PARENTING
7 Tanda Sumeng pada Anak dan Cara Mengatasinya
Kinan | HaiBunda
Selasa, 12 Aug 2025 21:20 WIBTanda-tanda sumeng pada anak perlu dipahami agar bisa segera diberikan perawatan yang tepat. Dengan begitu, suhu tubuh anak diharapkan bisa lebih cepat turun.
Ya, jika anak tampak merasa tidak enak badan dan suhu tubuhnya hangat, kemungkinan ia sedang sumeng atau demam ringan. Peningkatan suhu tubuh ini, yang disebut demam ringan (low-grade fever), sering kali menjadi tanda awal adanya infeksi virus.
Selain sumeng, tanda lain infeksi virus yang mungkin terjadi termasuk sakit kepala, kelelahan, dan penurunan nafsu makan.
Apa itu sumeng?
Dikutip dari Very Well Health, demam ringan atau sumeng adalah kondisi ketika suhu tubuh sedikit di atas normal. Kebanyakan orang menganggap suhu tubuh yang tidak lebih dari 38 °C sebagai demam ringan.
Meskipun demam ringan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, kondisi ini sebenarnya tidak perlu selalu dikhawatirkan. Sebagian besar demam ringan juga tidak memerlukan pengobatan.
Namun dalam beberapa kasus, demam ringan dapat menjadi tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi, peradangan, atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu.
Apa penyebab anak tiba-tiba panas?
Dikutip dari Kids Health, demam pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi. Demam pada dasarnya membantu tubuh dengan merangsang sistem kekebalan untuk melawan infeksi.
Diyakini juga bahwa suhu tubuh yang lebih tinggi dapat membuat kuman sulit untuk berkembang biak. Beberapa penyebab anak sumeng antara lain:
1. Berpakaian terlalu tebal
Bayi, terutama newborn dapat mengalami kenaikan suhu tubuh jika terlalu tebal berpakaian, dibedong, atau berada di lingkungan yang panas. Hal ini karena mereka belum dapat mengatur suhu tubuh sebaik anak yang usianya lebih tua.
Meski begitu, demam pada bayi baru lahir bisa menjadi tanda infeksi serius, sehingga sebaiknya tetap harus diperiksakan ke dokter.
2. Imunisasi
Bayi dan anak kadang mengalami demam ringan yang berlangsung sekitar satu hari setelah mendapat vaksinasi.
Anak yang sedang tumbuh gigi mungkin juga mengalami sedikit peningkatan suhu tubuh, tetapi jika suhunya menjadi lebih dari 37,8 °C, kemungkinan besar penyebabnya bukan tumbuh gigi saja.
3. Infeksi
Infeksi adalah alasan paling umum terjadinya demam, yang dapat berasal dari bakteri, virus, atau jamur. Meskipun demam dapat terjadi pada semua jenis infeksi, penyebab infeksi yang paling sering meliputi pada saluran pernapasan, saluran cerna, dan saluran kemih.
Jadwal imunisasi bayi dan anak
Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terbaru yang dirilis pada tahun 2024 dalam laman resminya, berikut jadwal imunisasi bayi dan anak:
1. Bayi baru lahir
Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam) perlu mendapatkan imunisasi Hepatitis B (HB-1). Pemberian didahului penyuntikan vitamin K minimal 30 menit.
2. Bayi usia 0-1 bulan
Jadwal imunisasi berikutnya untuk bayi usia 0-1 bulan yakni Polio 0 dan BCG. Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan.
3. Bayi usia 2-4 bulan
Di usia 2 bulan, bayi perlu mendapatkan vaksin DPT-HiB 1, Polio 1, Hepatitis B-2, Rotavirus 1, dan PCV 1.
Berikutnya di usia 3 bulan imunisasi yang perlu diberikan yakni DPT-HiB 2, Polio 2, dan Hepatitis B-3. Lalu untuk bayi usia 4 bulan diberikan imunisasi adalah DPT-HiB 3, Polio 3 (IPV atau polio suntik), Hepatitis B-4 dan Rotavirus 2.
4. Bayi usia 6 bulan
Di usia 6 bulan, bayi perlu diberikan imunisasi PCV 3, Rotavirus 3 (pentavalen) dan Influenza 1.
Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu.
Sementara itu, vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun.
5. Bayi usia 9 bulan
Pada usia 9 bulan, bayi dapat diberikan imunisasi MR 1 dan jika perlu JE 1 (Japanese Encephalitis).
6. Bayi usia 12 bulan
Di usia 12 bulan, bayi dapat diberikan booster PCV, Varisela 1 dan Hepatitis A-1. Vaksin varisela diberikan mulai umur 12 sampai 18 bulan.
Pada umur 1 sampai 12 tahun, diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan.
Lalu untuk vaksin Hepatitis A, dapat diberikan 2 dosis mulai usia 12 bulan. Nantinya dosis kedua diberikan dengan interval 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.
7. Usia 12-18 bulan
Memasuki usia di atas 12 bulan, jadwal imunisasi booster perlu diberikan. Misalnya pada usia 18 bulan, anak perlu mendapatkan imunisasi booster Hepatitis B, HiB, DPT, Polio dan MR/MMR.
Tanda-tanda sumeng pada anak
Gejala dan tanda sumeng pada anak dapat bervariasi tergantung kondisi individu dan penyebabnya. Selain suhu tubuh di atas 38 °C, gejala umum demam ringan meliputi:
1. Menggigil
Saat suhu tubuhnya meningkat, Bunda mungkin akan memperhatikan anak justru merasa kedinginan dan minta dipakaikan selimut. Pada dasarnya, menggigil adalah salah satu cara tubuh untuk menghasilkan panas dan melawan infeksi.
2. Banyak berkeringat
Ketika sumeng, biasanya tubuh anak akan terasa hangat saat diraba, terutama di dahi, leher, atau punggung. Selain itu, mereka juga akan lebih banyak berkeringat.
Berkeringat juga menjadi respons alami tubuh untuk menurunkan suhu tinggi saat sumeng maupun demam tinggi. Tubuh melepaskan keringat untuk menyejukkan diri, diharapkan supaya suhu tubuh bisa cepat kembali turun.
3. Wajah memerah
Gejala sumeng lain yang perlu diperhatikan yakni wajah anak tampak memerah, terutama di bagian pipi atau telinga.
4. Tubuh lemas
Anak umumnya akan tampak kurang aktif, lebih banyak berbaring atau minta digendong. Lemas saat demam bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk dehidrasi.
5. Rewel atau mudah menangis
Perhatikan gejala seperti lebih rewel, mudah menangis, dan sulit ditenangkan. Hal ini umumnya terjadi karena saat sumeng, anak akan merasa sangat tidak nyaman, Bunda.
Selain itu, perubahan suhu tubuh dapat memengaruhi sistem saraf dan membuat anak menjadi gelisah atau rewel.
6. Tidak nafsu makan
Anak enggan makan atau minum seperti biasanya? Hal ini juga menjadi salah satu tanda sumeng pada anak yang perlu diperhatikan. Alasannya, saat demam tubuh anak memerlukan asupan nutrisi yang cukup untuk pulih lebih cepat.
7. Mata tampak sayu
Mata tampak sayu adalah tanda tubuh sedang melawan infeksi dan anak kurang berenergi. Bunda bisa melihat bahwa Si Kecil mungkin akan tampak lelah atau matanya lebih sering memejam.
Jika kondisinya demikian, pastikan anak cukup tidur dan tidak terpapar cahaya terlalu terang.
Cara mengatasi sumeng pada anak
Berikut beberapa cara mengatasi sumeng pada anak yang bisa dilakukan untuk membantu gejala lebih cepat membaik:
1. Cukup istirahat
Berikan waktu ekstra untuk anak beristirahat lebih banyak dari biasanya. Saat sedang infeksi dan demam, tubuh anak perlu lebih banyak istirahat dan hindari aktivitas berlebihan supaya lebih cepat pulih.
2. Perbanyak minum air putih
Memenuhi cairan tubuh juga dapat membantu tubuh menurunkan suhu dengan lebih cepat, Bunda. Berikan anak cukup air putih, bisa juga dengan memberikan makanan berkuah seperti sayur bening, sup, atau bahkan buah-buahan.
3. Gunakan pakaian tipis
Berikan anak pakaian yang tipis dan berbahan lembut agar tetap nyaman.
4. Mandi air hangat
Dikutip dari IDAI, mandi air hangat bisa menjadi cara mengatasi anak demam yang cukup efektif. Sebab, air hangat dipercaya bisa menurunkan demam.
Jika anak tidak mau mandi, Bunda bisa memberikan kompres hangat di bagian kening anak untuk meredakan demam.
5. Jaga suhu ruangan tetap nyaman
Hindari memakaikan selimut yang berlapis-lapis saat anak tidur, karena ini bisa membuatnya merasa semakin gerah dan panas. Jika perlu, nyalakan kipas untuk menjaga sirkulasi udara di sekitar anak.
6. Minum air jahe
Cara mengatasi anak panas secara tradisional yang bisa dicoba adalah meminum jahe. Rempah ini memiliki senyawa anti-bakteri yang membuatnya dianggap efektif melawan demam.
Jika ingin membuatnya sendiri di rumah, Bunda bisa memotong sedikit jahe dan merebusnya untuk dijadikan teh.
7. Minum obat penurun demam
Saat badan anak panas, orang tua boleh memberikan obat penurun demam. Namun ingat, jika anak masih berusia di bawah 3 bulan, jangan memberikan obat-obatan apa pun sebelum mendapatkan izin dari dokter.
Cara mencegah sumeng pada anak
Meskipun tidak semua penyakit infeksi bisa dicegah, Bunda dapat mengurangi risiko sumeng dan demam pada anak dengan cara berikut:
- Hindari anak menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan.
- Cuci tangan dengan sabun dan air hangat selama minimal 20 detik.
- Lengkapi jadwal imunisasi sesuai usia dan kebutuhan.
- Hindari kebiasaan anak menggigit kuku.
- Gunakan hand sanitizer berbahan alkohol saat tidak ada air dan sabun untuk cuci tangan.
- Pastikan anak cukup tidur dan mampu mengelola stres dengan baik.
- Hindari kontak dengan orang sakit.
- Konsumsi makanan bergizi dan banyak minum air putih.
- Bersihkan secara rutin permukaan yang sering disentuh anak di rumah, termasuk seperti gagang pintu, meja, dan mainan.
- Olahraga teratur.
Perawatan di rumah seperti istirahat, makanan bergizi, dan cukup minum air putih dapat membantu meredakan gejala. Namun sumeng yang berlangsung beberapa hari sebaiknya tetap diperiksakan ke dokter, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
Fenomena Latte Dad, Gaya Parenting Ayah di Swedia yang Curi Perhatian
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
10 Cara Menambah Tinggi Badan Anak, Mulai dari Olahraga Tepat hingga Makan Bergizi
Cara Membuat Slime yang Aman untuk Anak dan Manfaat Memainkannya
3 Eksperimen Sederhana untuk Isi Kegiatan Si Kecil di Rumah, Seru Bun!
5 Cara Mengatasi Batuk pada Anak yang Bisa Bunda Lakukan di Rumah
TERPOPULER
Meisya Siregar Dirawat di RS Usai Didiagnosis 3 Kondisi Medis di Rahim, Polip hingga Mioma
5 Potret Chelsea Olivia Lari Pertama Kali Bareng Sang Ayah, Sebut Banyak Kenangan Indah
Potret Pemain Film Dominique Sanda dan Sang Putra yang Baru Wisuda Dokter
Kisah Perempuan di Malang Jalani Operasi Telinga karena Sering Pakai Cotton Bud
Dhafita, Pejuang Kecil dengan Hidrosefalus, Epilepsi hingga Cerebral Palsy
REKOMENDASI PRODUK
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Susu UHT untuk Anak & Panduan Memilih yang Terbaik
KinanREKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Chelsea Olivia Lari Pertama Kali Bareng Sang Ayah, Sebut Banyak Kenangan Indah
Meisya Siregar Dirawat di RS Usai Didiagnosis 3 Kondisi Medis di Rahim, Polip hingga Mioma
Kisah Perempuan di Malang Jalani Operasi Telinga karena Sering Pakai Cotton Bud
Dhafita, Pejuang Kecil dengan Hidrosefalus, Epilepsi hingga Cerebral Palsy
Momen Kebersamaan Alleia Bersama Sang Ayah, Ariel NOAH yang Jarang Tersorot, Ini 5 Potretnya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
5 Rekomendasi Film tentang Kemerdekaan, Cocok Ditonton Saat HUT RI 17 Agustus
-
Beautynesia
JMFW 2026 Kembali Hadir, Siap Jadi Kiblat Modest Fashion Masa Depan!
-
Female Daily
Intip Romantisnya Cerita Cinta Arbani Yasiz dan Raissa Ramadhani sampai ke Pelaminan!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Kumpulan 'Puisi Kemerdekaan' Singkat untuk Rayakan 17 Agustus 2025
-
Mommies Daily
Georgina Rodríguez Resmi Dilamar Cristiano Ronaldo, Ini 7 Pelajaran Relationship dari Hubungan Mereka