Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Perlukah Memberi Uang Setelah Anak Bantu Orang Tua Lakukan Pekerjaan Rumah?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 24 Nov 2025 18:25 WIB

Memberi anak uang setelah mengerjakan tugas rumah
Memberi anak uang setelah mengerjakan tugas rumah/ Foto: Getty Images/travelism
Daftar Isi

Melakukan pekerjaan rumah membantu anak belajar tentang bagaimana cara untuk mengurus diri sendiri, rumah, dan keluarga. Anak-anak dapat mempelajari keterampilan yang dapat mereka gunakan ketika dewasa nanti, seperti menyiapkan makanan, membersihkan, mengatur, dan berkebun.

Terlibat dalam pekerjaan rumah juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan seperti berkomunikasi dengan jelas, bernegosiasi, bekerja sama, dan bekerja sebagai tim.

Berbagi pekerjaan rumah tangga juga dapat membantu keluarga bekerja lebih baik dan mengurangi stres keluarga. Ketika anak membantu, pekerjaan rumah akan lebih cepat selesai, dan orang tua memiliki lebih sedikit pekerjaan. Hal ini membebaskan waktu bagi keluarga untuk melakukan hal-hal menyenangkan bersama.

Dalam praktiknya, ada beberapa orang tua yang memberikan uang sebagai bentuk reward atau imbalan. Akan tetapi, apakah hal ini perlu? Simak penjelasannya dalam artikel kali ini.

Perlukah memberi uang pada anak yang bantu pekerjaan rumah tangga?

Beberapa anak termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan rumah demi uang saku. Apakah anak Bunda salah satunya?

Namun, beberapa keluarga percaya bahwa semua anggota keluarga memiliki tanggung jawab untuk membantu, sehingga mereka tidak memberikan uang saku untuk pekerjaan rumah.

Penulis Kids Money Habits, Amy Koit yang juga pendiri kidsmoneyhabitscom mengatakan bahwa ada juga orang tua yang percaya bahwa mengaitkan pekerjaan rumah dengan uang saku mengajarkan anak-anak konsep bekerja untuk uang. Sama seperti orang tua bekerja untuk mendapatkan uang, jika anak-anak menginginkan uang, mereka harus mendapatkannya dengan melakukan pekerjaan rumah tangga.

"Pendekatan yang Anda pilih bergantung pada pelajaran keuangan apa yang ingin Anda ajarkan kepada anak-anak Anda," ungkapnya dikutip dari Money Mag.

Uang saku adalah salah satu alat yang bisa kita gunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang uang. Jika kita ingin anak-anak belajar tentang menghasilkan uang. Memberikan uang saku untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga adalah salah satu cara untuk mengajari mereka.

Namun, jika kita ingin mengajarkan anak-anak pelajaran lain tentang uang yang tidak melibatkan pertukaran waktu, keterampilan, dan usaha untuk uang, maka jangan kaitkan uang saku dengan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Menurut Koit, sebenarnya, ada jalan tengah yang tepat untuk perdebatan ini. Jalan tengah ini sangat efektif untuk keluarga saya. Kami mengidentifikasi "pekerjaan keluarga", "pekerjaan kontribusi", dan "pekerjaan individu".

Pekerjaan individu adalah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh anak sebagai tanggung jawab pribadi. Pekerjaan-pekerjaan ini umumnya hanya menguntungkan anak seperti merapikan kamar, merapikan tempat tidur, dan tidak boleh dibayar.

Pekerjaan kontribusi adalah pekerjaan yang diselesaikan anak sebagai kontribusi terhadap keluarga. Ini adalah pekerjaan yang menguntungkan anggota keluarga lainnya dan secara teknis dapat dikategorikan sebagai pekerjaan keluarga. Namun, pekerjaan-pekerjaan ini tidak dibayar.

Kategori ketiga, pekerjaan rumah tangga, adalah pekerjaan rumah yang jika diselesaikan oleh anak-anak, akan membebaskan orang tua dari kewajibannya. Pekerjaan rumah tangga di rumah misalnya meliputi memberi makan hewan peliharaan, mencuci pakaian, mengisi dan mengosongkan mesin pencuci piring, dan lain-lain.

"Kategori pekerjaan rumah tangga yang terakhir adalah pekerjaan yang bisa kita kaitkan dengan uang. Hal ini karena pekerjaan rumah tangga membebaskan ibu dan ayah dari kewajiban, sehingga membebaskan waktu berharga ibu dan ayah," papar Koit.

Waktu yang dibutuhkan seorang anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga ini seharusnya ditukar dengan uang. Ini adalah pekerjaan rumah yang dibayar, menurut Koit.

Jadi, kesimpulannya? Semuanya terserah dan menyesuaikan kebijakan orang tua ya, Bunda.

Pekerjaan rumah yang bisa ditugaskan sesuai usia anak

Mengutip laman Raising Children, ada beberapa pekerjaan rumah yang bisa ditugaskan sesuai dengan usia anak. Berikut pekerjaannya:

Balita (2-3 tahun)

  • Bantu merapikan mainan setelah bermain.
  • Bantu memasukkan cucian ke mesin cuci.
  • Bantu mengisi mangkuk air hewan peliharaan.

Anak prasekolah (4-5 tahun)

  • Atur meja makan.
  • Bantu menyiapkan makanan, dengan pengawasan orang tua.
  • Bantu menumpuk pakaian bersih untuk setiap anggota keluarga, siap dilipat.
  • Bantu berbelanja bahan makanan dan menyimpan bahan makanan.

Anak usia sekolah dan praremaja (6-11 tahun)

  • Siram kebun dan tanaman hias.
  • Beri makan hewan peliharaan.
  • Bantu menggantung pakaian dan melipat cucian.
  • Buang sampah.
  • Bantu memilih makanan dan berbelanja.
  • Bantu menyiapkan dan menyajikan makanan, dengan pengawasan.
  • Sedot debu atau sapu lantai.
  • Bersihkan wastafel kamar mandi, lap meja dapur, atau pel lantai.
  • Mencuci piring.

Remaja (12-18 tahun)

Remaja dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang mereka lakukan saat masih kecil, tetapi mereka dapat bertanggung jawab untuk mengerjakannya sendiri.

Remaja juga dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang lebih sulit. Misalnya:

  • Mencuci pakaian.
  • Membersihkan kamar mandi dan toilet.
  • Memotong rumput.
  • Berbelanja kebutuhan pokok.
  • Memasak makanan keluarga sederhana seminggu sekali.

Memberi anak uang setelah membantu mengerjakan tugas rumah tangga, bisa disesuaikan dengan peraturan di rumah. Ajak mereka membuat kesepakatan terkait hal ini.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda