PARENTING
Bahaya Frozen Food untuk Anak, Salah Satunnya Picu Kegemukan
Nurul Jasmine Fathia | HaiBunda
Senin, 24 Jun 2024 19:35 WIBFrozen food atau makanan beku, menjadi pilihan praktis bagi banyak keluarga modern yang mencari kemudahan dalam menyajikan makanan. Mulai dari nugget ayam hingga pizza siap saji, produk-produk ini menawarkan solusi cepat dan mudah di tengah kesibukan sehari-hari.
Namun, di balik kemudahan tersebut tersimpan risiko kesehatan yang serius terutama bagi anak-anak. Makanan beku sering kali termasuk dalam kategori ultra processed food yang mengandung berbagai bahan tambahan seperti pengawet, pemanis, dan pewarna buatan.
Konsumsi makanan jenis ini dalam jangka panjang dapat berdampak negatif pada kesehatan anak, mulai dari defisiensi nutrisi hingga masalah metabolisme. Lebih mengkhawatirkan lagi, kebiasaan mengonsumsi frozen food yang tinggi kalori dan rendah nutrisi dapat memicu kegemukan.
Mengenal lebih dekat frozen food
Frozen food adalah jenis makanan yang dibekukan untuk menjaga kualitas dan daya tahannya. Produk ini mencakup berbagai kategori, mulai dari sayuran, daging, hingga makanan siap saji yang hanya perlu dipanaskan sebelum dikonsumsi. Kemudahan penyimpanan dan memasaknya, menjadikan frozen food pilihan utama bagi banyak keluarga.
Namun, banyak frozen food yang tergolong dalam kategori ultra processed food. Melansir dari laman resmi Lord’s Library, ultra processed food adalah makanan yang diproses dengan intensif menggunakan berbagai bahan tambahan seperti pengawet, pemanis, perasa buatan, dan mengandung sangat sedikit bahan alami.
Bahaya frozen food pada kesehatan anak
Makanan beku atau frozen food semakin populer di kalangan masyarakat modern, terutama bagi keluarga yang mencari kemudahan dan kepraktisan dalam menyajikan makanan sehari-hari. Namun, di balik kemudahan tersebut terdapat bahaya yang mengintai, terutama bagi kesehatan anak-anak, berdi antaranya.
1. Risiko kegemukan
Konsumsi frozen food yang tinggi kalori dan rendah nutrisi, dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak sehat pada anak-anak. Sebuah penelitian, dilansir dari CNN Health, menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi ultra processed food memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas.
"Ini berarti bukan hanya anak-anak yang mengonsumsi makanan ultra processed secara berlebihan yang memiliki peningkatan berat badan yang terburuk, tetapi juga semakin banyak mereka mengonsumsinya, semakin buruk kondisi ini," jelas dr. Eszter Vamos, dosen klinis senior dalam bidang kedokteran kesehatan masyarakat di Imperial College London.
Obesitas pada anak tidak hanya meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka pendek, seperti diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi, tetapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang.
2. Kandungan gizi yang rendah
Salah satu masalah utama dengan frozen food adalah kandungan gizinya yang rendah. Banyak produk frozen food yang tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, tetapi rendah nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral. Anak-anak yang sering mengonsumsi ultra processed food cenderung memiliki asupan nutrisi yang kurang seimbang dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Gangguan metabolisme dan kesehatan jangka panjang
Selain memicu kegemukan, konsumsi frozen food yang tinggi dalam jangka panjang dapat mengganggu metabolisme tubuh anak. Produk-produk ini sering mengandung bahan tambahan yang dapat memengaruhi fungsi tubuh secara negatif.
Misalnya, pengawet dan pemanis buatan yang sering ditemukan dalam frozen food dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Banyak penelitian mencatat bahwa anak-anak yang mengonsumsi ultra processed food memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, bahkan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan .
Upaya mengurangi konsumsi frozen food
Untuk melindungi kesehatan anak, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengambil langkah-langkah mengurangi konsumsi frozen food. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan.
Memilih makanan segar
Usahakan untuk selalu menyediakan makanan segar yang kaya akan nutrisi. Buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak adalah pilihan yang lebih sehat dibandingkan frozen food.
Membuat makanan sendiri
Memasak makanan sendiri memungkinkan orang tua mengontrol bahan-bahan yang digunakan dan memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Bunda bisa melihat berbagai resep makanan yang menarik untuk anak.
Membaca kandungan gizi dengan cermat
Jika harus membeli frozen food, bacalah label produk dengan teliti. Bunda bisa memilih produk yang memiliki kandungan gizi yang lebih baik dan lebih sedikit bahan pengawetnya.
Edukasi tentang pola makan sehat
Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya pola makan sehat dan bagaimana memilih makanan yang baik, dapat membantu mengurangi konsumsi frozen food. Cara ini bisa membantu Si Kecil membuat keputusan yang lebih baik mengenai makanan yang dikonsumsi.
Meskipun frozen food menawarkan kemudahan dan kepraktisan, bahaya yang ditimbulkannya bagi kesehatan anak tidak bisa diabaikan. Kandungan gizi yang rendah dan risiko kegemukan adalah dua dari banyak masalah yang dapat timbul akibat konsumsi makanan jenis ini.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk waspada dan berusaha mengurangi ketergantungan pada frozen food demi kesehatan dan masa depan anak-anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
Catat Bun, Ini 5 Vitamin dan Mineral yang Penting untuk Anak
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kemenkes Sebut Kenzie Balita Obesitas Kasus Langka, Ditangani Secara Khusus Bun
3 Penyebab Obesitas pada Anak & Tips Mencegahnya
Menguak Mitos Anak Gemuk Air, Benarkah Karena Kebanyakan Air Putih?
Tidur di Atas Jam 9 Malam Tingkatkan Kemungkinan Risiko Obesitas pada Anak
TERPOPULER
Meisya Siregar Dirawat di RS Usai Didiagnosis 3 Kondisi Medis di Rahim, Polip hingga Mioma
Potret Pemain Film Dominique Sanda dan Sang Putra yang Baru Wisuda Dokter
Kisah Perempuan di Malang Jalani Operasi Telinga karena Sering Pakai Cotton Bud
Anthony Ginting dan Istri Gelar Gender Reveal Ungkap Jenis Kelamin Anak Pertama, Intip Potretnya
Dhafita, Pejuang Kecil dengan Hidrosefalus, Epilepsi hingga Cerebral Palsy
REKOMENDASI PRODUK
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Susu UHT untuk Anak & Panduan Memilih yang Terbaik
KinanREKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Chelsea Olivia Lari Pertama Kali Bareng Sang Ayah, Sebut Banyak Kenangan Indah
Meisya Siregar Dirawat di RS Usai Didiagnosis 3 Kondisi Medis di Rahim, Polip hingga Mioma
Kisah Perempuan di Malang Jalani Operasi Telinga karena Sering Pakai Cotton Bud
Dhafita, Pejuang Kecil dengan Hidrosefalus, Epilepsi hingga Cerebral Palsy
Momen Kebersamaan Alleia Bersama Sang Ayah, Ariel NOAH yang Jarang Tersorot, Ini 5 Potretnya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
3 Kali Digugat Andre Taulany, Erin Taulany Kekeuh Masih Ingin Damai
-
Beautynesia
Sejarah Lomba Panjat Pinang yang Tak Pernah Absen di Hari Kemerdekaan
-
Female Daily
Intip Romantisnya Cerita Cinta Arbani Yasiz dan Raissa Ramadhani sampai ke Pelaminan!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Kim Keon Hee Ditangkap, Kalung Liontin Diduga Hasil Suap Rp 696 Juta Viral
-
Mommies Daily
Georgina Rodríguez Resmi Dilamar Cristiano Ronaldo, Ini 7 Pelajaran Relationship dari Hubungan Mereka