Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Saran dr Reisa Atasi Bibir Kering pada Anak

Niken Widya Yunita   |   HaiBunda

Jumat, 10 Aug 2018 13:58 WIB

Duh, bibir si kecil kering dan bahkan pecah-pecah nih. Yuk simak saran dr Reisa Broto Asmoro untuk mengatasi masalah ini.
Foto: dokter Reisa (Niken Widya)
Jakarta - Bibir kering dan pecah-pecah nggak cuma dialami orang dewasa, tapi anak-anak pun bisa mengalaminya. Kadang nih, sampai berdarah lho. Hiks, kasihan si kecil.

dr Reisa Broto Asmoro mengatakan bibir kering, termasuk pada anak, biasanya terjadi karena kurang minum. Apalagi jika cuaca kering karena musim kemarau, maka akan lebih mudah bikin bibir kering.

"Biasanya kalau anak sudah balita sudah mulai lupa harus cukup minumnya. Cara mengatasinya biasanya cuma air saja," kata dr Reisa usai launching kampanye #Apajeniskulitbayimu oleh Mustela Indonesia di Harlequin Bistro, Kemang, Jakarta Selatan, baru-baru ini.



Menurut dr Reisa, tidak ada makanan khusus yang harus dimakan untuk mengatasi bibir kering dan pecah-pecah. Yang penting nih, Bun, dibanyakin minum saja ya.

Gimana dengan pemakaian lip balm atau cream bibir? dr Reisa menyebut boleh saja, namun tetap harus mencukupi kebutuhan minum air putih.

"Boleh lip balm, cuma kalau dari dalamnya tidak diperbaiki solusinya nggak terpenuhi," terang Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini.

Dikutip dari live strong, selain dehidrasi, alergi dan cuaca berangin juga bisa menyebabkan bibir anak kering dan pecah-pecah. Menjilati bibir juga menyebabkan bibir jadi kering lho. Ada lagi nih, Bun, kalau anak bernapas pakai mulut juga bisa bikin bibir kering.



Oh iya, ada juga nih penyakit yang bisa bikin bibir merah, kering, pecah-pecah, dan mengeluarkan darah. Namanya penyakit Kawasaki. Saat terkena penyakit ini, pembuluh darah, terutama yang ada di sekitar jantung, meradang. Yang bersangkutan biasanya mengalami demam yang berlangsung setidaknya satu minggu.

Penyakit Kawasaki terutama menyerang anak-anak di bawah 14 tahun, di mana 80 persen kasus dialami anak-anak di bawah usia 4 tahun. Dermatological Society Incorporated Selandia Baru menjelaskan sebagian besar kasus penyakit Kawasaki sembuh dalam waktu empat hingga delapan minggu. (nwy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda