Jakarta -
Bunda sudah lihat kan, bagaimana pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle menyedot banyak perhatian dari seluruh dunia? Eits, nggak cuma mereka lho yang jadi 'bintang'nya, pangeran kecil George dan Putri Charlotte juga menarik untuk dilihat. Terlebih putri Charlotte dipuji percaya diri ketika hadir di Royal Wedding.
Kepercayaan diri yang dimiliki Putri Charlotte mulai melambaikan tangan pada publik, banyak tersenyum, bahkan sesekali ia menjulurkan lidahnya dengan iseng. Hi-hi, ada-ada aja ya tingkah putri mungil ini.
Pasti nggak sedikit nih orang tua yang bertanya-tanya, gimana sih caranya agar anak kita bisa sepercaya diri Putri Charlotte yang berani tampil di muka umum dengan riang. Nah, kali ini HaiBunda kasih nih 'formula'nya untuk menumbuhkan rasa percaya diri si kecil yang dikutip dari berbagai sumber. Yuk, simak bersama, Bun.
1. Ajarkan Cinta
 Cinta tanpa syarat membangun pondasi percaya diri. Foto: Shutterstock |
Cintai anak kita, itu udah pasti ya, Bun. Tapi kadang kita suka nggak sadar membentak atau berteriak ke anak. Coba deh kalau kita melakukan hal tersebut peluk anak dan minta maaf. Bilang kalau kita menyesal melakukan hal tersebut dan kita mencintai mereka. Anak juga perlu lho dianggap sebagai teman. Karena itu cintai mereka tanpa syarat.
Tunjukkan cintamu. Biarkan anak tahu bahwa kita mencintainya apa pun yang terjadi, menang atau kalah dalam pertandingan besar, mendapat nilai bagus atau buruk. Bahkan ketika kita marah padanya. Cinta tanpa syarat membangun pondasi yang kuat untuk percaya diri.
Selain itu, ajarkan pula pada anak untuk mencintai dirinya sendiri. Sebelum mengajarkan ke anak bagaimana mereka harus mencintai diri mereka, kita juga perlu banget untuk mencintai diri kita sendiri. Kita bisa kok jadi contoh hidup anak dengan memberi penghargaan dan memuji diri sendiri ketika berhasil melakukan sesuatu.
Obrolin ke anak soal kemampuan dan bakat serta usaha yang dibutuhkan sehingga kita berhasil mencapai target kita. Nah pada obrolan yang sama kita bisa tuh bantu si kecil memetakan apa sih kemampuan yang dia punya dan bagaimana mengembangkannya. Ajari anak kalau kegagalan juga bisa kita alami termasuk merasakan sakit akan jatuh juga mendapat kritik.
2. Biarkan Anak Gagal atau Salah Jangan keburu kesal dengan kesalahan yang anak buat, Bun. Bantu anak-anak melihat bahwa setiap orang membuat kesalahan dan yang penting adalah belajar dari kesalahan tersebut, bukan memikirkannya. Orang yang percaya diri tidak membiarkan rasa takut gagal menghampiri mereka, bukan karena mereka yakin mereka tidak akan pernah gagal, tetapi karena mereka tahu bagaimana menghadapi hal tersebut dengan tenang.
Biarkan anak-anak gagal. Wajar kalau orang tua ingin melindungi anak dari kegagalan, tetapi dari kegagalan itulah anak belajar termasuk mencapai tujuan. Hal ini akan berefek ke anak saat besar nanti. Anak jadi lebih tenang ketika menghadapi kegagalan.
Tahan godaan untuk 'memperbaiki' tugas anak kita, kecuali hasilnya sangat penting. Intervensi yang konstan merusak kepercayaan diri anak dan bikin anak sulit belajar.
3. Sebarkan Perilaku Positif
 Contohkan anak hal yang positif. Foto: thinkstock |
Apapun yang kita lakukan, anak pasti akan belajar dan meniru. Pembicaraan diri yang positif bisa meningkatkan kemampuan menguasai keadaan yang sulit lho, Bun. Contoh, kadang kita suka meremehkan diri kita sendiri secara nggak sadar ketika akan melakukan sesuatu. Nah kalau anak lihat itu bisa dia contoh.
Coba 'rem' hal-hal negatif yang ingin keluar dari mulut kita. Kebanyakan orang tua suka spontan bilang 'Duh, bodoh banget sih kamu', 'Masa gitu aja nggak bisa', dan lainnya. Coba latih diri kita untuk selalu berpikir dan berbicara positif, selain nanti akan jadi kebiasaan yang bagus buat kita, bagus juga buat anak kan, Bun.
Psikolog anak, Elizabeth Santosa, menjelaskan bahwa untuk membantu membangun rasa
percaya diri pada anak adalah dimulai dari diri orang tua itu sendiri. Salah satu contohnya adalah berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana pun anak pasti akan meniru apa yang orang tuanya lakukan.
"Children see, children do. Jadi orang tuanya itu berperilaku apa pasti anaknya ikut. Kalau anak dibuat percaya diri berarti dia harus lebih berani kan, berarti orang tuanya juga harus berani. Contoh yang bisa kita lakukan adalah kalau kita di tempat main, ada anak kecil, nah kita tanya 'hai adik...', jadi anak kita ngikut. Terus mama-mama itu bisa menyempatkan waktu untuk bisa aktif sama mama-mama lain", tutur perempuan yang akrab disapa Lizzie
4. Jangan Pelit PujianMemuji anak ketika berprestasi bukan hal yang salah kok, Bun, bahkan sekalipun ketika mereka melakukan hal-hal sederhana seperti menaruh piring di tempatnya, merapikan mainan, atau membantu kita yang habis belanja.
Jangan hanya puji karena hasilnya, Bun. Penting juga untuk kasih tahu si kecil bahwa kita bangga sama usahanya terlepas dari hasilnya.
Puji ketekunan anak dan semangatnya untuk nggak gampang menyerah karena hal itu salah satu keterampilan hidup yang penting. Memang hasilnya nggak akan langsung terlihat tapi dengan proses anak bisa belajar tetap bekerja keras dan nggak gampang menyerah.
Jangan hanya 'Kerja bagus, Nak', Bunda bisa kok menyempurnakan pujian tersebut dengan kasih tahu lebih detailnya karena apa, 'Kamu terus berlatih dan nggak nyerah. Kamu pasti bisa, Nak'. Jadi jangan asal memuji aja ya, Bun.
5. Dukung dan Semangati AnakCoba dukung kegiatan yang anak sukai, apapun itu selama positif. Misal, anak perempuan kita suka main sepak bola, jangan kita patahkan semangatnya karena gender tapi kita bisa kok justru bangun kepercayaan diri mereka dengan memasukkan mereka ke klub sepakbola dan sebagainya.
Lalu, dukung hobi mereka. Semua orang unggul dalam sesuatu kok dan itu bagus ketika anak kita menemukan sesuatu tersebut. Sebagai orang tua, hormati dan dorong kepentingan anak kita. Jika bakat putra kita bermain gitar dalam sebuah band, dukunglah minatnya, asalkan tidak mengganggu tanggung jawab seperti tugas sekolah.
Dorong mereka juga untuk coba hal-hal baru dan memfokuskan semua energi mereka pada apa yang sudah mereka kuasai. Memperoleh keterampilan baru membuat anak-anak merasa mampu dan percaya diri bahwa mereka dapat mengatasi apa pun yang datang dengan cara mereka.
6. Tetapkan Aturan dan KonsistenSetiap rumah tangga akan memiliki aturan yang berbeda dan anak akan berubah seiring waktu berdasarkan usianya. Apa pun aturan rumah tangga kita, jelaskan apa yang penting dalam keluarga. Anak-anak lebih percaya diri ketika mereka tahu siapa yang bertanggung jawab dan apa yang diharapkan.
Anak akan belajar dan mengikuti aturan dari rasa aman serta tumbuh percaya diri pula. Seiring bertambahnya usia anak-anak mungkin memiliki lebih banyak masukan tentang aturan dan tanggung jawab.
7. Bebaskan Anak
 Biarkan anak bereksplorasi. Foto: Thinkstock |
Eits, bebas dalam arti di sini bukan berarti membebaskan anak dalam melakukan semua hal lho ya. Anak-anak yang percaya diri mau mencoba hal-hal baru tanpa takut gagal.
Kita sebagai orang tua cukup mengawasi dari jauh aja, Bun. Namun, tetap siapkan situasi di mana dia dapat melakukan berbagai hal untuk dirinya sendiri dan pastikan situasinya aman dengan tetap beri dia ruang. Misalnya, tunjukkan cara membuat susu dan kemudian biarkan anak mencoba buat susunya sendiri.
Kemudian ada trip perjalanan bareng teman-teman sekolahnya, biarkan ia bereksplorasi dengan teman-temannya. Hal ini akan memperluas cakrawala si kecil dan membangun kepercayaan pada kemampuannya untuk menangani situasi baru.
"Sebetulnya melatih
kepercayaan diri anak bisa dimulai sejak bayi. Caranya, bisa dengan membebaskan anak bereksplorasi. Hindari memberi banyak batasan saat anak beraktivitas," kata dr Meta Hanindita SpA seperti dikutip dari detikHealth.
Dikatakan dr Meta, anak yang dibebaskan bereksplorasi biasanya akan berkembang menjadi anak yang kreatif dan lebih percaya diri untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Namun, dr Meta mengingatkan sebelum membebaskan anak bereksplorasi pastikan dulu keamanan anak.
(rdn)