Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Dampak Bayi Terlambat Naik Tekstur MPASI, Bunda Perlu Tahu

Kinan   |   HaiBunda

Senin, 20 May 2024 21:50 WIB

5 Dampak Bayi Terlambat Naik Tekstur MPASI, Bunda Perlu Tahu
Ilustrasi 5 Dampak Bayi Terlambat Naik Tekstur MPASI, Bunda Perlu Tahu/Foto: Getty Images/Akaka Images
Daftar Isi
Jakarta -

Selain bahan makanan, pemilihan tekstur Makanan Pendamping ASI (MPASI) juga perlu menjadi perhatian orang tua. Jika tekstur yang diberikan tepat, Si Kecil bisa belajar makan lebih lahap. Jangan sampai bayi terlambat naik tekstur MPASI, ya.

Dikutip dari What to Expect, para ahli merekomendasikan bayi mulai diberi MPASI pertama pada usia 6 bulan. Hanya atas anjuran dokter dan berdasarkan masalah medis tertentu saja bayi bisa diberi MPASI pada usia kurang dari 6 bulan. 

Tekstur MPASI biasanya dimulai dengan bubur saring. Setelah itu naik menjadi bubur kasar tidak disaring, finger food, makanan lunak dengan lauk cincang, dan terakhir makanan keluarga.

Jenis-jenis tahapan tekstur MPASI 

Seperti apa tahapan tekstur MPASI sesuai dengan rentang usia anak? Berikut ulasannya, Bunda:

Usia 6 bulan ke atas

Menurut rekomendasi dari World Health Organization (WHO), makanan perdana untuk diberikan pada bayi tidak boleh encer.

"Makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi haruslah kental, tidak mudah jatuh dari sendoknya, dan mengandung lemak sehingga kalori makanan tersebut lebih tinggi dari kalori ASI," demikian bunyi rekomendasi tersebut seperti dikutip dari buku Kelas Bayi Nyam-Nyam Panduan Pemberian MP-ASI Sejak Hari Pertama Bayi Makan.

Usia 7-8 bulan

Pada usia 7-8 bulan, bayi mulai belajar mengunyah. Tekstur MPASI dapat ditingkatkan menjadi lebih kasar. Makanan dapat dibuat menjadi bubur atau puree dengan tekstur yang sedikit lebih kasar, tetapi masih cukup lembut untuk ditelan bayi.

Usia 9-10 bulan

Bayi sudah mulai bisa mengunyah makanan dengan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, makanan dapat dibuat menjadi bubur atau puree dengan tekstur yang cukup padat, tetapi masih mudah ditelan bayi.

Usia 11 bulan

Si Kecil sudah bisa mulai diperkenalkan dengan tekstur nasi tim. Nasi tim biasanya agak lembek namun tetap lembut bagi mulut bayi saat dikunyah. Si Kecil pun bisa berlatih untuk masuk ke tahap tekstur berikutnya.

Usia 12 bulan ke atas

Di usia ini, kebanyakan anak sudah mampu makan jenis makanan yang sama seperti yang dikonsumsi oleh anggota keluarga lainnya. 

Dampak bayi terlambat naik tekstur MPASI

Dikutip dari Baby Center, bayi memerlukan waktu dan latihan agar terbiasa dengan tekstur dan rasa baru. Jadi, jangan langsung menyerah jika ia menolak saat diberikan tekstur MPASI baru. Berikut beberapa dampak bayi terlambat naik tekstur MPASI yang perlu Bunda ketahui:

1. Makin sulit menerima tekstur baru

Jika bayi terbiasa diberikan makanan dengan tekstur halus terus-menerus, mereka cenderung akan semakin menolak makanan dengan tekstur yang lebih kasar.

Dampaknya bayi rentan tumbuh menjadi picky eater dan sulit untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang dari berbagai variasi makanan.

2. Perkembangan otot oromotor terhambat

Bayi yang terlambat dikenalkan dengan tekstur MPASI yang lebih kasar juga berisiko kehilangan kesempatan untuk melatih otot-otot di sekitar mulut dan rahangnya. Hal ini dapat berakibat pada kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara di kemudian hari.

3. Penundaan kemampuan makan sendiri

Dampak bayi terlambat naik tekstur MPASI berikutnya yakni mereka jadi terlambat belajar makan sendiri. Ini karena bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk mau dan terbiasa dengan tekstur padat. 

4. Risiko tersedak

Jika perkembangan otot orotomor terhambat dan memengaruhi kemampuan mengunyahnya, bayi berisiko lebih tinggi untuk tersedak saat makan makanan
bertekstur kasar. Jadi, sedikit demi sedikit secara bertahap bayi perlu diperkenalkan dengan MPASI tekstur kasar agar ia terbiasa mengunyah.

5. Risiko gangguan pencernaan

Sistem pencernaan Si Kecil membutuhkan latihan dan proses adaptasi untuk mampu mencerna makanan dengan tekstur yang lebih kasar.

Nah, apabila bayi terlambat dikenalkan dengan tekstur MPASI yang lebih kasar alias naik tekstur, pencernaannya bisa terganggu dan berisiko mengalami sembelit atau diare.

Demikian ulasan tentang dampak bayi terlambat naik tekstur MPASI. Jika Bunda melihat masalah terlambat naik tekstur Si Kecil sudah sampai mengganggu aktivitas makannya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda