Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kisah Bunda Pengasuh Rasulullah SAW yang Dijaminkan Surga

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Senin, 17 Jun 2024 14:15 WIB

Kisah Cucu Nabi Muhammad
Kisah Bunda Pengasuh Rasulullah SAW yang Dijaminkan Surga/ Foto: Getty Images/Gogosvm

Nabi Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim, karena Ayahnya yang bernama Abdullah bin Abdul Muththalib meninggal dunia sebelum ia lahir. Sementara sang Ibunda, Aminah yang merawatnya dengan penuh cinta wafat saat Nabi Muhammad masih berusia enam tahun.

Setelah kehilangan kedua orang tuanya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib yang juga merawatnya dengan penuh kasih sayang. Namun tak lama kemudian, Abdul Muththalib pun meninggal dunia.

Masa kecil Nabi Muhammad SAW diwarnai dengan banyak cobaan dari Allah, kondisi ini yang membentuk kepribadiannya. Pengalaman hidup sebagai anak yatim piatu yang penuh tantangan membuat Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi pribadi yang kuat, penuh kasih sayang, dan memiliki kepedulian yang mendalam terhadap sesama, terutama anak-anak yatim dan kaum miskin.

Nabi Muhammad SAW tumbuh dengan penuh kesederhanaan dan ketabahan, menghadapi berbagai kesulitan dengan sabar dan tekad yang kuat. Keadaan yatim piatu juga memberikan ia kebijaksanaan dan kemampuan untuk merasakan dan memahami penderitaan orang lain, sehingga menjadi dasar dari banyak kebijakan sosial dan kemanusiaannya di kemudian hari.

Setelah kehilangan orang tua dan kakeknya pada usia dini, membuat Nabi Muhammad SAW merasakan kesepian dan kesedihan yang mendalam. Akan tetapi, kehidupan beliau penuh dengan sosok yang memberikan pengaruh signifikan sejak masa kanak-kanaknya. Sosok Ummu Aiman dan Fathimah binti Asad yang teguh untuk beriman kepada Allah dan memuliakan Nabi Muhammad SAW.

Ummu Aiman adalah ibu Rasulullah setelah ibu kandung wafat

Awalnya, Ummu Aiman merupakan seorang budak dari Ayah Nabi Muhammad, Abdullah bin Abdul Muththalib, Ummu Aiman merawat dan mendidik Nabi Muhammad sejak kecil. Setelah kematian Ayahandanya, Ummu Aiman menjadi salah satu pengasuh yang memberikan cinta, perhatian, dan pendidikan kepada Nabi Muhammad dengan penuh ketulusan.

Sampai-sampai Rasulullah bersabda yang dikutip dari buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam oleh Bassam Muhammad Hamami:

أُمُّ أَيْمَنَ أُمِّي بَعْدَ أُمِّي

Artinya: "Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibu (kandung)-ku."

Ummu Aiman memiliki kedudukan istimewa di sisi Rasulullah karena ia satu-satunya keluarga beliau yang masih hidup. Rasulullah juga selalu memanggil Ummu Aiman dengan sebutan "Wahai Ibu" Jika beliau menatapnya maka beliau selalu mengatakan, "Ini adalah (anggota) keluargaku yang masih tersisa."

Mengutip dari Kisah-kisah Teladan Para Muslimah Hebat oleh Nisa Yustisia. Setelah menikah dengan Khadijah Binti Khuwailid, Nabi Muhammad SAW membebaskan Ummu Aiman sebagai bentuk pengorbanan dan penghormatan atas ketulusan dan kebaikan selama mendidik dan membesarkannya.

Ummu Aiman juga merupakan sosok wanita yang berpengaruh dalam sejarah Islam, ia mengumumkan dirinya masuk Islam sejak masa awal dakwah kemudian menjadi muslimah yang baik. Ia juga termasuk salah satu wanita pertama yang ikut hijrah ke Habsyah dan Madinah untuk mendukung Rasulullah.

Namun cobaan datang bertubi-tubi, Ummu Aiman mendapatkan banyak siksaan dan penindasan dari kaum musyrikin karena keislamannya yang begitu dini. Meski begitu, Allah memberikan keteguhan kepadanya untuk berpegang teguh pada iman dan Islam. Ia sama sekali tak tergoyahkan oleh berbagai persoalan maupun cobaan.

Saat hijrah ke Madinah al-Munawwarah, Ummu Aiman berpuasa, bangun malam dan hijrah dengan berjalan kaki. Tetapi ia tidak memiliki bekal minuman sama sekali hingga sering kali ia kehausan karena panas yang begitu menyengat di tengah sahara. Ketika matahari tenggelam dan waktu berbuka tiba, Allah menurunkan mukjizat yang besar padanya dan tidak bisa terlihat oleh seorang yang berjalan bersamanya.

Kala itu, Allah menurunkan sebuah ember dari langit berisi air yang diselimuti oleh cahaya putih. Kemudian Ummu Aiman segera mengambil ember tersebut dan meminum isinya hingga kenyang. Ummu juga merupakan seorang pejuang Islam yang telah melawan berbagai peperangan.

Setelah Rasulullah wafat, Ummu Aiman menangisi Rasulullah karena wahyu telah berhenti turun dari langit. Sungguh sangat mulia hati Ummu Aiman, ia merupakan Ibu pengasuh yang tulus dan setia merawat Nabi Muhammad dan kabarnya ia adalah salah satu penghuni surga.

Fathimah binti asad yang memuliakan Rasulullah

Mengutip buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam oleh Bassam Muhammad Hamami, Fathimah binti Asad merupakan istri dari paman Rasulullah, Abu Thalib. Ia juga merupakan wanita yang mendapat kehormatan untuk mendidik dan mengasuh Rasulullah saat diasuh oleh pamannya. Kala itu, Fathimah dapat merasakan penderitaan masa kecil Rasulullah.

Sebab itulah, ia mencurahkan seluruh kemampuan untuk menjadikan Rasulullah tidak merasa gelisah, terasing, atau berbeda dengan anak-anaknya sendiri. Sampai-sampai Fathimah juga memberikan perhatian khusus kepada Rasulullah, terkadang lebih diistimewakan daripada anaknya sendiri.

Tindakan ini yang membekas dalam benak Rasulullah, yang membuatnya berbakti pada Fathimah layaknya Ibunya sendiri. Ia juga selalu mengingat segala hal yang telah dilakukan terhadap dirinya. Fathimah juga termasuk wanita yang berakhlak mulia dan memiliki iman yang mendalam serta kepribadian unik dan teguh.

Setelah kepergian suaminya Abu Thalib, Fathimah menjalankan peran yang besar dalam mengasuh anak-anaknya dengan pendidikan yang baik di rumah. Akhirnya, Fathimah masuk Islam dan Allah menyinari hatinya dengan cahaya kebenaran dan iman. Fathimah pun berbai'at di hadapan Rasulullah untuk beriman kepada Allah dan hijrah bersama orang-orang yang hijrah ke Madinah.

Bagi Rasulullah, Fathimah adalah sosok pembesar keluarga dan tokoh kaumnya. Ketika Fathimah meninggal dunia, Rasulullah mengafani dengan gamisnya. Setelah itu, ia berbaring di dalam makam Fathimah dan mendoakan agar ia mendapatkan balasan yang lebih baik.

Ia bersabda di hadapan Ali bin Abi Thalib "Sungguh tidak ada orang yang lebih baik kepadaku sesudah Abu Thalib lebih dari Fathimah. Aku memakaikan gamisku kepadanya agar ia terbungkus dengan hiasan surga. Aku baringkan ia di dalam lahad agar ia mendapat keringanan siksa kubur."

Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kedua Bunda pengasuh Rasulullah yang gigih dan berhati mulia seperti Ummu Aiman dan Fathimah binti Asad. Semoga Allah memberikan tempat terbaik, meridhai, dan membuatnya ridha.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda