Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Hapus Stigma Negatif, JCDC Pamerkan-Lelang Lukisan Karya Anak Spesial

Hana Nushratu Uzma   |   HaiBunda

Senin, 11 Dec 2023 07:41 WIB

Jakarta Child Development Center
Foto: Hana Nushratu Uzma/detikcom
Jakarta -

Bunda, melihat anak yang bisa tumbuh dan berkembang secara optimal tentu menjadi impian setiap orang tua. Di samping itu, sebagian orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK).

ABK adalah anak yang mengalami keterbatasan baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya.

Di Indonesia sendiri ABK selalu mendapatkan stigma negatif, Bunda. Sehingga, mereka kerap tidak memiliki kepercayaan diri seperti anak-anak pada umumnya.

Padahal mereka memiliki potensi yang bisa dioptimalkan lho, Bun. Salah satunya melalui seni lukis seperti yang diterapkan oleh Jakarta Child Development Center (JCDC).

Pada hari jadinya yang keempat, JCDC menggelar art exhibition yang menghadirkan lukisan-lukisan karya ABK atau teman spesial. Pameran tersebut digelar selama dua hari berturut-turut, yaitu pada 9-10 Desember 2023.

"Lewat seni, kita bisa memberikan individu dengan berkebutuhan khusus ini berkembang," kata psikolog klinis sekaligus founder JCDC Nadia Emanuella Gideon, MPsi, ditemui di Jakarta Barat, Minggu (10/12/2023).

Jakarta Child Development Center / Foto: Hana Nushratu Uzma/detikcom

Selain menggelar art exhibition, JCDC juga mengadakan lelang dari lukisan-lukisan tersebut. Lelang ini dibuka dari harga Rp 500 ribu hingga Rp 4,5 juta.

Keuntungannya akan diberikan kepada 'sang seniman' sebagai bentuk apresiasi. Di samping itu, agenda ini juga bertujuan untuk mengubah stigma negatif masyarakat terhadap anak-anak spesial.

"Ini semua adalah hasil karya individu dengan kebutuhan khusus dan kita tadi lelangin buat kebutuhan mereka juga," kata Nadia.

"Apalagi Indonesia stigmanya masih kurang dan negatif gitu ya. Dan membuat mereka menjadi produktif," sambungnya.

Keuntungan yang didapat dari lukisan ini mencapai belasan juta Rupiah. Lukisan termurah terjual dengan harga Rp 500 ribu, sementara lukisan paling mahal terjual dengan harga Rp 6 juta.

Nadia menambahkan banyak orang tua dari para ABK sempat pesimistis soal lelang ini. Sebab menurut mereka Bun, lukisan anak-anak mereka 'tidak layak' untuk dilelang. Namun sebaliknya, Nadia pun mendorong para orang tua untuk lebih percaya diri mengenai potensi anak-anak mereka.

"Tadi sampai orang tua pada berterima kasih gitu. Mereka anggap lukisan anak mereka itu jelek," jelas Nadia.

"Sampai saya bilang. 'ayo sini, taro aja (lukisannya)'. Rencananya kalau nggak laku nanti saya balikin. Nggak tahunya kejual Rp 4 jt-5 jt," imbuhnya.

Nadia berharap, melalui lelang lukisan ini bisa memberikan inspirasi bagi orang tua dengan ABK untuk selalu bermimpi. Menurutnya, seseorang yang tidak memiliki mimpi dan pengharapan diibaratkan sebagai zombie yang raganya hidup namun jiwanya mati.

"Nggak ada pengharapan itu seperti zombie, kita mati tapi raganya hidup. Jadi dgn memberikan wadah seperti ini, kita memberikan wadah kepada orang tua untuk terus bermimpi gitu," ujar Nadia.

Selain menggelar pameran dan lelang lukisan, tahun ini JCDC juga mengadakan bazaar, Bunda. Bazaar yang bertajuk 'Specialpreneur 2.0' ini menghadirkan produk-produk karya para ABK, seperti tas, lukisan, makanan, dan minuman.

"Mereka (ABK) diberikan modal usaha, mereka dibuatkan booth tanpa biaya apapun dan semua keuntungannya buat mereka," pungkasnya.

(akn/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda