HaiBunda

PARENTING

Mengenal Glider Parenting yang Viral di Media Sosial

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 19 Aug 2025 09:10 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/staticnak1983
Jakarta -

Memilih dan menerapkan pola asuh yang tepat memang tidak selalu mudah ya, Bunda. Seperti saat ini sedang banyak dibicarakan tentang glider parenting, yang disebut-sebut lebih baik jika dibandingkan dengan helicopter parenting.

Seperti diketahui, helicopter parenting dikenal sebagai pola asuh overprotektif. Orang tua terlalu ikut campur pada urusan anak, sangat protektif, dan terlibat dalam hampir semua keputusan anak.

"Orang tua seperti ini cenderung terlalu protektif dan sangat khawatir tentang anak-anak mereka. Mereka sering kali mengatur secara rinci jadwal anak-anak mereka dan terlalu sering campur tangan," ungkap Michelle M. Reynolds, PhD, seorang psikolog klinis, dikutip dari Parents.


Perhatian yang berlebihan ini kerap memberi dampak negatif pada perkembangan anak, termasuk bagi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah.

Lantas apa itu glider parenting?

Berbeda dengan helicopter parenting di mana orang tua seakan-akan selalu 'terbang mengawasi di atas anak' seperti helikopter, glider parenting hadir dengan cara berbeda.

Dikutip dari New York Post, pola asuh glider ini mengambil pendekatan yang lebih seimbang. Orang tua tidak selalu mengawasi dari dekat, alias hanya mengamati anak dari kejauhan.

Meski begitu, orang tua akan siap bergerak cepat jika ada risiko bahaya yang terjadi. Termasuk pada hal-hal yang memungkinkan anak celaka.

Dengan kata lain, dalam penerapan pola asuh glider, Bunda selalu tahu kapan harus membiarkan anak mencari jalan keluarnya sendiri dan kapan harus turun tangan. Hal yang tak kalah penting, orang tua juga konsisten menunjukkan pada anak tentang arti batasan. 

Kelebihan glider parenting dari pola asuh overprotektif

Pada dasarnya, dasar dari helicopter parenting atau pola asuh overprotektif adalah rasa cinta dan takut sekaligus. Orang tua biasanya tidak mau anak gagal dan terluka, sehingga selalu mengambil langkah mencegahnya terjadi.

Namun yang akhirnya anak-anak justru tidak pernah mendapat kesempatan untuk mencari solusi sendiri. Mereka juga tidak belajar bahwa sebagian besar rintangan hidup sebenarnya bisa dihadapi dan diatasi.

Sebenarnya, anak-anak butuh kebebasan untuk membuat kesalahan dan mencoba lagi. Hal ini yang kemudian menjadi cara untuk membangun ketangguhan. 

Sementara itu, menjadi orang tua dengan pola asuh glider berarti tahu kapan harus mengawasi dan kapan harus memberi jarak pada anak.

Artinya, membiarkan anak berjuang menyelesaikan kesulitannya sendiri. Termasuk jika ia memiliki perselisihan dengan teman di sekolah. 

Ketika orang tua memberi kesempatan pada anak untuk 'memimpin' sesekali, mereka belajar bahwa mereka mampu. Mereka membangun rasa percaya diri dengan tidak bergantung pada penilaian orang dewasa, tetapi pada usaha dan perkembangan mereka sendiri.

Perbedaan glider parenting dan helicopter parenting

Ilustrasi/Foto: Getty Images/Jiyi

Secara garis besar, berikut perbedaan utama glider parenting dan helicopter parenting yang perlu Bunda pahami:

1. Gaya pengasuhan

Orang tua overprotektif cenderung akan selalu mengawasi anak dari jarak dekat, bahkan mengambil keputusan untuk anak. Sementara itu pada glider parenting, orang tua mengawasi dari jarak aman alias tidak selalu ikut campur. 

2. Respons terhadap kegagalan anak

Pada helicopter parenting, orang tua akan selalu turun tangan dan menyelesaikan masalah untuk anak. Sebisa mungkin orang tua akan menghindari risiko dan mencegah anak mengalami kesalahan maupun kegagalan.

Untuk orang tua berpola asuh glider, mereka akan memberi kesempatan dulu pada anak untuk mencoba menyelesaikan sendiri. Jika anak memang sudah benar-benar kesulitan dan meminta bantuan, orang tua akan hadir.

Orang tua juga menganggap bahwa risiko dan kesalahan merupakan bagian dari proses belajar anak, sehingga tidak perlu ditakutkan atau bahkan sepenuhnya dihindari.

3. Dampak bagi perkembangan anak

Jika anak selalu diikuti dan dibantu, mereka cenderung akan tumbuh menjadi sosok yang kurang mandiri. Hal ini karena anak sudah terbiasa untuk dibantu.

Sebaliknya, jika orang tua mau memberi kesempatan pada anak untuk gagal, mereka akan lebih mandiri karena terbiasa mencoba. Anak juga lebih terasah berpikir kritis, karena terbiasa mengambil keputusan sendiri.

4. Peran orang tua

Orang tua yang overprotektif berperan sebagai 'pengendali', yakni menentukan segala hal yang berkaitan dengan anak. Bahkan termasuk kegiatan yang akan diikuti oleh anak dan keputusan-keputusan lainnya.

Pada glider parenting, orang tua cenderung mengambil peran sebagai pendukung. Mereka akan hadir jika anak-anak benar sudah berupaya dan memerlukan bantuan.

Demikian ulasan tentang serba-serbi glider parenting, serta perbedaannya jika dibandingkan dengan helicopter parenting atau overprotektif. Bunda termasuk yang menerapkan pola asuh yang mana?

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Bermain di Luar Rumah Bisa Cegah Rabun Jauh pada Anak, Bun! Ini Penjelasannya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Bahagia Serra Abbie Putri Angie Virgin Diterima di University of Oxford

Mom's Life Amira Salsabila

Kondisi Anak Sulung Mpok Alpa Usai Kepergian Sang Ibunda, Masih Sering Pingsan

Mom's Life Annisa Karnesyia

280 Nama Rusia Aesthetic untuk Anak Laki-laki dan Artinya, Gagah nan Unik

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

Cuma Isi Voting Pilihan Bunda Awards 2025, Uang Belanja Bisa Nambah!

Haibunda Squad Tim HaiBunda

Kenali Tanda Kontraksi Mau Melahirkan di Trimester Ketiga, Kapan Mulai Terjadi?

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Viral Kisah Haru Paskibra Kevin Tetap Selesaikan Tugas saat Ayahnya Meninggal Dunia

5 Potret Bahagia Serra Abbie Putri Angie Virgin Diterima di University of Oxford

Cuma Isi Voting Pilihan Bunda Awards 2025, Uang Belanja Bisa Nambah!

Kenali Tanda Kontraksi Mau Melahirkan di Trimester Ketiga, Kapan Mulai Terjadi?

Kondisi Anak Sulung Mpok Alpa Usai Kepergian Sang Ibunda, Masih Sering Pingsan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK