Jakarta -
Satu keluarga di Blitar, Jawa Timur harus menjalani isolasi mandiri di rumah setelah kepala keluarga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP). Untuk membantu jalannya isolasi, para warga secara bergantian mengantar bahan makanan ke rumah keluarga ini, Bunda.
Kepala keluarga yang berstatus ODP merupakan sopir truk pengangkut telur yang baru pulang dari Jombang, Bun. Sebelum pulang ke rumahnya di Blitar, istri sopir sudah terlebih dahulu melapor ke RT setempat.
Saat datang pada Sabtu (25/4/2020), dia langsung diantar ke kantor kelurahan dan dicek suhu tubuhnya. Ia tidak mengeluhkan adanya gejala dan hasil pengecekan suhunya adalah 37,1 derajat celcius.
Istri Ketua RT setempat, Wey Alfiatun mengatakan warga meminta keluarga ini menjalani isolasi, Bun. Nah, sebagai gantinya warga siap menyuplai bahan makanan.
"Kami warga RT sini rembukan dan minta mereka sekeluarga mengisolasi diri dengan disiplin. Soal makan, kami konsekuen mengantar bahan makanan ke rumah mereka setiap hari," kata wanita yang akrab disapa Al ini, dikutip dari
detikcom, Senin (4/5/2020).
Al mengkoordinir warga yang mampu agar memberikan dana lebih atau menyiapkan bahan makanan sendiri. Namun, kebanyakan warga meminta dirinya yang membelanjakan bahan makanan.
"Kebanyakan ibu-ibu di sini minta saya yang
belanjain. Jadi sekalian saya atur agar bahan makanan yang kami kirim, memenuhi nutrisi dan gizi bagi keluarga itu," ujarnya.
 Warga Blitar Antar Bahan Makanan Satu Keluarga yang Isolasi Mandiri/ Foto: Erliana Riady |
Al memasang paku di tembok samping rumah keluarga ODP tersebut. Bahan makanan dimasukkan ke dalam tas plastik dan digantungkan setiap sore.
Al memilih untuk membelikan bahan makanan, dan tidak mengolahnya jadi masakan siap saji. Sebab, keluarga yang berstatus ODP adalah non Muslim. Sedangkan mayoritas warga setempat adalah Muslim, yang tidak memasak di pagi hari dan berbelanja di sore hari di saat bulan Ramadhan.
Al mengatakan, awalnya pihak dinkes meminta si supir untuk karantina di wilayah Blitar kota. Namun, usulan itu ditolak karena dia ingin menjalani karantina mandiri di rumah.
"Selasa (28/4/2020) itu Satpol PP Kota Blitar dan petugas dinkes kembali mendatangi rumahnya. Mereka akan membawa Pak Y ke karantina kota. Namun yang bersangkutan menolak dan minta karantina mandiri di rumahnya. Petugas menyetujui dengan catatan harus disiplin," kata Wey, dikutip dari detikcom, Senin (4/5/2020).
Berdasarkan hasil mufakat bersama warga, akhirnya si supir dan semua anggota keluarganya harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Sebab, selama tiga hari dia telah melakukan kontak dengan anak dan istrinya.
Melakukan isolasi mandiri di rumah menjadi anjuran pemerintah bagi warga yang baru saja datang dari tempat jauh atau melakukan mudik. Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Wabah Corona, Achmad Yurianto mengatakan, pentingnya menjaga diri sendiri dan orang sekitar untuk mencegah penularan.
Ia juga berharap, masyarakat bisa saling menghargai dalam menghadapi pandemiÂ
Corona ini. Salah satunya dengan membantu orang yang sedang
isolasi mandiri dan tidak mendiskriminasi pasien yang sudah sembuh.
"Pastikan kita dan keluarga kita tidak tertular dan saudara-saudara kita yang mungkin tertular, tidak menulari orang lain. Tetap tinggal di rumah adalah jawaban," kata Achmad Yurianto, dalam konferensi pers, yang ditayangkan di YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beberapa waktu lalu.
Simak juga fakta dan data seputar Corona, di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rap)