Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pacaran Sehat untuk Remaja, Seperti Apa Sih?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 04 Nov 2019 15:42 WIB

Ada istilah pacaran sehat dalam hubungan remaja dengan lawan jenis. Seperti apa sih?
ilustrasi pacaran sehat untuk remaja/ Foto: iStock
Jakarta - Remaja naksir lawan jenisnya wajar banget ya, Bun. Tapi, ketika mereka memutuskan berpacaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni berpacaran dengan sehat. Memang, ini kembali lagi dengan nilai-nilai agama yang dianut masing-masing keluarga. Tapi, apa itu pacaran yang sehat?

Psikolog anak dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Adisti F Soegoto menjelaskan pacaran sehat adalah pacaran di mana pasangan bisa sama-sama tumbuh, saling menghargai, dan belajar. Kemudian, bagaimana keduanya bisa jadi sosok yang lebih baik.

Sayangnya, wanita yang akrab disapa Adis ini melihat pacaran gaya remaja sekarang amat kompleks. Gimana menurut Bunda?

"Coba perhatikan pola remaja pacaran. Ada yang pacarannya yang enggak sehat. Di mama ketika dua menit belum balas WhatsApp, langsung diteror, 'Kamu ke mana', 'Kamu selingkuh'. Pokoknya kemana-mana harus lapor. Itu sehat enggak? Enggak kan?" kata Adis.

Menurutnya, pacaran yang enggak sehat terlihat dari pola hubungannya. Salah satu pihak terlalu dominan, ada pihak yang menekan pihak lain, atau terlalu mengekang.

"Pacaran yang sehat itu hubungan yang saling menghargai satu sama lain. Itu pondasinya," ujarnya menegaskan.

Dalam buku berjudul 1001 Cara Bicara Orang Tua dengan Remaja dari BKKBN dan John Hopkins Center for Communication Programs juga disebutkan ketika anak berpacaran, hal penting yang perlu orang tua lakukan. Disebutkan, orang tua perlu memberi pemahaman pada anak bahwa ada serangkaian perilaku yang perlu dihindari.

ilustrasi pacaran sehat untuk remajailustrasi pacaran sehat untuk remaja/ Foto: iStock
Sebab, bisa membawanya pada hubungan intim, atau hubungan badan yang baru boleh dilakukan setelah resmi menjadi suami istri. Remaja perlu mengenali apa saja perilaku ini agar mereka bisa mengelola dan menjaga diri. Sehingga, tidak berlanjut pada perilaku yang belum boleh dilakukan. Orang tua juga bisa menyisipkan nilai keluarga, sosial, agama, atau batas kesiapan usia dan mental anak saat menjelaskan hal tersebut.

Simak panduan memilih mainan sesuai usia anak di video ini, Bunda. 

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda