Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Peneliti Ungkap Cara Mendidik Anak Genius seperti Albert Einstein

Nazla Syafira Muharram   |   HaiBunda

Kamis, 04 Jan 2024 14:10 WIB

Ilustrasi Anak Cerdas
Pola asuh agar anak jenius seperti Albert Einstein/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Userba011d64_201
Daftar Isi

Dalam era modern ini, setiap orang tua pastinya berharap agar anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berbakat, Bunda. Cara mendidik anak agar jenius seperti Albert Einsten pun terus ramai dicari oleh para orang tua milenial sekarang ini.

Cara mendidik anak menjadi seseorang yang genius tak hanya tentang memberikan pengajaran di rumah, namun juga menciptakan lingkungan yang dapat merangsang perkembangan intelektualnya. Sebagai cara awal untuk mencapai kejeniusan di sekolah, penting untuk Bunda memahami bakat dan minat anak.

Memperkenalkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti, olahraga, seni, dan sains dapat membantu mengidentifikasi potensi anak, lho Bunda. Dengan memberikan kesempatan ini, Bunda dapat membantu anak mengasah keterampilannya yang mungkin tidak terlihat di dalam kelas. 

Albert Einstein, yang dikenal seorang ilmuwan terhebat sepanjang masa ini seringkali menjadi role model bagi banyak orang yang ingin memiliki kejeniusan yang sama. Apakah Bunda salah satu orang tua yang ingin anak memiliki kecerdasan seperti ahli fisika satu ini?

Orang tua sangat memiliki peran sentral dalam mendidik anak agar menjadi pintar, cerdas, dan kreatif. Mendukung anak dalam eksplorasi minat mereka, memberikan dukungan secara emosional, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran menjadi kunci sukses, Bunda. 

Nah, agar Bunda lebih memahami terkait apa saja tips agar anak tumbuh cerdas dan kreatif di sekolah maupun di luar, berikut ini beberapa penjelasan cara mendidik anak agar jenius selayaknya sosok Albert Einstein dilansir dari laman CNBC Make It. Simak penjelasannya yuk, Bunda. 

Cara mendidik anak jenius seperti Albert Einstein

Peneliti Robertson dan Ferguson dalam kurun waktu 15 tahun telah menganalisis 200 orang dewasa yang berprestasi dan juga orang tua mereka. Selain itu, mereka berdua turut mempelajari masa kecil dari tokoh-tokoh terkenal seperti, Anne, Susan, dan Janet Wojcicki (yang dijuluki "Silicon Valley bersaudara"), hingga Albert Einstein. 

Dalam penelitiannya, sebuah pola secara jelas muncul yakni, pendekatan yang diterapkan oleh orang tua dari orang-orang berprestasi dimulai pada tahun-tahun awal kehidupan mereka, memiliki kesamaan yang nyata dan begitu mencolok, meskipun latar belakang dan kondisi kehidupan masing-masing orang tua tersebut sangat berbeda. 

Robertson dan Ferguson menyebut pola tersebut sebagai "Formula" yang terdiri dari delapan peran diantaranya, Mitra Pembelajaran Awal, Insinyur Penerbangan, Pemecah Masalah, Pengungkap, Filsuf, Model, Negosiator, dan Suara Navigasi GPS. 

1. Negosiator

Pada tahun 1884, Einstein muda yang lincah memutuskan untuk membuat ulah kepada guru biolanya. Alih-alih memaharinya atau menyuruhnya berhenti bermain biola, Pauline, Bunda dari Einsten, justru memutuskan untuk menyewa guru baru.

Pauline sudah mengetahui sedari awal bahwa putranya tersebut seringkali mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, dan sebagai seorang pianis ulung, Pauline memahami bahwa pembelajaran instrumental sangat membantu dalam mengembangkan disiplin dan fokus. Sosok tutor biola baru Einstein berhasil membuatnya efektif dan konsentrasinya juga meningkat.

Dalam hal ini, diberlakukan pola asuh negosiator yang mendorong kemandirian anak-anak, tetapi mereka juga melakukan intervensi apabila diperlukan. Bagi para negosiator, berhenti bukanlah suatu pilihan. 

"Setelah pilihan sudah dibuat, mempertahankannya untuk sementara waktu menjadi persyaratan yang tidak bisa dinegosiasikan. Anak tersebut tidak diperbolehkan untuk menarik kembali perjanjian tersebut,” ungkap Robertson dan Ferguson. 

2. Pengungkap untuk menggali bakat 

Meskipun Einstein benci terhadap sekolah, orang tuanya mengetahui bahwa hal tersebut bukan disebabkan ketidakmampuan belajar, melainkan karena Einstein tidak banyak belajar di sekolah. Adapun solusi yang diberikan ialah menciptakan lingkungan belajar yang menstimulasi di rumah, di mana mereka memberi Einstein buku dan mainan yang sesuai dengan minatnya.

Seiring bertambahnya usia Einstein, rasa ingin tahunya pun semakin dipicu ketika orang tuanya mengizinkan dirinya duduk di meja bersama anggota keluarga dan temannya yang merupakan seorang ilmuwan. Acara makan siang ini memungkinkan Einstein untuk berinteraksi dengan orang dewasa di duniawi yang membangkitkan dirinya akan ide-ide dan konsep-konsep baru dalam matematika, sains, dan teknologi.

Sedikit berbeda dari para negosiator, para pengungkap justru memperkenalkan ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan baru kepada anak-anak mereka seperti, hal-hal apa saja yang bisa mereka pelajari, tempat apa saja yang bisa mereka kunjungi, dan orang-orang seperti apa yang dapat mereka temui.

Para pengungkap mendorong anak-anaknya untuk gigih dalam menemukan solusi terhadap masalah dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, bersikap disiplin, dan mandiri.

3. Mengasuh anak adalah sebuah seni 

Perlu diingat bahwa tidaklah mudah untuk membina seorang jenius, terlebih lagi untuk membesarkannya. Dalam studi kasus yang dilakukan, ditemukan bahwa setiap anak yang sukses memiliki cerita unik tentang bagaimana mereka dibesarkan, tetapi alur cerita mereka tetaplah sama yakni, mereka memiliki orang tua yang membuat pilihan pengasuhan yang sangat strategis. 

Einstein dibesarkan dengan sikap rendah hati dan menerima kegagalannya, dan hal ini memotivasi dirinya untuk dapat mengeksplorasi hal-hal yang dirinya sukai. 

"Bukannya saya begitu pintar, hanya saja aku bertahan dengan masalah lebih lama," ungkap Einstein. 

Bunda, itulah informasi yang bisa Bunda baca dan pahami terkait cara mendidik anak. Percayakan diri Bunda dan Si Kecil untuk menjadikannya anak yang jenius, ya!

 

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda