PARENTING
Pahami 5 Bahasa Cinta Anak dan Cara Memenuhinya agar Merasa Disayang
Kinan | HaiBunda
Kamis, 26 Sep 2024 15:40 WIBBahasa cinta atau love language menjadi salah satu karakteristik yang khas pada tiap manusia, termasuk pada anak-anak. Memahami karakter bahasa cinta anak akan membantu meningkatkan bonding dengan orang tua.
Dikutip dari laman Parents, sejauh ini diketahui ada lima bahasa cinta yang disebutkan oleh Gary Chapman, PhD dalam bukunya yang berjudul The 5 Love Languages.
Kelima bahasa cinta tersebut yakni physical touch (sentuhan), gifts (memberikan hadiah), words of affirmation (kata-kata afirmasi), acts of service (tindakan melayani), dan quality time (menikmati waktu bersama).
Teori dari Chapman menyebutkan bahwa setiap orang mengekspresikan dan merasakan cinta dengan lima cara yang sama, tetapi setiap orang (termasuk anak-anak) memiliki satu cara khusus yang dianggap paling berarti.
Menurutnya, orang tua tidak cukup hanya sekadar mencintai anak. Namun, Bunda dan Ayah juga harus harus tahu cara mengomunikasikan cinta kepada seorang anak, sehingga ia benar-benar merasa dicintai sepenuhnya.
Bagaimana cara mengenali lima bahasa cinta anak?
Langkah pertama dalam mengidentifikasi bahasa cinta utama anak adalah memperhatikan bagaimana mereka menunjukkan cinta kepada Bunda.
Mengapa demikian? Para ahli berpendapat bahwa setiap orang cenderung menunjukkan kasih sayang dengan cara yang paling diinginkan. Berikut ulasannya:
1. Physical touch
Cobalah lebih banyak mengekspresikan cinta pada anak melalui sentuhan fisik. Misalnya dengan memeluknya, tanya apakah mereka ingin duduk di pangkuan Bunda atau sekadar tawarkan pijatan di kaki.
"Jika anak terus-menerus berada di sekitar Bunda, baik sekadar menyentuh atau benar-benar bermain dengan Bunda secara fisik, itu adalah tanda bahwa mereka perlu lebih banyak disentuh," ungkap Laura Markham, Ph.D., penulis Peaceful Parent, Happy Kids.
2. Receiving gifts
Anak-anak dengan bahasa cinta ini akan benar-benar merasa dicintai saat menerima sesuatu. Tak sekadar itu, mereka bahkan akan ingat tentang bagaimana hadiah itu dibungkus dan mengingat siapa yang memberi mereka sesuatu selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelahnya.
Anak dapat melihat hadiah sebagai simbol cinta Bunda dan ini bisa berupa apa saja. Misalnya saja baju kesayangan, gantungan kunci, hingga hadiah yang sudah lama dinantikan Si Kecil.
3. Words of affirmation
Bagi anak-anak yang senang mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan manis, kata-kata kasih sayang atau pujian dari orang tua menjadi sangat penting.
Jika anak tampak berseri-seri setiap kali Bunda memuji mereka atau memberikan banyak umpan balik yang manis, maka mereka mungkin memiliki bahasa cinta words of affirmation.
4. Acts of service
Beberapa anak yang lebih besar akan menunjukkan kasih sayang mereka melalui partisipasi dalam pekerjaan rumah atau kegiatan keluarga. Hal ini dapat diungkapkan dengan melakukan pekerjaan rumah tanpa diminta, seperti membereskan piring kotor.
Mereka mungkin tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah isyarat cinta dan perhatian kepada anggota keluarga lainnya.
Namun, ketika anak-anak melakukan hal-hal ini secara proaktif, orang tua harus mengakui upaya tersebut dan memberikan dukungan positif melalui kata-kata kasih sayang dan penghargaan.
Anak-anak yang bahasa cintanya act of service menghargai ketika orang tua mereka melakukan tugas-tugas terkecil sekalipun untuk mereka. Termasuk membuatkan mereka makanan yang mereka idamkan saat itu.
Jika ini adalah bahasa cinta Si Kecil, tidak perlu khawatir karena umumnya mereka secara naluri menumbuhkan keterampilan kemandiriannya sendiri.
Namun, membantu mengarahkan akan membantu anak membangun kepercayaan diri dan mampu melakukan sesuatu tanpa bantuan Bunda di lain waktu.
5. Quality time
Ini berarti anak senang menghabiskan waktu bersama dengan Bunda. Dikutip dari The Bump, mereka umumnya juga senang bermain berlama-lama atau pergi jalan-jalan dengan keluarga.
Menyisihkan waktu setiap pekan untuk anak-anak yang bahasa cinta ini juga turut membangun kepercayaan dan memungkinkan Bunda menciptakan ikatan yang lebih dalam dan lebih bermakna.
Ingat, membangun hubungan yang berkelanjutan dengan anak-anak sesuai bahasa cintanya merupakan kunci untuk membentuk bonding yang lebih kuat.
Bisakah bahasa cinta anak berubah?
Meskipun Chapman percaya bahwa bahasa cinta seperti ciri-ciri kepribadian yang melekat seumur hidup, preferensi anak mungkin tampak berubah dari waktu ke waktu dan tahap ke tahap.
Anak balita yang senang dipeluk bisa saja tumbuh menjadi anak berusia 7 tahun yang suka bermain kasar. Anak yang dulunya senang dipuji bisa juga tumbuh menjadi skeptis terhadap dukungan Bunda di suatu titik dan sebaliknya.
Semua bergantung pada lingkungan sekitar dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh orang-orang terdekat anak, yang dapat membentuk karakternya kelak. Perhatikan reaksi dan perilaku anak tentang jenis kasih sayang yang mereka butuhkan di setiap momen.
Demikian ulasan tentang berbagai bahasa cinta anak yang dapat Bunda coba temukan pada Si Kecil. Ini akan membantu membuat tumbuh kembang, terutama perkembangan emosinya, semakin optimal.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)