HaiBunda

PARENTING

Kenali Ciri Bentuk Kepala Bayi yang Normal

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Senin, 09 Sep 2024 04:00 WIB
Ilustrasi Bentuk Kepala Bayi/Foto: iStock
Jakarta -

Setiap bayi yang lahir ke dunia tentu memiliki fisik yang berbeda-beda. Salah satu bagian tubuh yang memiliki bentuk berbeda adalah kepala.

Terkadang, kepala bayi baru lahir berbentuk tidak rata saat melewati jalan lahirnya. Bayi dilahirkan dengan area lunak di kepalanya yang disebut ubun-ubun di mana tulang tengkoraknya belum tumbuh menyatu.

Titik lunak ini memungkinkan kepala bayi yang relatif besar bergerak melalui jalan lahir yang sempit. Mereka juga mengakomodasi otak bayi yang berkembang pesat selama masa bayi.


Kepala bayi yang bentuknya tidak rata setelah lahir ini akan berubah seiring dengan perkembangan waktu. Lama kelamaan, kepala bayi akan terlihat berubah menjadi bulat, Bunda.

Ciri bentuk kepala bayi normal

Mengutip dari laman The Child Development Centre of Prince George and District, ada beberapa ciri bentuk kepala bayi normal. Berikut ini deretannya:

  • Bagian belakang kepala melengkung dan kedua sisinya sama
  • Mata dan telinga berada pada level yang sama dan berukuran sama
  • Dahi melengkung dan sejajar
  • Pipi berukuran sama
  • Bagian atas kepala sejajar
  • Bentuk kepala normal 1/3 lebih panjang daripada lebarnya

Penyebab bentuk kepala bayi tidak normal

Dilansir laman Healthline, ada beberapa penyebab bentuk kepala bayi tidak normal. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Proses kelahiran

Bayi mungkin memiliki benjolan di bagian atas kepala jika Si Kecil dilahirkan dengan bantuan vakum atau alat isap, Bunda. Tidak hanya itu, kepala bayi dapat terlihat 'terjepit' di bagian samping jika dokter menggunakan forsep (sepasang pinset besar) untuk membantu menarik bayi keluar.

Jika Bunda mengalami kelahiran kembar, bayi tentu harus berbagi tempat di dalam rahim. Hal ini bisa menyebabkan beberapa bayi baru lahir memiliki area yang rata di kepala karena mereka tidak memiliki banyak ruang untuk bergerak.

2. Perubahan posisi kepala

Penelitian menunjukkan bahwa tidur telentang adalah cara teraman untuk bayi jika tidur di dalam boks. Namun, hal ini bisa menyebabkan perubahan sementara pada kepala bayi.

Bunda mungkin memperhatikan kepala bayi agak datar saat berusia satu hingga dua bulan. Masalah bentuk kepala ini sangat umum dan kerap disebut dengan positional plagiocephaly.

3. Cacat lahir

Sendi longgar pada tengkorak bayi biasanya tidak mulai menutup sepenuhnya hingga Si Kecil berusia sekitar 2 tahun. Tengkorak yang fleksibel memungkinkan otak bayi tumbuh dan berkembang secara normal.

Cacat lahir yang disebut craniosynostosis terjadi ketika beberapa tulang di tengkorak bayi bergabung terlalu dini. Kondisi langka ini terjadi sekitar 1 dari 2.500 bayi baru lahir di Amerika Serikat.

Jika ini terjadi sebelum otak bayi berkembang sepenuhnya, hal itu dapat menyebabkan perubahan pada bentuk kepala bayi. Masalah serius ini bisa menyebabkan komplikasi lain, termasuk kejang, kebutaan, dan kerusakan otak.

Bentuk kepala bayi yang tidak normal

Ada beberapa bentuk kepala bayi yang tidak normal, Bunda. Berikut ini Bubun bantu bagikan jenisnya dari berbagai sumber:

1. Kepala peyang

Kepala peyang atau sindrom kepala datar kerap juga disebut dengan plagiocephaly posisional. Kondisi ini biasanya terjadi pada saat bayi tidur dengan kepala menghadap ke sisi yang sama selama bulan-bulan pertama kehidupannya.

Meski begitu, hal ini tidak hanya terjadi ketika mereka tertidur. Kondisi ini juga bisa terjadi karena bayi berada di kursi mobil bayi, gendongan, kereta dorong, ayunan, hingga kursi goyang.

Tandanya adalah sebagai berikut:

  • Bagian belakang kepala bayi lebih datar di satu sisi
  • Biasanya rambut bagian belakang lebih sedikit
  • Saat melihat kepala bayi, telinga di sisi yang datar terlihat menonjol ke depan

2. Brakisefali

Berbeda dengan kepala peyang, brakisefali adalah kondisi ketika kepala belakang bayi menjadi pipih dan menyebabkan kepalanya melebar. Terkadang, dahinya pun terlihat menonjol ke luar.

Ciri-ciri anak dengan kondisi brakisefali adalah sebagai berikut:

  • Bagian belakang kepala datar
  • Kepala lebih lebar dari panjangnya
  • Adanya benjolan di atas telinga dan merupakan bagian terlebar dari kepala
  • Wajah tampak kecil jika dibandingkan dengan ukuran kepala
  • Dahi miring ke belakang
  • Tengkorak melengkung

3. Skafoskefali

Menilik dari laman Cleveland Clinic, skafoskefali dikenal juga dengan kraniosinostosis sagital. Ini merupakan cacat lahir yang memengaruhi tengkorak bayi.

Skafoskefali adalah kondisi ketika tulang tengkorak menyatu sebelum lahir. Hal ini menimbulkan tekanan saat otak tumbuh dan menyebabkan kepala bayi menjadi tidak berbentuk. Kondisi ini tidak bisa diobati dan dapat memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan otak Si Kecil.

4. Dolikokefali

Dolikokefali adalah kondisi yang menyebabkan bentuk kepala menjadi panjang dan sempit. Penggabungan ini dapat membatasi pertumbuhan tengkorak pada arah melintang, sehingga menyebabkan bentuk kepala menjadi menyempit.

Kondisi ini ditandai dengan bentuk kepala yang panjang dan sempit. Ciri lain yang mungkin terlihat adalah dahi runcing, wajah kurang simetri, dan bentuk wajah yang kecil.

5. Mikrosefali

Merangkum dari laman Mayo Clinic, mikrosefali adalah kondisi neurologis langka yang menyebabkan kepala bayi jauh lebih kecil daripada kepala anak-anak lain yang seusia dan berjenis kelamin sama. Terkadang, kondisi ini terdeteksi saat lain dan umumnya terjadi karena ada masalah perkembangan otak di dalam rahim atau ketika otak berhenti tumbuh setelah lahir.

Mikrosefali bisa disebabkan oleh berbagai faktor genetik dan lingkungan. Anak-anak dengan mikrosefali sering mengalami masalah perkembangan.

6. Makrosefali

Makrosefali adalah istilah untuk kondisi di mana bayi memiliki ukuran kepala yang luar biasa besar. Dokter akan mendiagnosis kondisi ini jika ukuran kepala di sekitar bagian terlebarnya lebih besar dari 97 persen.

Mikrosefali dipengaruhi oleh gen. Dokter dapat mendiagnosis makrosefali familia jinak pada bayi jika mereka memiliki kepala besar dan riwayat keluarga dengan ukuran kepala lebih besar dari rata-rata.

Perawatan untuk kepala bayi

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/CokaPoka

Penyedia layanan kesehatan anak akan melakukan pemeriksaan fisik. Jika kepala bayi mengalami bentuk yang tidak normal, ada beberapa hal yang disarankan untuk dilakukan.

Melansir dari laman Mayo Clinic dan Verywell Health, berikut ini deretannya:

1. Ubah posisi bayi

Letakkan bayi dengan posisi telentang ketika tidur. Meski begitu, tetap ubah arah kepala bayi menghadap ke bagian dalam. Jika bayi bergerak saat tidur dan kembali ke posisi awal, lakukan penyesuaian pada waktu berikutnya.

2. Pegang bayi

Pegang bayi dalam posisi tegak saat bangun untuk membantu mengurangi tekanan pada kepala bayi dari ayunan, gendongan, dan kursi bayi. Bunda juga bisa menggendong Si Kecil dengan tangan bergantian setiap menyusui.

3. Tummy time

Dengan pengawasan yang ketat dan saat bayi terbangun, sering-seringlah letakkan Si Kecil dengan posisi tengkurap untuk bermain. Pastikan bayi berada di permukaan yang kokoh selama melakukan kegiatan ini, ya.

4. Menggunakan helm

Jika semua rekomendasi tidak membuahkan hasil, Si Kecil dapat melakukan terapi fisik untuk mengubah posisi kepalanya sehingga otot leher dan kepala menjadi kuat. Biasanya, dokter anak merekomendasikan helm cetakan.

Helm cetakan adalah helm yang dipasang khusus untuk mengurangi tekanan pada sisi rata kepala bayi. Helm ini disebut paling efektif mengatasi ketidakrataan kepala jika perawatan dimulai antara usia 4 sampai 12 bulan.

Pada periode ini, tulang tengkorak masih dapat dibentuk dan otak pun berkembang pesat. Perawatan dengan helm ini mungkin tidak efektif ketika anak berusia 1 tahun ketika tulang tengkoraknya sudah menyatu dan pertumbuhan kepala menjadi kurang cepat.

Kapan orang tua perlu khawatir dan harus dibawa ke dokter?

Melansir dari laman Healthline, bayi biasanya melakukan pemeriksaan rutin, termasuk pada bagian kepalanya. Memeriksa ukuran kepala bayi secara teratur bisa membantu dokter memastikan tidak ada penyebab serius perubahan bentuk kepala mereka.

Beberapa perubahan bentuk kepala bayi bisa berarti ada terlalu banyak tekanan di dalam kepala. Hal ini bisa membahayakan perkembangan otak bayi.

Segera hubungi dokter jika Bunda menemukan sesuatu yang tidak biasa pada bentuk kepala anak seperti tanda berikut ini:

  • Kepala bayi masih tidak berbentuk 2 minggu atau lebih setelah lahir
  • Ada titik yang menonjol atau bengkak pada kepala bayi
  • Ada titik lunak yang cekung di kepala bayi
  • Tidak ada titik lunak (fontanel) di kepala bayi
  • Perubahan bentuk atau posisi mata bayi
  • Perubahan bentuk pada dahi bayi
  • Pertumbuhan kepala bayi yang lambat atau tidak ada perkembangan sama sekali.

Demikian informasi tentang bentuk kepala bayi, Bunda. Semoga bisa memberikan banyak manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

6 Cara Mencegah Monkeypox pada Anak-anak

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Jennifer Bachdim Ajak Keempat Anak Tanpa Sang Suami Jalan-jalan ke Tokyo

Mom's Life Nadhifa Fitrina

7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya

Rekomendasi Produk Dwi Indah Nurcahyani

Cara Membuat Kartu Keluarga (KK) dan KTP Baru Online setelah Menikah

Mom's Life Amira Salsabila

Annisa Pohan Bagikan Foto saat Masa PDKT dengan Agus Yudhoyono, Dipuji Awet Muda

Mom's Life Nadhifa Fitrina

5 Potret Anak Ketiga Judika & Duma Riris yang Jarang Terekspose

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Potret Jennifer Bachdim Ajak Keempat Anak Tanpa Sang Suami Jalan-jalan ke Tokyo

Cara Membuat Kartu Keluarga (KK) dan KTP Baru Online setelah Menikah

5 Potret Anak Ketiga Judika & Duma Riris yang Jarang Terekspose

7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya

Annisa Pohan Bagikan Foto saat Masa PDKT dengan Agus Yudhoyono, Dipuji Awet Muda

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK