PARENTING
5 Kesalahan Pola Asuh Orang Tua Dapat Merusak Tumbuh Kembang Anak
Asri Ediyati | HaiBunda
Rabu, 01 Nov 2023 13:30 WIBMenjadi orang tua bisa menjadi pengalaman yang menegangkan, terutama bila khawatir tidak dapat melakukan tugas pengasuhan dengan benar. Salah satu tantangan terbesar ketika mencoba mengembangkan gaya pengasuhan adalah mengadaptasi metode standar agar sesuai dengan sifat unik Si Kecil.
Namun, yang perlu disadari adalah Bunda tidak sendirian. Setiap orang tua pasti akan membuat kesalahan, terutama dalam mengasuh anaknya.
Tapi, kita dapat menghindari beberapa kesalahan umum dalam mengasuh anak. Belajar mengatasi kesalahan tersebut akan membuat Bunda selangkah lebih dekat untuk menerapkan pola asuh yang efektif ke anak.
Kesalahan pola asuh orang tua pada anak
Kesalahan dalam menerapkan pola asuh ternyata dapat merusak tumbuh kembang anak, Bunda. Berikut 5 kesalahan pola asuh orang tua pada anaknya yang perlu Bunda ketahui:
1. Tidak memvalidasi perasaan anak
Dilansir CNBC, anak-anak perlu tahu bahwa mengekspresikan dan membicarakan emosi mereka adalah hal yang sehat. Ketika orang tua memberi tahu anak mereka hal-hal seperti 'jangan terlalu sedih' atau 'itu bukan masalah besar', itu justru bisa menjadi bumerang. Anak mengartikan bahwa perasaan 'sedih' tidak penting dan lebih baik menekan perasaan tersebut.
Jika anak menunjukkan ekspresi ketakutan saat terjadi masalah besar, Bunda dapat mempertimbangkan untuk mengatakan, "Bunda tahu kamu ketakutan saat ini." Kemudian, tanyakan kepada mereka apa yang menurut mereka dapat membuat perasaan menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat mengajarkan Si Kecil bagaimana mengelola dan mengatasi emosi mereka sendiri.
2. Tidak memberi teladan
Anak-anak mencari teladan di lingkungannya untuk mempelajari apa yang dapat diterima dan apa yang tidak. Nah, karena anak-anak adalah orang yang paling sering bertemu dengan orang tuanya, jadi memberi contoh sangatlah penting, Bunda.
Orang tua yang menjadi teladan bisa membuat anaknya mempelajari perilaku positif. Misalnya Bunda dapat menyelesaikan konflik dengan komunikasi yang baik. Maka anak-anak akan melihat keterampilan komunikasi tersebut dan belajar bertindak menyelesaikan konflik dengan sehat.
"Ketika orang tua memimpin dengan perilaku positif dan sehat, anak-anak belajar bagaimana menangani tantangan atau situasi stres dengan keterampilan mengatasi yang baik," kata psikolog dan konselor kesehatan mental, Dr. Jaclyn Gulotta, PhD, LMHC, dikutip dari Very Well Family.
"Mereka juga dapat mempelajari keterampilan interpersonal yang positif dan cara berinteraksi dengan orang lain," sambungnya.
3. Tidak konsisten
Ada beberapa hal yang dapat merugikan anak dalam gaya pengasuhan yang tidak konsisten. Jika Bunda kadang-kadang sangat ketat, tetapi kadang-kadang menyerah, atau sepertinya tidak peduli dengan apa yang dilakukan anak-anak, maka mereka akan kesulitan mengetahui apa yang diharapkan dari dari diri sendiri dan bagaimana harus bertindak.
"Ketika orang tua tidak konsisten dalam mengasuh anak atau disiplin, hal ini akan menimbulkan miskomunikasi dan sinyal yang beragam," kata Gulotta.
"Anak-anak tidak akan menganggap serius wewenang orang tua bila orang tua tidak menindaklanjuti. Hal tersebut dapat menyebabkan berkurangnya rasa hormat. Jika tidak konsisten, anak juga dapat menjadi cemas dan merasa tidak aman."
4. Menghindari aturan atau batasan
Bunda mungkin berpikir bahwa cara mengajarkan kebaikan pada anak, cukup dengan membiarkan mereka melakukan apa pun yang diinginkan. Namun kebanyakan anak-anak, terutama yang masih kecil, merasa sulit untuk hidup tanpa pedoman apa pun. Memiliki aturan, menetapkan batasan, mengikuti rutinitas yang konsisten, dan menawarkan pilihan terbatas justru akan membantu anak mengetahui dan mengharapkan apa yang akan terjadi sepanjang hari.
"Ketika orang tua tidak memiliki aturan atau batasan, risikonya mencakup perilaku negatif, amarah, permusuhan, pembangkangan, dan perilaku mencari perhatian," kata Gulotta.
"Hal ini berdampak pada anak-anak dalam jangka pendek dan jangka panjang, terutama dalam cara mereka belajar merespons situasi. Dalam jangka pendek, anak-anak mungkin melampaui batas dan jadi kurang menghormati orang tuanya. Dalam jangka panjang, anak-anak yang sudah tidak menghormati orang tuanya, merasa berhak untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan meski dengan perilaku buruk," sambungnya.
5. Tak membiarkan anak melakukan kesalahan
Wajar bila Bunda ingin melindungi anak-anak dari rasa sakit karena melakukan kesalahan. Namun, anak-anak sebenarnya perlu melakukan kesalahan untuk bisa belajar dan bertumbuh.
Kesalahan adalah kesempatan untuk mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan dan apa yang dapat Bunda lakukan secara berbeda di masa depan untuk mengambil tanggung jawab. Belajar dari kesalahan merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk bertahan hidup.
"Menyelamatkan anak-anak secara terus-menerus akan membuat mereka tidak belajar dengan cara itu. Hal ini juga dapat menyebabkan anak-anak mengembangkan keyakinan yang tidak sehat tentang diri mereka sendiri," ungkap Gulotta.
Tak membiarkan anak melakukan kesalahan juga dapat berdampak pada ketahanan dan perkembangan emosional, Bunda. Anak-anak juga dapat mulai memiliki rasa percaya diri yang rendah dan rasa takut akan kegagalan dalam mencoba sesuatu.
Demikian penjelasan tentang kesalahan dalam menerapkan pola asuh untuk tumbuh kembang anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(aci/ank)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Gaya Parenting Orang Tua di Jepang dalam Mendidik Anak agar Disiplin
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Pentingnya Mengatasi Inner Child agar Tak Pengaruhi Pola Asuh Bunda pada Si Kecil
Kini Jadi Psikolog, Caca Tengker Tak Ingin Andalkan Teori dalam Mengasuh Anak
Pola Asuh Orang Tua Sangat Memengaruhi Sisi Kekanakan Anak saat Dewasa
5 Dampak Buruk Karakteristik Sindrom Anak Emas, Berprestasi tapi Takut Gagal
TERPOPULER
Kisah Bunda Mati Suri selama 45 Menit Setelah Melahirkan Bayi Kembar 3
Rayakan Hari Anak Nasional 2025, Ini 10 Ide Hadiah Terbaik untuk Anak Perempuan dan Laki-laki
Hari Anak Nasional, Intip 5 Potret Masa Kecil Artis Indonesia
5 Negara yang Tidak Merayakan Hari Anak Nasional
Mengenal Mastitis Granulomatosa, Peradangan Jinak yang Mirip Gejala Kanker Payudara
REKOMENDASI PRODUK
20 Botol Minum Lucu untuk Anak, Keunggulan, dan Estimasi Harganya
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Lotion Bayi & Anak untuk Merawat Kulit Kering dan Sensitif, Pilih yang Terbaik
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
Botol Susu: Tips Memilih, Cara Sterilisasi untuk Jaga Kesehatan Bayi & Rekomendasinya
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Highlighter yang Bikin Makeup Lebih Stand Out
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Sunscreen untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Bagus
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Ozzy Osbourne Meninggal di Usia 76 Th, Ini Potret Mendiang dengan Istri dan Anak Semasa Hidup
Rayakan Hari Anak Nasional 2025, Ini 10 Ide Hadiah Terbaik untuk Anak Perempuan dan Laki-laki
Kisah Bunda Mati Suri selama 45 Menit Setelah Melahirkan Bayi Kembar 3
5 Negara yang Tidak Merayakan Hari Anak Nasional
Ditemani Sheila Dara, Vidi Aldiano kembali Jalani Kemoterapi di Penang
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Debut Akting Layar Lebar, Jeongyeon TWICE Bintangi 'New Recruit: The Movie'
-
Beautynesia
Cerminan Identitas & Martabat Diri dalam MONDIAL Men's Jewelry Hasil Arahan Kreatif Nicholas Saputra
-
Female Daily
Banyak Fitur Premium, Ini Sederet TWS realme Buds Series yang Penuhi Kebutuhan Gaya Hidupmu!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Ramalan Zodiak Cinta 23 Juli: Virgo Lagi Harmonis, Scorpio Kendalikan Emosi
-
Mommies Daily
25 Sekolah dengan Kurikulum Cambridge di Indonesia, Terbaru Tahun 2025