-verbal dan cenderung menjadi diam jika anak merasa tidak aman untuk bicara.
Nah, jika Bunda berada di posisi ini, daripada mengatakan bahwa perasaan yang dirasakan oleh anak berlebihan, lebih baik kalimat tersebut diganti dengan, "Bunda butuh waktu untuk memproses pembicaraan ini, istirahat sejenak lalu lanjutkan obrolan nanti."
3. "Itu tidak sulit. Kamu akan bisa mengatasinya"
Jika Bunda mengatakan kepada Si Kecil bahwa mereka akan "bisa mengatasinya", maka hal ini dapat mematahkan pengalaman anak. Hal ini dapat membuatnya merasa tidak nyaman karena memiliki emosi yang normal layaknya seorang manusia.
Kemungkinan besarnya, anak akan berpikir bahwa ada yang salah dari dirinya karena memiliki perasaan-perasaan tersebut. Maka dari itu, sebagai orang tua, Bunda bisa mencoba untuk mengkomunikasikan perasaan anak terkait dengan suatu hal.
Berikan tanggapan dengan rasa ingin tahu dan perhatian. Selain itu, alih-alih menolak perasaan anak, Bunda bisa mengatakan, "Mungkin terdengar sulit, tapi adik bisa melakukannya, dan ada yang bisa Bunda lakukan untuk membantu?".
4. "Berhenti menangis!"
Menangis merupakan mekanisme neurobiologis yang dapat membantu untuk mengatasi energi yang telah terpendam dan terakumulasi dalam pikiran, otak, dan tubuh. Selain itu, dengan menangis dapat mencegah adanya penekanan emosi serta jauh lebih bisa menjaga kondisi kesehatan mental.
Alih-alih menyuruh Si Kecil untuk berhenti menangis, Bunda bisa mencoba memberikan pengalihan lainnya seperti, berjalan-jalan, melakukan aktivitas seru yang tidak berhubungan dengan permasalahan, dan lainnya. Hal ini berguna agar anak jauh lebih terbuka tentang apa yang sedang dialaminya.
Dengan memberikan kenyamanan pada Si Kecil, tentunya Bunda telah menyelamatkannya dari perasaan yang menumpuk dari waktu ke waktu. Bunda juga bisa mengatakan kepada Si Kecil seperti, "Apakah adik dan kakak ingin berjalan-jalan atau berkendara?".
5. "Karena saya bilang begitu"
Apabila Bunda hendak menetapkan suatu batasan sebagai orang tua terhadap anak, maka Bunda juga harus memberikan alasan yang tepat agar Si Kecil jauh lebih memahaminya. Jika Bunda tidak memberikan penjelasan, anak bisa merasa penasaran dan membuatnya kebingungan.
Hal itu dapat berakibat pada keingintahuan yang tinggi, sehingga menyebabkan anak mencari sosok orang dewasa di dalam hidupnya untuk membantu memahami sesuatu yang tidak diketahuinya. Daripada Bunda hanya memberikan batasan yang berupa perintah, alangkah baiknya menjadikan momen ini untuk mengajarkan terkait persiapan diri anak dalam menghadapi masa depan kelak dengan lebih baik.
Sebagai contohnya, Bunda bisa menggunakan kalimat yang halus beserta alasannya ketika melarang anak melakukan sesuatu. Misalnya saja mengucapkan kalimat, "Bunda tidak ingin kalian memanjat pohon karena itu berbahaya, bisa menyebabkan jatuh dan melukai diri."
6. "Kenapa kamu enggak juara kelas?"
Menurut pandangan ahli, pada dasarnya otak diprogram untuk berprestasi di saat waktu dan tempat yang tepat. Dengan kata lain, apabila anak-anak mengalami kesulitan, bukan berarti mereka tidak ingin berprestasi, tetapi karena memang belum mampu, Bunda.
Dalam artian lain, masalah utama yang terjadi pada anak-anak bukan karena mereka kurang dalam memahami pelajaran. Hal ini terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara ekspetasi Bunda sebagai orang tua dan kemampuan anak.
Oleh sebab itu, cobalah untuk memahami minat dan bakat anak serta tidak memaksakan kehendak Bunda. Sebagai contohnya, jika anak senang bermain video game, alih-alih melarangnya, Bunda bisa mengatakan, "Menurut Bunda, sepertinya kamu sangat suka bermain video game. Boleh tidak Bunda tahu kenapa kamu sangat suka main game? Coba ceritakan ke Bunda."
7. "Kamu tidak sopan!"
Salah satu kebiasaan buruk yang seringkali dilakukan oleh orang tua adalah mengambil kesimpulan sendiri mengenai perilaku anak berdasarkan rasa ketidakamanan pribadi orang tua, bukan memahami apa yang dirasakan oleh anak.
Pada dasarnya, pendekatan secara emosional merupakan pendekatan yang paling berpengaruh bagi orang tua ketika menghadapi situasi atau kondisi yang dialami oleh anak. Bunda bisa bertanya atau mendengarkan apa yang sedang dirasakan oleh anak seperti, "Bunda lihat kamu dapat nilai 64 dalam ujian sains terakhir. Kamu mau ngobrol tentang itu? Bunda hanya ingin mendengar perasaan dan keluhanmu."
Itulah beberapa penjelasan terkait dengan kalimat-kalimat yang tidak boleh diucapkan oleh orang tua. Semoga setelah memahaminya, Bunda bisa merubah kalimat-kalimat yang akan diucapkan kepada Si Kecil, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
Perkembangan Anak Usia 1 - 5 Tahun, Mulai dari Emosional dan Cara Berkomunikasi
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Mengenal Tiger Mom, Gaya Pengasuhan Bunda untuk Mendisiplinkan Anak
8 Ucapan yang Seharusnya Tidak Bunda Katakan Pada Si Kecil
Bawang Merah Bawang Putih, Dongeng Anak yang Sarat Pesan Moral
Bunda Perlu Tahu, Cara Memahami dan Mengatasi Anak yang Suka Merengek
TERPOPULER
Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini
Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia
Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil
Terpisah Puluhan Tahun, Teman Sekolah Ini Kembali Dipertemukan dan Akhirnya Menikah
Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Face Mist Terbaik untuk Lembapkan Kulit Wajah
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Pilihan Tas Sekolah Anak TK-SD yang Bagus hingga Awet, Bisa Buat Perempuan & Laki-laki
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Cleansing Oil untuk Semua Jenis Kulit dari Berminyak dan Berjerawat
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Slow Cooker Terbaik, Solusi Masak MPASI untuk Bayi
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
Review Main Virtual Sport di VS Thrillix AEON Mall Tanjung Barat, Lengkap dengan Harga Tiket
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi
Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini
Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN
3 Cara Menyendawakan Bayi Baru Lahir, Bunda Perlu Tahu
Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Terungkap, Pacar Berondong Olla Ramlan Diduga Teuku Ryan
-
Beautynesia
Saatnya Move On, Ini 3 Tanda Kamu Berjuang Sendirian dalam Hubungan
-
Female Daily
Mulai Menjamur, Body Mist Diprediksikan Bakal Jadi Tren di Tahun 2025!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Gaya Kim Kardashian Dikritik bak Penunggu Rumah Bordil, Terlalu Seksi
-
Mommies Daily
Cara Efektif Menegur Anak dalam 1 Menit ala dr. Aisah Dahlan, Orangtua Harus Coba