Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Makanan yang Bisa Picu Penyakit Serius Anak Sejak Dini Menurut Dokter

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Kamis, 24 Jul 2025 23:30 WIB

Makanan picu penyakit serius pada anak
Makanan picu penyakit serius pada anak/ Foto: Getty Images/Ranta Images
Daftar Isi

Memilih makanan untuk anak sebaiknya hati-hati agar tak menimbulkan penyakit serius sejak dini. Di tengah banyaknya pilihan yang tampak praktis dan menggugah selera, orang tua perlu lebih cermat melihat kandungan di balik setiap makanan yang dikonsumsi anak.

Apalagi, kebiasaan makan sejak dini sangat berperan dalam mendukung tumbuh kembang serta kesehatannya di masa depan. Kebiasaan makanan yang tidak sehat dapat mengancam kesehatannya di masa depan.

Nah, beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari ternyata bisa masuk dalam kategori pencetus penyakit serius jika tidak dikontrol dengan bijak, lho. Meski tampak biasa saja, kandungan tertentu di dalamnya bisa berdampak pada sistem metabolisme dan daya tahan tubuh anak bila dikonsumsi berlebihan.

Nah, agar Bunda bisa lebih memahami apa saja yang perlu diperhatikan, yuk simak informasi dari dokter spesialis mengenai contoh makanan penyakit serius yang perlu diwaspadai sejak dini!

Makanan yang berpotensi datangkan penyakit serius pada anak menurut dokter

Dokter spesialis jantung yang sudah lebih dari 20 tahun menangani pasien serangan jantung, dr. Sanjay Bhojraj, mengingatkan bahwa pola makan anak sejak kecil sangat menentukan risiko penyakit kronis saat dewasa nanti. Bersama istrinya, ia pun mulai lebih selektif dalam memilih makanan untuk ketiga putrinya.

“Kami pernah melewati masa-masa menyajikan nugget, keripik, dan makanan instan lainnya demi kepraktisan. Tapi seiring waktu, saya menyadari dampaknya terhadap kesehatan jantung dan metabolisme anak,” ujarnya, dikutip dari CNBC Make It.

Berikut lima jenis makanan yang kini tak lagi disajikan Dr. Bhojraj untuk keluarganya, beserta alternatif yang lebih sehat. Yuk, simak, Bunda!

1. Popcorn instan

Popcorn instan yang dimasak dalam microwave memang praktis dan disukai anak-anak. Namun, kemasannya sering dilapisi senyawa kimia sintetis bernama Per- and Polyfluoroalkyl Substances (PFAS) yang bersifat toksik dan sulit terurai, baik di dalam tubuh maupun lingkungan.

Paparan PFAS mengakibatkan gangguan sistem imun, penurunan fungsi tiroid, hingga risiko cacat lahir. Selain itu, perisa mentega buatan yang digunakan juga berpotensi merusak jaringan paru-paru jika dikonsumsi secara rutin dalam jangka panjang.

Sebagai alternatif, Bunda bisa membuat popcorn sendiri di teflon bertutup, lalu tambahkan mentega murni atau sedikit minyak zaitun. Rasanya tetap enak dan tentunya lebih aman untuk Si Kecil.

2. Yogurt berperisa

Tampilan menarik dan label “tinggi protein” sering membuat yogurt berperisa terlihat seperti camilan sehat. Padahal, produk ini biasanya mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi serta pewarna buatan, Bunda.

Rasa yogurt yang manis dan kemasannya kecil, membuat anak-anak sering mengonsumsinya lebih dari satu porsi sekaligus. Akibatnya, asupan gula melonjak dan bisa memicu gangguan metabolisme, resistensi insulin, hingga risiko obesitas sejak dini. Semua ini merupakan faktor awal berbagai penyakit kronis.

Jika ingin manfaat yogurt tetap sehat untuk tubuh Si Kecil, Bunda bisa memilih Greek yogurt tawar. Untuk menambah rasa dan gizinya, tambahkan sedikit madu alami dan potongan buah segar. Rasanya tetap enak, dan tentunya lebih aman untuk kesehatannya.

3. Daging olahan

Sosis, kornet, dan nugget instan mungkin sering jadi andalan bekal atau lauk praktis untuk anak. Namun, jenis makanan ini termasuk dalam kategori makanan pemicu penyakit serius karena kandungan natrium, nitrat, dan bahan pengawetnya yang tinggi.

Jika dikonsumsi terus-menerus, bisa mengganggu fungsi pembuluh darah, memicu tekanan darah tinggi, bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke sejak usia dini.

Untuk menghindari risiko tersebut, Bunda bisa beralih ke sumber protein utuh yang lebih sehat, seperti ayam panggang tanpa kulit, ikan, telur, tahu, tempe, atau kacang-kacangan. Selain lebih bergizi, pilihan ini juga lebih akrab dengan selera keluarga Indonesia.

4. Sereal dan minuman manis

Sarapan dengan sereal warna‑warni atau minuman kemasan memang praktis, tapi kandungan gulanya sangat tinggi. Lonjakan dan jebakan gula di pagi hari berisiko membuat anak cepat lelah, sulit konsentrasi, bahkan rentan naik-turun mood. Jika dibiarkan terus‑menerus, risiko diabetes tipe 2 dan kebiasaan makan buruk bisa mengintai mereka, Bunda.

Sebagaimana disebutkan oleh pakar metabolisme, Dr. Robert Lustig, rata-rata sarapan anak mengandung lebih banyak gula dibandingkan kapasitas tubuh mereka untuk memprosesnya selama tiga hari penuh.

Agar lebih aman, sajikan sarapan bergizi seimbang seperti buah segar, telur dengan sayuran, atau smoothie yang tinggi serat dan lemak sehat. Selain itu, air putih tetap menjadi pilihan minuman terbaik untuk anak, ya, Bunda.

5. Gorengan

Jenis makanan terakhir yang berisiko hadirkan penyakit serius pada anak adalah gorengan, seperti ayam krispi, kentang goreng, atau jajanan kaki lima. Teksturnya yang renyah dan rasanya yang gurih membuat gorengan jadi camilan favorit banyak anak.

Namun, proses pengolahannya yang menggunakan suhu tinggi, terutama jika memakai minyak bekas pakai, dapat menghasilkan senyawa beracun seperti akrilamida dan produk akhir glikasi lanjut (AGEs). Zat-zat ini bisa memicu peradangan kronis, mempercepat kerusakan sel, dan meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti kanker dan gangguan jantung.

Tak hanya itu, konsumsi berulang juga bisa membentuk selera anak terhadap makanan tinggi lemak jenuh dan tekstur renyah, sehingga semakin sulit lepas dari pola makan tidak sehat.

Sebagai solusinya, Bunda bisa mengubah teknik memasak menjadi lebih sehat, seperti memanggang atau menggunakan air fryer. Kreasikan menu seperti kentang manis panggang, keripik sayuran, atau nugget buatan sendiri agar Si Kecil tetap bisa menikmati camilan lezat tanpa mengorbankan kesehatannya.

Sebelum melakukan perubahan besar pada pola makan Si Kecil, ada baiknya Bunda berkonsultasi dulu dengan dokter anak atau tenaga kesehatan. Selanjutnya, mulailah dari hal-hal sederhana, seperti memilih sarapan yang seimbang, mengurangi minyak olahan tersembunyi, dan mengajak anak terlibat di dapur agar mereka lebih peduli dengan apa yang mereka makan.

Sebab, pola makan sehat bukan soal harus sempurna setiap hari, tapi tentang membuat pilihan yang lebih bijak sedikit demi sedikit. Termasuk mengenali makanan penyakit serius yang sering tersembunyi di balik label praktis atau rasa favorit anak.

Yang paling penting, Bunda bisa mulai dari diri sendiri. Anak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan hanya dari apa yang mereka dengar. Kalau Bunda membiasakan pola makan sehat, Si Kecil pun akan mengikuti dengan lebih mudah.

Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa jadi langkah awal menuju hidup yang lebih sehat bersama keluarga, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda