HaiBunda

PARENTING

Sampai Usia Berapa Otak Anak Dapat Berkembang?

Azhar Hanifah   |   HaiBunda

Minggu, 13 Jul 2025 09:20 WIB
Tahapan perkembangan otak anak/ Foto: Getty Images/Chaloemphan

Perkembangan otak anak adalah proses luar biasa yang dimulai sejak dalam kandungan dan  terus berlanjut hingga anak menginjak usia remaja.

Namun, banyak Bunda yang masih bertanya-tanya, sebenarnya sampai usia berapa otak anak terus berkembang dan kapan dianggap matang?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penting bagi Bunda memahami tahapan perkembangan otak anak dari janin hingga remaja. Yuk, simak penjelasan lengkapnya agar Bunda bisa memberikan stimulasi yang tepat sesuai usia dan kebutuhan Si Kecil!


Tahapan perkembangan otak anak

Di bawah ini adalah tahapan perkembangan otak anak mulai dari janin dalam kandungan hingga Perkembangan otak anak remaja 14-18 tahun.

Perkembangan otak janin dalam kandungan

Melansir dari laman Baby Centre, otak janin sudah mulai berkembang sejak masa awal kehamilan. Otak adalah salah satu organ pertama yang terbentuk dan tumbuh dengan pesat selama kehamilan. Berikut tahapannya:

  • Trimester pertama: sambungan saraf awal terbentuk di sumsum tulang belakang, memungkinkan janin melakukan gerakan kecil walau belum terasa oleh ibu. 
  • Trimester kedua: lobus temporal berkembang, memungkinkan janin mendengar suara dari luar. Batang otak hampir sepenuhnya terbentuk.
  • Trimester ketiga: otak berkembang sangat cepat, membelah menjadi belahan kanan dan kiri, masing-masing mengendalikan sisi tubuh yang berlawanan.

Perkembangan otak anak usia 0-12 bulan

Mengutip dari Kid Central TN, otak bayi akan berkembang sangat pesat pada tahun pertama kehidupan. Beberapa tanda perkembangan otak di usia ini meliputi:

  • Bayi mulai mengenali wajah dan benda-benda yang sering dilihat.
  • Mereka menggunakan tubuhnya untuk bereksplorasi, seperti menggerakkan tangan untuk meraih mainan.
  • Bayi belajar mengenali suara dan mulai memahami konsep sebab-akibat.
  • Mulai memahami fungsi mainan seperti balok susun atau buku kain.
  • Eksplorasi dengan berbagai tekstur seperti karpet, selimut, atau boneka.

Perkembangan otak anak balita usia 1-3 tahun

Mengutip laman Michigan dan First Things First, usia balita merupakan periode penting bagi tumbuh kembang anak, baik secara sosial-emosional, fisik, maupun kemampuan berpikirnya.

Berikut beberapa ciri perkembangan otak anak di usia ini:

  • Mulai menyebut angka dalam lagu meski belum memahami artinya.
  • Mengenal dan meniru rutinitas seperti menidurkan boneka.
  • Memahami konsep ukuran seperti "besar" dan "kecil".
  • Sering bertanya "mengapa" sebagai bentuk rasa ingin tahu.
  • Menirukan suara dan gerakan hewan.

Seorang dokter anak dari Kid Central TN juga menambahkan, "Balita belajar lewat pengalaman langsung. Interaksi yang hangat dari orang tua dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pengendalian emosi mereka."

Perkembangan otak anak prasekolah usia 4-5 tahun

Pada anak usia 5 tahun otak telah berkembang sekitar 90 persen dari ukuran otak orang dewasa. Hal ini menegaskan bahwa masa lima tahun awal kehidupan merupakan periode krusial dalam pembentukan jaringan koneksi di otak.

  • Emosi dan sosial anak usia 4-5 tahun, mulai memahami dan mengekspresikan emosi mereka melalui kata-kata, gerakan, maupun suara. 
  • Kemampuan berbahasa anak akan membuatnya senang bercerita dan mulai mampu menggunakan kalimat kompleks. 
  • Anak mulai memahami konsep waktu, mengenali sejumlah huruf dan angka, serta mampu menghitung hingga sepuluh.
  • Anak semakin aktif, seperti berlari, melompat, memanjat, dan menyeimbangkan tubuh. 
  • Mandiri dalam kegiatan harian anak, seperti bisa memakai pakaian sendiri, makan dengan alat makan, dan pergi ke toilet tanpa bantuan.

Perkembangan otak anak usia 6-7 tahun

Mengutip laman Welsh Government, berikut perkembangan otak anak usia 6-7 tahun:

  • Sosialisasi dan Emosi Anak mulai membangun pertemanan yang lebih dalam,  mulai mempelajari cara berbagi, menunggu giliran, serta memahami aturan dalam bermain.
  • Di usia ini, mereka sudah mampu mengikat tali sepatu sendiri, menghitung hingga angka 100, dan memahami dasar-dasar dalam berhitung.
  • Anak mulai mengenal perbedaan huruf kapital dan huruf kecil, menulis kata-kata sederhana, serta menyalin tulisan tanpa perlu bantuan.
  • Anak mampu melompat dengan kedua kaki, berjalan di garis lurus, naik turun tangga dengan mudah.

Perkembangan otak anak usia 8-10 tahun

Melansir laman Scholastic dan Kid Central TN, di bawah ini merupakan perkembangan otak anak usia 8-10 tahun:

  • Anak usia 8-10 tahun mulai menunjukkan kemampuan berpikir secara logis, membuat perencanaan, serta memecahkan masalah.
  • Anak semakin mahir membaca, menulis, dan berdiskusi. mereka semakin lancar dalam membaca, menulis, dan berdialog.
  • Anak mulai memahami perspektif orang lain dan menunjukkan empati lebih besar. Mereka juga tertarik pada proyek dan hobi tertentu.
  • Mereka mampu mengikuti instruksi yang kompleks, mandiri dalam tugas rumah tangga sederhana, dan mulai memahami nilai uang.

Perkembangan otak anak usia 11-13 tahun

Melansir dari laman Raising Children, pada usia remaja, otak masih terus mengalami perkembangan, khususnya di area korteks prefrontal.

  • Anak mulai berpikir secara rasional, membuat keputusan, dan mengontrol dorongan. 
  • Anak lebih mengandalkan emosi dalam mengambil keputusan karena bagian otak rasional belum berkembang sempurna.
  • Anak di usia ini mulai bisa berpikir secara abstrak. Mereka dapat memahami konsep seperti keadilan, cinta, dan tanggung jawab.
  • Mereka meyakini bahwa semua orang memperhatikan mereka.

"Meskipun anak 13 tahun mulai punya gaya berpikir konkret, otaknya masih terus berkembang," ujar dokter anak dari Einstein Pediatrics, Dr. Florencia Segura. 

Ia juga menambahkan bahwa remaja di usia ini masih sangat terpengaruh oleh persepsi sosial dan sedang membentuk identitas diri mereka.

Perkembangan otak anak remaja 14-18 tahun

Berikut ini penjelasan mengenai perkembangan otak anak remaja 14-18 tahun yang dikutip dari laman Kidcentral TN:

  • Remaja mulai menunjukkan kemampuan berpikir abstrak yang lebih dalam. 
  • Di usia ini, anak akan mulai mengembangkan kontrol diri dan emosi secara lebih baik. 
  • Otak remaja bisa menyamai orang dewasa. Namun, koordinasi antara bagian otak yang mengatur kesenangan dan kontrol impuls masih terus berkembang.
  • Kurang tidur dapat memengaruhi kemampuan konsentrasi, emosi, dan suasana hati remaja. 
  • Dukungan sosial dari teman sebaya, keluarga, serta rutinitas harian yang teratur berperan besar dalam membantu perkembangan otak yang optimal pada masa ini.

Sampai usia berapa otak anak dapat berkembang?

Melansir dari laman GoodRx Health, otak anak berkembang sangat pesat sejak dalam kandungan. Proses ini dimulai sejak usia kehamilan tiga minggu, saat jalur-jalur saraf utama mulai terbentuk.

Ketika bayi lahir, sebagian besar jalur saraf utama sudah ada, tapi masih terus disempurnakan di tahun-tahun pertama kehidupan.

Pada rentang usia 0 sampai 6 tahun, perkembangan otak anak berlangsung sangat pesat. Di tahap ini, volume otaknya sudah mencapai kurang lebih 90 persen dari ukuran otak orang dewasa.

Perkembangan otak bukan hanya terkait pertumbuhan ukuran, tetapi juga melibatkan pematangan fungsi serta penguatan koneksi antar sel saraf.

Proses ini sangat dipengaruhi oleh rangsangan dari lingkungan sekitar dan kualitas hubungan emosional yang dijalin anak, terutama dengan orang tua mereka.

Aktivitas seperti membaca buku, bermain, dan berinteraksi secara hangat dapat membantu membentuk jaringan sinaps (hubungan antar sel saraf) yang kuat, yang menjadi fondasi bagi kemampuan belajar dan regulasi emosi anak.

Pada usia berapa otak berhenti berkembang?

Banyak anggapan yang menyebut bahwa otak manusia baru benar-benar matang di usia 25 tahun. Namun, mengutip dari laman Science Focus, klaim ini sebenarnya tidak sepenuhnya akurat.

Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa usia 25 adalah titik akhir perkembangan otak. Sebaliknya, otak terus mengalami perubahan, meski memang pada tingkat yang lebih lambat setelah masa remaja.

Salah satu bagian otak yang paling lambat berkembang adalah prefrontal cortex, yaitu bagian yang berperan dalam pengambilan keputusan, kontrol emosi, dan penilaian sosial.

Meskipun bagian otak ini baru mencapai kematangan di usia sekitar 20-an, bukan berarti otak tidak bekerja sebelum itu. Justru masa perkembangan inilah yang memungkinkan anak-anak dan remaja terus tumbuh dan belajar melalui berbagai pengalaman.

Meski otak terus berkembang setelah masa kanak-kanak, beberapa perubahan mulai terjadi saat memasuki usia 30 hingga 40-an, di mana ukuran otak bisa mulai menyusut.

Namun, jangan khawatir Bunda, karena otak tetap memiliki kemampuan beradaptasi yang disebut neuroplasticity, yaitu kemampuan untuk membentuk koneksi baru seumur hidup.

Perkembangan ini dapat didukung melalui kegiatan seperti mencoba hal-hal baru, rutin berolahraga, menerapkan pola makan bergizi, serta menjalin hubungan sosial yang baik.

Ciri-ciri fungsi otak anak tidak berkembang maksimal

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat sejumlah tanda yang bisa menunjukkan bahwa perkembangan fungsi otak anak tidak berkembang maksimal, di antaranya:

1. Gangguan Motorik Kasar

  • Anak memperlihatkan pergerakan yang tidak seimbang atau tidak selaras antara sisi kanan dan kiri tubuhnya.
  • Anak mengalami ketegangan otot yang berlebihan (hipertonia) atau justru otot terasa sangat lemas (hipotonia).
  • Refleks tubuh anak bisa menunjukkan ketidakseimbangan, seperti terlalu responsif (hiperrefleksia) atau justru kurang responsif (hiporefleksia).
  • Gerakan tubuh anak juga bisa terlihat tidak terkoordinasi atau cenderung sulit untuk dikontrol.

2. Gangguan Motorik Halus

  • Saat usianya sudah lebih dari empat bulan, anak masih sering mengepalkan tangan dengan kuat.
  • Terlihat dominan menggunakan satu tangan sebelum usia satu tahun.
  • Pandangan mata tidak fokus atau tidak konsisten.
  • Masih sering memasukkan benda ke dalam mulut setelah lewat usia 14 bulan.

3. Gangguan Bicara dan Bahasa (Ekspresif)

  • Belum bisa menggabungkan dua kata menjadi frasa  saat usia di atas dua tahun.
  • Ucapannya masih sulit dipahami di usia 30 bulan.
  • Tidak mampu menunjuk benda yang menarik perhatiannya di usia 20 bulan.

4. Gangguan Bicara dan Bahasa (Reseptif)

  • Tidak menunjukkan minat untuk berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan.
  • Merespons suara atau panggilan secara tidak konsisten.
  • Anak masih kerap menirukan atau mengulang perkataan orang lain setelah melewati usia 30 bulan.

5. Gangguan Sosio-emosional

  • 6 bulan: Jarang tersenyum atau menunjukkan ekspresi senang.
  • 9 bulan: Minim suara atau ekspresi wajah.
  • 12 bulan: Tidak bereaksi saat namanya dipanggil.
  • 15 bulan: Belum bisa mengucapkan kata.
  • 18 bulan: Belum bisa melakukan permainan berpura-pura.
  • 24 bulan: Belum mampu merangkai dua kata dengan makna.
  • Usia lainnya: Tidak menunjukkan fase mengoceh (babbling), tidak berbicara, atau tidak menunjukkan kemampuan bersosialisasi.

Itu dia Bunda penjelasan lengkap mengenai perkembangan otak anak mulai dari dalam janin hingga remaja serta penjelasan mengenai sampai usia berapa otak anak dapat berkembang.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Tak Hanya IQ Tinggi, Ini 7 Tanda Anak & Orang Dewasa Memiliki Otak Jenius

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Bahagianya Aline Adita Pamer Baby Bump setelah 7 Th Menanti Kehamilan, Ini Potretnya

Kehamilan Annisa Karnesyia

Sosok Ajeng Kamaratih yang Sukses jadi MC di Eropa Berkat Fasih Bahasa Prancis

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Cara Perawatan Kulit Bayi Prematur, Bunda Perlu Tahu

Parenting Asri Ediyati

Jangan Asal Melabeli Perempuan "Pick Me", Ini Alasannya Menurut Ahli

Mom's Life Amira Salsabila

15 Resep Wedang, Hangat Diminum saat Hujan dan Tingkatkan Imun

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Enno Lerian Dampingi Sang Putra Tanding Baseball di Amerika Serikat, Ini 5 Potretnya

5 Cara Perawatan Kulit Bayi Prematur, Bunda Perlu Tahu

15 Resep Wedang, Hangat Diminum saat Hujan dan Tingkatkan Imun

Jangan Asal Melabeli Perempuan "Pick Me", Ini Alasannya Menurut Ahli

10 Manfaat Kesemek untuk Ibu Hamil, 'Si Buah Dewa' yang Penuh Nutrisi untuk Janin

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK