Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Usia Berapa Anak Mulai Boleh Dikenalkan Makanan Pedas? Simak Penjelasannya

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Senin, 12 Aug 2024 20:45 WIB

Anak makan pedas
Usia anak boleh makan pedas/ Foto: Getty Images/Oat_Phawat
Daftar Isi

Mengenalkan makanan pedas pada anak merupakan topik yang sering kali menimbulkan banyak pertanyaan bagi orang tua. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan makanan pedas pada anak?

Seiring perkembangannya, anak pasti memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang rasa makanan, terutama rasa pedas. Menemukan usia yang ideal untuk mengenalkan rasa baru dan kuat seperti pedas membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan beragam.

Mengutip Newfemme, mayoritas dokter dan ahli gizi sepakat bahwa sebaiknya menunggu hingga balita berusia setidaknya satu tahun sebelum memperkenalkan makanan pedas. Pada usia ini, sistem pencernaan balita sudah cukup berkembang untuk menangani makanan yang lebih kompleks, Bunda.

Tentunya, tingkat rasa pedas harus sangat rendah pada tahap ini, dan Bunda harus selalu memantau reaksi anak terhadap makanan baru. Paprika manis atau sedikit lada hitam bisa menjadi awal yang baik untuk memperkenalkan konsep rasa pedas tanpa memberikan rasa yang terlalu kuat.

Tetapi, setiap anak memiliki toleransi dan selera yang berbeda, jadi Bunda tidak perlu memaksakan rasa pedas jika anak tidak menikmatinya. Biarkan anak mencoba pada waktunya sendiri dan berikan banyak kesempatan untuk mencicipi berbagai makanan dengan tingkat kepedasan yang berbeda.

Cara mengenalkan makanan pedas pada anak

Menilik Yahoo News, Bunda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini untuk mengenalkan makanan pedas pada anak. Simak selengkapnya, Bunda.

1. Mengenalkan makanan berbumbu pada anak usia 7 sampai 12 bulan

Sebagian besar bayi mulai mengonsumsi makanan padat dengan makanan yang lembut dan mudah dimakan, seperti sereal hangat serta puree buah dan sayuran. Pada umumnya, makanan pengantar ini memiliki rasa yang lembut dan tidak dibumbui dengan garam atau rempah-rempah.

Akan tetapi, seorang ahli gizi terdaftar yang berbasis di Los Angeles, Blanca Garcia, mengatakan bahwa bayi berusia tujuh bulan pada budaya dengan makanan pedas sudah mulai dikenalkan bumbu rempah pedas.

“Sebagian besar keluarga dari budaya dengan makanan pedas mulai memberikan bayi makanan yang memiliki rasa. Misalnya, kacang yang dimasak dengan bawang bombay, bawang putih atau lada hitam, jahe, teh jahe, dan kunyit.

Dalam budaya lain, bumbu yang digunakan bisa termasuk kari ringan dan garam masala. Makanan ini tidak pedas, tetapi memiliki rasa yang dapat memberi dasar pada lidah untuk apa yang akan datang,” ujar Garcia. 

2. Mulai mengenalkan anak pada rempah-rempah aromatik tanpa panas

Bunda dapat menarik minat anak untuk mengenal rasa bumbu yang lebih kompleks dengan mencampurkan makanan dengan rempah-rempah yang memberikan rasa kuat, tetapi tidak mengandung capsaicin (komponen aktif yang menyebabkan sensasi terbakar dari cabai).

Seorang ilmuwan makanan bersertifikat dan manajer urusan regulasi untuk Little Spoon, Dawn Kane menyarankan terlebih dahulu Bunda dapat mengenalkan rempah-rempah aromatik tanpa rasa panas seperti kayu manis, kemangi, mint, atau jinten pada anak.

"Mulailah dengan jumlah kecil agar anak mulai terbiasa dengan bahan tersebut dan secara bertahap masukkan ke dalam lebih banyak kesempatan makan. Menambahkan bumbu-bumbu ini dapat membantu anak mengenal berbagai rasa dan bahan, sehingga mengurangi perilaku pilih-pilih makanan di masa depan," kata Kane yang dikutip dari Yahoo News. 

3. Menunggu anak mengatakan "ya" atau "tidak" dengan jelas untuk mengenalkan makanan panas

Bunda dapat menunda untuk menambahkan makanan yang mengandung capsaicin ke dalam menu anak sampai mereka dapat mengungkapkan reaksinya dengan jelas terhadap makanan tersebut.

Seorang ahli gizi terdaftar dan ahli gizi bersertifikat, Reda Elmardi merekomendasikan Bunda untuk menunggu hingga usia anak di atas dua tahun dalam mengenalkan makanan pedas kepada anak. Hal ini didasari oleh perkembangan fisik setiap anak.

"Indera pengecap anak sudah sepenuhnya berkembang pada usia tersebut, karena anak perlu diberikan kesempatan untuk menentukan tingkat kenyamanan mereka dengan bumbu pedas, sehingga pada beberapa anak yang mengonsumsi bisa menjadi menyakitkan," kata Elmardi yang dikutip dari Yahoo News.

4. Menambahkan bumbu secara bertahap pada makanan yang disukai anak

Seorang ahli gizi terdaftar, Johna Burdeos menyarankan Bunda untuk mulai menambahkan bumbu secara bertahap ke makanan yang yang disukai anak.

"Misalnya, Bunda bisa mencoba saus pedas yang disajikan dengan makanan ringan favorit mereka, atau tambahkan saus pedas atau kuah ke dalam hidangan seperti mie, pasta, nasi, atau kentang. Meningkatkan level kepedasan secara bertahap seiring dengan meningkatnya toleransi anak," kata Burdeos yang dikutip dari Yahoo News.

Dengan begitu, Bunda dapat mengenalkan makanan pedas pada anak secara perlahan.

5. Berhati-hati dengan campuran garam yang digunakan

Ahli gizi anak dari Weaning.ie di Irlandia, Cathy Monaghan menyarankan Bunda untuk berhati-hati dalam menambahkan garam pada makanan pedas untuk anak.

"Memastikan tidak ada garam dalam campuran bumbu yang Bunda gunakan dan sebaiknya hindari penambahan garam tambahan," ujar Monaghan yang dikutip dari Yahoo News.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi intensitas bumbu atau paprika dalam makanan, terutama jika anak-anak yang belum terbiasa dengan makanan pedas. Dengan begitu, Bunda juga dapat memperhatikan dengan baik jumlah garam yang ditambahkan. Pada dasarnya, garam dapat meningkatkan persepsi rasa panas dan membuat hidangan terasa lebih pedas, Bunda. 

6. Jangan memaksa anak untuk makan makanan pedas, tetapi dapat disediakan

Saat Bunda mengenalkan makanan pedas pada anak, tetapi mereka tidak menyukainya. Bunda dapat menawarkannya dalam jumlah sedikit, sehingga Bunda tidak melewatkan kesempatan untuk menanamkan kecintaan pada makanan pedas.

Ahli gizi dan ahli gizi terdaftar dari SportingSmiles.com, Allison Tallman menyarankan bahwa membiarkan anak untuk menentukan kecepatan konsumsi makanan pedas, sehingga lambat laun anak akan menyukai makanan tersebut.

"Jika anak terus tidak menyukai makanan pedas, Bunda dapat menawarkannya dalam jumlah kecil, dan sekali lagi, satu per satu. Namun, jangan memaksa anak untuk memakannya, karena hal ini dapat menimbulkan kebencian. Beri anak pilihan untuk mengonsumsi makanan tersebut kapan dan jika mereka menginginkannya," ujar Tallman.

7. Mengajak anak untuk menyiapkan makanan pedas dengan perhatian khusus

Mengajak anak-anak untuk ikut serta dalam proses memasak dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan, sementara melibatkan anak dalam persiapan hidangan pedas dapat mendorong untuk mencoba hidangan tersebut.

Ahli gizi anak dari Feeding Bliss di Phoenix, Courtney Bliss menyarankan Bunda perlu memperhatikan langkah-langkah pencegahan khusus ketika anak mencoba berhadapan dengan makanan seperti cabai atau bumbu pedas. Perilaku anak cenderung sering menyentuh mata dan wajah mereka, jika capsaicin terkena kulit bisa sangat menyakitkan bagi anak.

“Tindakan keselamatan saat memasak dengan cabai termasuk memperhatikan pisau dan kompor atau wajan yang panas, Bunda dapat menghindarkan dari jangkauan anak agar tidak terluka atau terbakar. Anak juga dapat menggunakan sarung tangan untuk membantu mencegah kontak langsung dengan capsaicin yang bisa menyebabkan iritasi kulit atau mata,” ujar Bliss yang dikutip dari Yahoo News.

Demikian ulasan tentang pengenalan makanan pedas pada anak. Semoga bermanfaat untuk perkembangan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda