Jakarta -
Di tengah pandemi Corona yang masih berlangsung, muncul virus lainnya. Virus tersebut dikenal sebagai Hantavirus.
Hantavirus baru-baru ini menjadi perbincangan setelah kemunculannya di
China. Dikutip dari
New York Post, Rabu (25/3/2020), seorang pria meninggal di sebuah bus di China, dan setelah dites rupanya positif Hantavirus.
Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Hantavirus adalah keluargaÂ
virus yang menyebar lewat hewan pengerat seperti tikus.
Infeksi Hantavirus bisa menyerang manusia dalam bentuk penyakit Hantavirus pulmonary syndrome (HPS), serta hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS).
Hantavirus umumnya menular melalui kontak cairan tubuh, meliputi urine, feses dan ludah. Namun dapat pula menular lewat gigitan hewan yang membawa Hantavirus.
Untuk gejala terkena HPS antara lain kelelahan, nyeri otot, demam, sakit kepala, pusing, hingga gangguan pencernaan. Infeksi yang tidak tertangani dengan baik, akibatnya bisa fatal, angka kematiannya mencapai 38 persen.
Sementara bagi yang menderita HFRS, gejalanya mirip. Namun bisa juga mengalami hipotensi, kebocoran pembuluh darah, bahkan gagal ginjal akut.
HPS tidak ditularkan dari orang ke orang. Sedangkan HFRS bisa, meski sangat jarang. Pencegahan utamanya adalah dengan mengendalikan populasi tikus.
Seperti tertulis dalam penelitian yang dimuat dalam Jurnal Wartazoa tahun 2016 berjudul
Infeksi Hantavirus: Penyakit Zoonosis yang Perlu diantisipasi Keberadaannya di Indonesia, Hantavirus memang belum banyak diketahui di Indonesia.
Namun kasus virus ini pernah ada di Tanah Air, yaitu jenis Hantaan (HTNV), Seoul (SOEV), dan Puumala (PUUV).
Simak juga video sarapan untuk penderita maag berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(kuy/jue)