Jakarta -
Pernah nggak, Bun, anak salah ketika dia melakukan sesuatu? Misalnya nih,
anak sedang latihan menari untuk pentas seni di sekolahnya. Nah, saat di rumah anak keliru ketika berlatih terus kita ketawa karena merasa lucu. Hmm, sebenarnya oke nggak sih?
Soalnya saya pernah, Bun, saat keponakan perempuan saya latihan menari untuk acara perpisahan di sekolahnya dia melakukan gerakan keliru. Alhasil, saya ngetawain dia deh. Keponakan saya ini juga tertawa walaupun saya kasih tahu juga gimana gerakan yang benar. Nah, kalau kata psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, baiknya kita nggak menertawakan kesalahan anak, Bun.
Ratih bilang, perilaku anak kecil masih didasari teori learning by doing, menggunakan contoh konkret dan kurang mengandalkan proses judgement atau penilaian secara moral. Jadi ketika mereka melakukan sesuatu, terkadang anak nggak pernah atau belum berpikir ke arah apa yang dia lakukan itu bener atau salah.
"Ini sampai anak usia sekitar 6 atau 7 tahun ya. Nah, ketika sudah masuk usia 7 tahun, biasanya anak sudah mulai memahami bahwa ini nggak boleh karena begini begini atau itu harus dilakukan karena begini begini. Di tahapan ini moral judgement anak sudah mulai berkembang tentang aturan benar dan salah," tutur Ratih yang praktik di RaQQi Human Development and Learning Centre waktu ngobrol dengan HaiBunda.
Jadi, tingkah
anak-anak ini murni karena kepolosan, Bun, dan itu yang kadang bikin kekeliruan anak ketika melakukan sesuatu terlihat lucu dan bikin kita tertawa. Ya, walaupun tetap ya baiknya anak nggak ditertawakan.
"Kenapa jangan ditertawakan? Karena kalau kita tertawakan akan dianggap sebagai reinforcement atau penguatan sehingga anak akan mengulangisnya untuk mendapatkan respons ketawa," tambah Ratih.
Sementara itu, psikolog anak dari Tiga Generasi Fathya Artha Utami bilang ketika anak melakukan kesalahan yang disengaja maupun nggak, orang dewasa baiknya langsung membantu anak membenarkannya, Bun. Misalnya, anak salah dalam mengucapkan nama benda di sekitarnya.
"Ini perlu dilakukan agar anak bisa mengetahui apa yang bisa dia perbaiki. Kalau kita nggak sengaja ketawa dan kita cuma ketawa tanpa membenarkan anak, ini bisa memicu rasa malu pada anak yang lama kelamaan membuatnya enggan melakukan hal itu lagi," tutur Fathya.
Hmm, kita nggak pengen kan ya rasa percaya diri anak turun dan
anak jadi minder gara-gara kita menganggap enteng apa yang dilakukan anak?
(rdn)