trending
Viral Kisah Pilu Wanita Diselingkuhi Saat Hamil dan Korban KDRT
Kamis, 07 Nov 2019 10:47 WIB
Jakarta -
Menikah bukanlah perkara mudah, seringkali yang tak siap mental membawa petaka di rumah tangga. Kisah ini diambil dari sebuah trit di Twitter seorang wanita bernama Riya dengan akun @pentolzzz. Ia menceritakan kehidupan rumah tangga sahabatnya, Dilla.
Riya mengunggah foto percakapannya dengan Dilla lewat chat. Saat itu, Dilla tengah hamil besar. Ia mengadu ke Riya lewat direct message di Instagram setelah mengalami KDRT. Ia dipukuli suaminya, Daud. Ternyata, itu bukan kali pertama Daud melayangkan tangannya ke tubuh Dilla.
Sang suami sering memukul Dilla ketika ia bersalah. Tak cuma itu, nomor telepon dan akun media sosial Dilla semuanya diblokir.
Riya pun heran, ia menyarankan Dilla untuk mengadu ke mertua. Namun, sedihnya Dilla juga ternyata dibenci oleh mertuanya. Ini karena pengaruh sang suami, ceritakan hal buruk Dilla pada orang tuanya.
"Mau ngadu mertua, mertua juga enggak senang sama aku Ri. Gimana enggak mau peduli, dia (Daud) aja sering bicarain aku sama orang tuanya. Apa enggak tambah dipojokkan aku di sana?" tulis Dilla.
Dilla juga mengaku sudah cukup taat dengan suami, jaga kehormatan sebagai wanita. Ia juga tak pernah macam-macam saat menikah, pun tak pernah chat dengan lawan jenis.
"Aku digimanain manut aja, meski dikata-katain saa mertuaku, Ri, aku bertahan demi suamiku di Lumajang. Aku pulang minta jemput gara-gara Bapak sama Ayah tengkar gara-gara masalah ini. Ayahnya bilang kalau Daud sudah enggak betah sama Dilla. Bapakku enggak terima Ri pas aku dijemput," jelas Dilla.
Bagian pedihnya, diceritakan Dilla, sang suami sering main game hingga jam 2 malam. Masuk kamar ketika Dilla sudah tidur. Dilla yang sedang hamil besar juga tak disentuh.
Ia ingin pijatan karena kesakitan, namun sang suami menolak. Apa pun yang Dilla keluhkan, dianggap seperti anak kecil. Padahal sudah sewajarnya ibu hamil butuh perhatian lebih apalagi dari pasangannya.
Saat ngidam pun tak dituruti. Dilla juga tak bisa ke mana-mana karena kandungannya lemah. Sementara Dilla diabaikan, sang suami asyik selingkuh. Ia mengantar makanan hingga ke Jember bersama wanita lain.
"Cewek itu enggak minta padahal dan dia enggak bilang kalau punya istri. Parahnya lagi adik iparku yang ngenalin cewek itu ke suamiku. Adik iparku bilang, 'Aku enggak tega lihat masku stres gara-gara mbak,'" ujar Dilla.
Dilla juga ceritakan selama ini suami tak menafkahinya. Barang-barangya juga dijual oleh suami. Dilla masih bingung kenapa suaminya bisa stres. Ditambah, sudah ketiga kali sang suami mendekati wanita lain tanpa ngaku sudah punya istri.
Saat pergoki pertama kali, Dilla malah digebuki. Bajunya sampai robek, tubuhnya memar. Tak tega mendengar kisah sahabatnya, Riya pun menyarankan Dilla untuk segera bercerai dengan Daud.
"Udah cukup kamu dibuat sakit, udah cukup dia bikin berantakan hidup kamu, karir kamu, pendidikan kamu. Stop ya stop plis jangan diterusin lagi, Dil," kata Riya.
Tak lama setelah Dilla melahirkan, rupanya Dilla masih bersikukuh untuk rujuk dengan suaminya. Ia merasa tak bisa lepas. Namun Riya kembali meyakinkan untuk tetap cerai demi kebaikan anak Dilla, Fatimah.
Dilla terpaksa harus bekerja untuk menghidupi dirinya dan putrinya, Fatimah. Gajinya hanya cukup untuk beli susu dan popok. Sementara sang suami masih tak mau mengajukan gugatan cerai.
Begitu sampaikan ingin rujuk, Dilla malah diminta kembali ke Lumajang. Padahal si kecil Fatimah masih belum cukup umur untuk diajak berpergian.
"Aku ngerasa direndahin banget pas bilang gitu. Malah dia juga bilang kita serumah tapi aku enggak ada perasaan apa-apa lagi sama kamu. Jujur sakit sama aku ditahan," kata Dilla.
Dilla pun juga memberikan foto percakapannya dengan sang suami pada Riya. Dalam percakapan Dilla melontarkan kalimat ketus dan pertanyaan bertubi-tubi, kenapa tega seorang suami dan juga ayah menelantarkan keluarga kecilnya, hanya memikirkan kepentingannya sendiri.
Dilla kini bertahan menjadi single mother dan bekerja demi putrinya, Fatimah. Sementara itu, ia tak pedulikan suami. Ia hanya ingin suami menceraikannya dengan baik-baik.
Ia juga berterima kasih pada Riya karena ceritanya menjadi pelajaran dan banyak simpati tertuju padanya.
"Aku kira dengan statusku gini aku dikucilkan dan dipandang sebelah mata. Ternyata aku salah. Riya kamu baik banget. Terima kasih semuanya, aku jadi lebih semangat lagi buat bangkit dan nata kembali mimpi-mimpi aku," ujarnya.
Setiap istri pasti menginginkan perhatian hangat dari suaminya. Seperti Bunda kan? Tidak dipungkiri, kadang seorang suami sering lupa, sang istri adalah cerminan dirinya.
Saat suami bisa membahagiakan istri, sang istri pun akan secara sadar untuk menjadi lebih baik di hadapan suami. Hal ini senada dengan kutipan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa baik atau tidaknya seorang istri itu tergantung suami.
Selain itu, ada empat poin penting lagi yang dituliskan BKKBN, yang layak Bunda simak.
1. Kecantikan seorang istri akan terpancar bila suami memberi hak merias diri.
2. Istri pun akan menjadi pribadi yang bersyukur bila suami menafkahi dengan baik.
3. Berakhlaknya seorang istri bila suami menasihati dengan baik.
4. Salihahnya seorang istri bila suami membimbingnya dengan baik.
Simak juga kisah serupa melalui video berikut:
Riya mengunggah foto percakapannya dengan Dilla lewat chat. Saat itu, Dilla tengah hamil besar. Ia mengadu ke Riya lewat direct message di Instagram setelah mengalami KDRT. Ia dipukuli suaminya, Daud. Ternyata, itu bukan kali pertama Daud melayangkan tangannya ke tubuh Dilla.
Sang suami sering memukul Dilla ketika ia bersalah. Tak cuma itu, nomor telepon dan akun media sosial Dilla semuanya diblokir.
Riya pun heran, ia menyarankan Dilla untuk mengadu ke mertua. Namun, sedihnya Dilla juga ternyata dibenci oleh mertuanya. Ini karena pengaruh sang suami, ceritakan hal buruk Dilla pada orang tuanya.
"Mau ngadu mertua, mertua juga enggak senang sama aku Ri. Gimana enggak mau peduli, dia (Daud) aja sering bicarain aku sama orang tuanya. Apa enggak tambah dipojokkan aku di sana?" tulis Dilla.
Dilla juga mengaku sudah cukup taat dengan suami, jaga kehormatan sebagai wanita. Ia juga tak pernah macam-macam saat menikah, pun tak pernah chat dengan lawan jenis.
"Aku digimanain manut aja, meski dikata-katain saa mertuaku, Ri, aku bertahan demi suamiku di Lumajang. Aku pulang minta jemput gara-gara Bapak sama Ayah tengkar gara-gara masalah ini. Ayahnya bilang kalau Daud sudah enggak betah sama Dilla. Bapakku enggak terima Ri pas aku dijemput," jelas Dilla.
Bagian pedihnya, diceritakan Dilla, sang suami sering main game hingga jam 2 malam. Masuk kamar ketika Dilla sudah tidur. Dilla yang sedang hamil besar juga tak disentuh.
Ia ingin pijatan karena kesakitan, namun sang suami menolak. Apa pun yang Dilla keluhkan, dianggap seperti anak kecil. Padahal sudah sewajarnya ibu hamil butuh perhatian lebih apalagi dari pasangannya.
Saat ngidam pun tak dituruti. Dilla juga tak bisa ke mana-mana karena kandungannya lemah. Sementara Dilla diabaikan, sang suami asyik selingkuh. Ia mengantar makanan hingga ke Jember bersama wanita lain.
"Cewek itu enggak minta padahal dan dia enggak bilang kalau punya istri. Parahnya lagi adik iparku yang ngenalin cewek itu ke suamiku. Adik iparku bilang, 'Aku enggak tega lihat masku stres gara-gara mbak,'" ujar Dilla.
Dilla juga ceritakan selama ini suami tak menafkahinya. Barang-barangya juga dijual oleh suami. Dilla masih bingung kenapa suaminya bisa stres. Ditambah, sudah ketiga kali sang suami mendekati wanita lain tanpa ngaku sudah punya istri.
Saat pergoki pertama kali, Dilla malah digebuki. Bajunya sampai robek, tubuhnya memar. Tak tega mendengar kisah sahabatnya, Riya pun menyarankan Dilla untuk segera bercerai dengan Daud.
"Udah cukup kamu dibuat sakit, udah cukup dia bikin berantakan hidup kamu, karir kamu, pendidikan kamu. Stop ya stop plis jangan diterusin lagi, Dil," kata Riya.
Tak lama setelah Dilla melahirkan, rupanya Dilla masih bersikukuh untuk rujuk dengan suaminya. Ia merasa tak bisa lepas. Namun Riya kembali meyakinkan untuk tetap cerai demi kebaikan anak Dilla, Fatimah.
Dilla terpaksa harus bekerja untuk menghidupi dirinya dan putrinya, Fatimah. Gajinya hanya cukup untuk beli susu dan popok. Sementara sang suami masih tak mau mengajukan gugatan cerai.
![]() |
"Aku ngerasa direndahin banget pas bilang gitu. Malah dia juga bilang kita serumah tapi aku enggak ada perasaan apa-apa lagi sama kamu. Jujur sakit sama aku ditahan," kata Dilla.
Dilla pun juga memberikan foto percakapannya dengan sang suami pada Riya. Dalam percakapan Dilla melontarkan kalimat ketus dan pertanyaan bertubi-tubi, kenapa tega seorang suami dan juga ayah menelantarkan keluarga kecilnya, hanya memikirkan kepentingannya sendiri.
Dilla kini bertahan menjadi single mother dan bekerja demi putrinya, Fatimah. Sementara itu, ia tak pedulikan suami. Ia hanya ingin suami menceraikannya dengan baik-baik.
Ia juga berterima kasih pada Riya karena ceritanya menjadi pelajaran dan banyak simpati tertuju padanya.
"Aku kira dengan statusku gini aku dikucilkan dan dipandang sebelah mata. Ternyata aku salah. Riya kamu baik banget. Terima kasih semuanya, aku jadi lebih semangat lagi buat bangkit dan nata kembali mimpi-mimpi aku," ujarnya.
Setiap istri pasti menginginkan perhatian hangat dari suaminya. Seperti Bunda kan? Tidak dipungkiri, kadang seorang suami sering lupa, sang istri adalah cerminan dirinya.
Saat suami bisa membahagiakan istri, sang istri pun akan secara sadar untuk menjadi lebih baik di hadapan suami. Hal ini senada dengan kutipan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa baik atau tidaknya seorang istri itu tergantung suami.
Selain itu, ada empat poin penting lagi yang dituliskan BKKBN, yang layak Bunda simak.
1. Kecantikan seorang istri akan terpancar bila suami memberi hak merias diri.
2. Istri pun akan menjadi pribadi yang bersyukur bila suami menafkahi dengan baik.
3. Berakhlaknya seorang istri bila suami menasihati dengan baik.
4. Salihahnya seorang istri bila suami membimbingnya dengan baik.
Simak juga kisah serupa melalui video berikut:
[Gambas:Video 20detik]
Bunda mengikut cerita bersambung Layangan Putus? Bakal ada bagian ketiga, lho. Baca selengkapnya di sini.