Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Membesarkan Anak agar Tidak Tumbuh dengan Mental Seperti Oknum yang Merugikan Masyarakat

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Sabtu, 06 Sep 2025 12:00 WIB

Cara Membesarkan Anak agar Tidak Tumbuh dengan Mental Seperti Oknum yang Merugikan Masyaraka
Ilustrasi Bunda dan Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/monzenmachi
Daftar Isi
Jakarta -

Melihat tumbuh kembang anak tak hanya soal dari fisiknya saja, Bunda, tetapi juga dari sisi mental dan karakternya. Setiap perilaku kecil yang ditanamkan hari ini bisa membentuk masa depan mereka.

Di era yang serba cepat ini, anak-anak kerap terpapar berbagai pengaruh negatif dari lingkungan sekitarnya. Tanpa bimbingan yang tepat, mereka bisa menyerap sikap yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Menurut psikolog anak dan remaja, Anastasia Satriyo M.Psi., penting untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak sejak dini. Bimbingan yang tepat dari orang tua, akan melatih mereka tumbuh menjadi pribadi yang positif dan bermanfaat bagi sekitarnya.

Membentuk karakter anak melalui didikan sehari-hari

Anak-anak mulai meniru perilaku dari lingkungan terdekat, terutama orang tua. Karena itu, Psikolog Anastasia menekankan pentingnya role model orang tua dalam kehidupan sehari-hari.

"Bunda, cara kamu bersikap sehari-hari akan membentuk pandangan mereka tentang benar dan salah," ungkap Anastasia yang kini berpraktik di Klinik Perhati dan membuka layanan online.

Pembiasaan nilai sejak kecil membuat anak terbiasa menghormati aturan dan norma sosialnya. Kebiasaan sederhana seperti berbagi atau berkata jujur bisa menanamkan integritas yang kuat.

Selain itu, anak belajar dari bagaimana orangtua mengelola rejeki dan tanggung jawab. Sikap ini menjadi modal penting bagi mereka untuk bersikap adil dan bijak di masa depan.

Cara membangun karakter anak menurut pakar

Berikut ini cara menanamkan karakter positif pada anak, menurut Anastasia Satriyo M.Psi., Psikolog:

1. Teladan sehari-hari

Anak cenderung meniru apa yang mereka lihat. Contohnya seperti saat orang tua jujur meski tak ada yang mengawasi, atau sabar menunggu giliran di kasir maupun toilet.

2. Rasa empati

Biasakan mengajukan pertanyaan reflektif kepada anak, misalnya: "Kalau aku melakukan ini, siapa yang akan dirugikan atau siapa yang akan terbantu ya?". Cara ini melatih anak berpikir lebih luas daripada hanya memikirkan kepentingannya sendiri.

Empati bukan hanya soal memahami perasaan orang lain saja Bunda, tapi juga bertindak untuk menolong. Contohnya, anak bisa belajar membantu teman yang jatuh di sekolah atau berbagi mainannya dengan adik.

3. Mengenal konsekuensi

Anak perlu tahu bahwa setiap tindakan pasti memiliki akibat. Dengan begitu, mereka belajar bertanggung jawab atas pilihannya, misalnya memahami konsekuensi membuang sampah sembarangan atau menyontek saat ujian.

Kesadaran tentang akibat dari tindakan membuat anak lebih berhati-hati. Bunda, hal ini juga melatih mereka dalam mengambil keputusan yang bijak sesuai usia dan situasi.

4. Healing lintas generasi

Terkadang, budaya "asal aman sendiri" sering kali lahir dari pengalaman atau luka dari generasi sebelumnya. Di sinilah peran Bunda untuk mengubah pola itu dengan menanamkan keberanian bersikap jujur, meski harus berbeda dari orang lain.

Tips mendidik anak sesuai dengan profesi orang tua

Selain itu, Psikolog Anastasia juga memberikan tips tentang pentingnya menyesuaikan cara mendidik anak sesuai dengan profesi orang tua:

1. Orang tua bekerja di kepolisian, DPR, atau instansi pemerintahan

Anak bisa saja mendengar komentar negatif dari lingkungan sekitar, termasuk dari teman sebaya. Orang tua bisa menjelaskan, "Di setiap pekerjaan ada orang baik dan ada yang salah. Tugas Ayah/Bunda adalah melakukan hal yang benar, walau orang lain tidak selalu begitu."

Mengajarkan anak bahwa integritas adalah pilihan pribadi membuat mereka lebih paham arti kejujuran. Dengan begitu, meski di luar banyak contoh buruk, anak tetap melihat teladan yang baik.

2. Orang tua bekerja sebagai ojek online atau profesi yang rentan ketidakadilan

Anak bisa saja melihat orangtua pulang dengan lelah atau kesal karena diperlakukan tidak adil. Orang tua bisa menjelaskan, "Kadang Ayah/Bunda diperlakukan tidak adil oleh sistem atau orang lain, tapi tetap memilih bekerja jujur supaya keluarga tetap terpenuhi."

Pesan ini mengajarkan anak bahwa martabat seseorang tidak ditentukan oleh pekerjaan saja, melainkan cara kita bekerja dengan jujur dan bersih.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda