Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Tips Merawat Tali Pusar Bayi agar Tak Infeksi, Perhatikan Cara Mandi Bun

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 18 Jul 2024 22:10 WIB

Pusar Bayi Bodong, Apa Berbahaya? Kenali Gejala, Penyebab & Cara Memperbaikinya
Ilustrasi Tips Merawat Tali Pusar Bayi/Foto: Getty Images/iStockphoto/x-reflexnaja
Daftar Isi
Jakarta -

Tips merawat tali pusar bayi sangat penting untuk diketahui orang tua, guna mencegah terjadinya infeksi. Salah satu hal yang perlu diperhatikan yakni cara memandikan Si Kecil, Bunda.

Dikutip dari Web MD, tali pusar adalah struktur berbentuk seperti tabung yang membawa makanan dan oksigen dari tubuh bunda ke bayi selama masa kehamilan. Tali pusar juga membawa produk sisa dari bayi, sehingga tubuh Bunda dapat membuangnya.

Setelah proses persalinan, dokter akan menjepit dan memotong tali pusar. Tak perlu khawatir, tali pusar tidak memiliki saraf, jadi baik Bunda maupun bayi tidak akan merasakan apa pun. 

Sisa ujung dari tali pusar akan tertinggal di perut Si Kecil, dengan panjang berkisar antara 1,5 hingga 2,5 cm. Pada awalnya, bagian ujung tali pusar yang tertinggal ini mungkin terlihat mengkilat dan kekuningan.

Namun saat mengering, warnanya bisa berubah menjadi cokelat atau abu-abu, bahkan bisa juga jadi keunguan atau biru. Nantinya, bagian ini akan mengerut dan menjadi hitam sebelum lepas dengan sendirinya.

Tips perawatan tali pusar bayi

Biasanya tali pusar yang tertinggal di perut bayi akan lepas sekitar 10 hingga 14 hari setelah dilahirkan, tetapi bisa juga memakan waktu hingga 21 hari. Berikut beberapa tips perawatan tali pusar bayi yang perlu diperhatikan seperti dilansir berbagai sumber:

1. Jaga agar tetap kering

Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tips perawatan tali pusar bayi yang paling penting yakni usahakan tetap kering. Jaga agar tidak basah dan lembap, karena kondisi ini memicu pertumbuhan kuman yang menyebabkan infeksi.

2. Tidak perlu dibersihkan dengan sabun

Saat lahir, tali pusar akan dipotong oleh dokter dan ujungnya akan dibersihkan dengan menggunakan alkohol swab kadar 70 persen.

Namun setelah di rumah, tali pusar tidak perlu dibersihkan oleh sabun ataupun cairan lainnya. Biarkan terbuka tanpa ditutup dengan kasa kering.

3. Jangan tertutup popok

Saat memakaikan popok pada bayi, usahakan tali pusar tidak tertutup popok maupun lipatannya. Tujuannya agar tidak terkena atau tercemar urine dan kotoran, serta untuk menghindari terjadinya infeksi.

4. Hindari paparan minyak atau bedak

Saat memandikan bayi di rumah, usahakan tali pusar tidak basah. Selain itu, hindari penggunaan minyak, bedak, atau jamu-jamuan, karena rentan membuat tali pusar dan area di sekitarnya jadi basah dan lembap.

5. Jangan ditarik paksa

Biarkan ujung tali pusar lepas dengan sendirinya. Hindari menarik paksa sampai lepas, terlebih menggunakan tangan yang kotor. Hal ini sangat berisiko memicu infeksi dan masalah kesehatan lebih lanjut. 

6. Bersihkan cairan di sekitar ujung tali pusar

Dikutip dari Mayo Clinic, cairan bening atau mungkin sisa darah mungkin merembes keluar di sekitar ujung tali pusar. Jika Bunda melihatnya, bersihkan dengan kapas basah, lalu keringkan. 

Bunda mungkin perlu sedikit menekan perlahan kulit di sekitarnya untuk menjangkau semua sisa cairan yang ada. Membersihkan sisa cairan dan kotoran yang menempel pada ujung tali pusar akan membantu mencegah terjadinya infeksi. 

Bunda juga bisa menggunakan waslap yang telah dibasahkan untuk membersihkan bagian tali pusar yang kotor. Usap perlahan, lalu keringkan dengan kain bersih.

7. Jika perlu, mandikan dengan waslap

Mungkin akan lebih mudah bagi Bunda menjaga kebersihan tali pusar dengan cara memandikan Si Kecil menggunakan waslap, dibandingkan mandi biasa. 

Saat mandi dengan waslap, Bunda hanya akan menyeka bagian tubuh yang perlu dibersihkan saja. Gunakan waslap atau kain yang hangat. Jangan lupa keringkan secara perlahan dengan handuk kering.

Kapan harus cek ke dokter?

Ujung tali pusar biasanya berubah warna sebelum lepas. Biasanya juga terlihat sedikit darah di dekat tunggulnya, misalnya karena bergesekan dengan popok.

Selain itu, seperti halnya keropeng, bagian ujung tali pusar ini juga mungkin akan mengeluarkan sedikit darah saat lepas.

Bunda sebaiknya konsultasi ke dokter jika ada beberapa tanda infeksi seperti berikut:

  • Pendarahan dari ujung tali pusar semakin parah, atau masih ada beberapa tetes darah setelah tiga hari.
  • Daerah sekitar pusar mengeluarkan cairan kental, apalagi jika berwarna kuning seperti nanah.
  • Area sekitar tali pusar menjadi merah atau bergaris merah. Raba jika perlu, kulit yang terinfeksi sering kali terasa lebih hangat dibandingkan kulit yang tidak terinfeksi.
  • Ada keluhan nyeri, bengkak, atau berbau tak sedap di sekitar pusar.
  • Ada peningkatan suhu tubuh, menjadi sangat rewel atau jadi tidak mau menyusu. 

Tanda-tanda di atas bisa jadi merupakan gejala infeksi tali pusar. Perawatan medis segera diperlukan untuk menghentikan penyebaran infeksi. Selain itu, konsultasikan juga dengan dokter jika tunggulnya masih belum lepas setelah tiga minggu.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda