Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Dermatitis Seboroik pada Bayi, Kondisi Kepala Anak Berketombe

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 29 Oct 2024 04:00 WIB

Penyebab Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir Lonjong, Apakah Bisa Kembali Normal?
Ilustrasi kepala bayi/Foto: Getty Images/iStockphoto/CokaPoka
Daftar Isi
Jakarta -

Dermatitis seboroik menjadi salah satu kondisi yang dapat dialami oleh bayi baru lahir, di mana kulit kepalanya jadi tampak memerah dan muncul ruam bersisik. Meski tak menular, tetapi kadang bisa bikin bayi tak nyaman.

Dikutip dari laman Kemenkes RI, seborrheic dermatitis alias dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang dianggap sebagai bentuk dermatitis kronis (jangka panjang) pada kulit kepala. Masalah kulit ini disebut juga dengan istilah eksim seboroik atau cradle cap pada bayi. 

Meski dermatitis jenis ini tidak menular dan tidak membahayakan kesehatan, gejalanya sangat tidak nyaman dan cukup mengganggu penampilan Si Kecil. Maka dari itu, dalam beberapa kasus bayi mungkin perlu berkonsultasi ke dokter untuk mendapat pengobatan khusus.

Tanda dan gejala dermatitis seboroik pada bayi

Dermatitis seboroik menyebabkan kulit kepala memerah dan mengalami ruam dengan bercak bersisik yang terasa gatal. 

Penyakit kulit ini juga dapat membuat kulit kepala mengering, mengelupas, dan memunculkan ketombe yang membandel. Area kulit yang paling sering terdampak adalah kulit kepala.

Akan tetapi, dermatitis seboroik bisa juga menyerang area berminyak di bagian tubuh yang lain seperti wajah, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dan dada. 

Pada bayi, gejala seboroik biasanya akan hilang sepenuhnya di usia 6-12 bulan. Namun, eksim seboroik bisa muncul kembali saat anak menginjak usia pubertas, yang tampak seperti ketombe.

Penyebab dermatitis seboroik pada bayi

Dikutip dari National Eczema Society, penyebab pasti dermatitis seboroik pada bayi sampai saat ini masih belum diketahui. Namun, dipercayai bahwa dermatitis seboroik disebabkan oleh produksi kelenjar sebasea penghasil minyak yang berlebihan pada kulit kepala bayi.

Selain itu, diduga kondisi ini juga bisa disebabkan oleh jamur Malassezia yang tumbuh akibat minyak yang berlebihan di permukaan kulit.

Riwayat keluarga dengan eksim atau kondisi kulit lainnya tampaknya tidak terlalu penting, meskipun beberapa bayi dengan dermatitis seboroik juga dapat mengalami eksim atopik, terutama jika dermatitis seboroiknya lebih parah dan meluas.

Diagnosis dermatitis seboroik

Terkadang sulit bagi dokter untuk menentukan apakah bayi memiliki dermatitis seboroik atau kondisi kulit lainnya, seperti psoriasis atau ruam popok, karena semuanya tampak serupa.

Namun dikutip dari Kids Health, dokter dapat mendiagnosis cradle cap atau dermatitis seboroik berdasarkan tampilan kulit dan lokasi ruam. Bayi dengan dermatitis seboroik secara umum kondisinya akan membaik dengan sendirinya atau dengan pengobatan khusus.

Perawatan rumahan untuk dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik pada bayi biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. Namun, ada beberapa perawatan yang penting dilakukan untuk membantu menghilangkan sisik pada kulit kepala bayi, yaitu:

  • Cuci rambut bayi sekali sehari dengan sampo khusus bayi berbahan lembut dan tidak perih di mata
  • Singkirkan sisik di kulit kepala bayi dengan lembut menggunakan sisir atau sikat rambut khusus bayi yang bertekstur lembut
  • Jika sisik tidak mudah lepas, oleskan sedikit baby oil atau petroleum jelly ke kulit kepala bayi. Biarkan minyak meresap ke dalam kulit kepala selama beberapa menit hingga beberapa jam, jika perlu. Setelah itu, gunakan sisir lembut untuk menghilangkan sisik tersebut lalu cuci rambut bayi seperti biasa.

Apabila keramas secara teratur tidak membantu, dokter mungkin merekomendasikan krim steroid ringan atau sampo antijamur. Untuk seborrhea di bagian tubuh lain, dokter juga mungkin akan merekomendasikan krim steroid atau antijamur ringan.

Hal terpenting, jangan gunakan krim steroid atau antijamur yang dijual bebas tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ya, Bunda.

Pencegahan dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik sebenarnya tidak dapat dicegah. Bila Si Kecil sudah pernah mengalaminya, beberapa upaya berikut dapat dilakukan untuk menghambat kekambuhan:

  • Pastikan untuk membilas sisa sampo sampai benar-benar bersih saat keramas
  • Jangan gunakan produk perawatan kulit dan rambut yang mengandung alkohol, karena dapat menyebabkan peradangan di kulit
  • Hentikan penggunaan gel, atau produk rambut yang dapat memicu kambuhnya dermatitis seboroik

Kapan tanda perlu cek ke dokter?

Terkadang dermatitis seboroik di area popok atau lipatan kulit dapat terinfeksi. Segera lakukan konsultasi dengan dokter jika ruam Si Kecil bertambah parah atau ada tanda-tanda infeksi (kulit tampak merah, mulai mengeluarkan cairan, atau teraba hangat).

Ketombe dan dermatitis seboroik pada bayi biasanya akan membaik pada usia 12 bulan. Jika kondisi ini masih terjadi setelah itu, Bunda juga bisa membawa bayi untuk konsultasi ke dokter. 

Demikian ulasan tentang dermatitis seboroik pada bayi. Agar cepat membaik, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan kulit kepala bayi ya, Bunda! Semoga ulasan ini bermanfaat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda