Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

7 Cara Mengatasi Serangan Panik karena Corona

Jujuk Ernawati   |   HaiBunda

Kamis, 05 Mar 2020 14:39 WIB

Bunda, tidak perlu panik dengan kasus Corona atau Covid-19 di Indonesia jika sudah menerapkan saran-saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Ilustrasi perempuan menggunakan masker/ Foto: Dok. Instagram
Jakarta - Sejumlah orang menjadi panik setelah ada dua warga negara Indonesia (WNI) positif virus Corona (Covid-19). Mereka memborong masker dan hand sanitizer hingga menyebabkan stok di beberapa apotek dan toserba habis.

Tak cuma itu, kepanikan juga menyebabkan seseorang bapak di KRL rute Bekasi-Jakarta Kota membungkus tangannya dengan plastik. Selain itu, viral juga driver ojek online yang memilih menggunakan masker 'antiradiasi' hingga ada yang membatasi bersentuhan dengan orang lain demi menghindari virus Corona.



Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) berharap masyarakat tetap tenang dan tidak panik, namun tetap waspada di tengah maraknya isu penyebaran virus Corona. Karena menurut Ketua PDEI Moh. Adib Khumaidi, yang terpenting adalah menjaga ketahanan dan kebersihan tubuh.

"Rush buying yang terjadi saat ini tidak akan berguna apabila setiap orang tidak bisa menjaga kesehatan diri sendiri," kata dia dalam keterangan tertulisnya kepada HaiBunda.

Senada dikatakan profesor di London School of Hygiene and Tropical Medicine Sally Bloomfield. Dia mengatakan, tak perlu menjadi paranoid atau panik karena wabah virus corona karena yang diperlukan hanya berhati-hati dan disiplin menjaga kebersihan dengan cara yang tepat.

"Jika semua orang mematuhi kebersihan dengan baik maka Anda tidak akan terinfeksi dan jika Anda terinfeksi, Anda tidak akan menyebarkannya," ujar Bloomfield, dikutip dari The Guardian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Public Health England sebelumnya juga telah memperingatkan untuk tidak panik membeli masker, sarung tangan lateks atau alat pelindung ekstrem lainnya jika sudah mempraktikkan kebersihan dasar yang baik. Misalnya, mencuci tangan secara teratur serta menutup mulut dan hidung saat batuk.

Namun bagi banyak orang mungkin masih sulit untuk tidak panik atau khawatir tentang apa yang sedang terjadi atau apa yang bakal terjadi di masa depan. Seorang psikoterapis Silva Neves mengatakan bahwa panik itu bisa menular.

Nah jika kepanikan tentang Corona mulai mengganggu kegiatan harian, seperti bisa membuat seseorang menjadi sulit bekerja atau bersosialisasi di ruang publik karena takut tertular Corona, lalu bagaimana cara mengatasi kepanikan tersebut? Dikutip dari Independent, berikut tujuh cara mengatasi kepanikan karena virus Corona.

1. Jangan selalu mendengarkan pikiran

Seorang konsultan psikolog Dr Michael Sinclair mengatakan, jangan cuma mendengarkan apa yang pikiran katakan, tapi lihat bukti untuk mengungkap kebenarannya. "Kita harus sadar bahwa seringkali itu cuma pikiran kita, bukan kenyataan," ujarnya.

Sementara Naves menambahkan, setiap orang punya kendali atas apa yang dipikirkannya, meski kadang sulit untuk mengendalikannya. Menurutnya, rasa khawatir tidak akan menjamin hasil yang lebih baik. Jadi, saran dia, berusahalah untuk mengalokasikan ruang otak untuk hal-hal penting lainnya.

2. Jangan mengabaikan gejala stres

Sinclair mengatakan, karena panik, seseorang kadang membuat dirinya stres seperti merasa tidak sehat atau terkena virus Corona. Namun ketika itu terjadi, alih-alih mencoba untuk mengobatinya tapi justru mengabaikannya. Karena itu, dia menganjurkan memberikan ruang untuk merasakan apa yang sebenarnya dialami.

Sedangkan Naves bilang bahwa ketika panik menyerang, yang perlu dilakukan adalah mengambil napas sesaat, duduk dan hitung napas masuk dan keluar selama 10 detik. Kemudian ulangi hal tersebut.



3. Tulis di buku catatan

Elizabeth Turp dari British Association for Counselling and Psychotherapy (BACP) menuturkan, Anda bisa melakukan sesuatu yang praktis atau yang bisa dikontrol untuk mengekspresikan kekawatiran. Dia pun menyarankan untuk menulis jurnal atau buku catatan.

"Biarkan dirimu khawatir, letakkan dalam bentuk tulisan di buku catatan, lalu simpan. Setelah kamu menuliskannya (kekhawatiran itu), lepaskan," ujarnya.

Foto: ABC Australia


4. Selektif memilih informasi

Neves mengatakan, jika Anda berjuang untuk mengatasi rasa panik atau khawatir, sebaiknya batasi paparan dari informasi baru. Anda tidak perlu menonton berita live, mengaktifkan notifikasi atau menggunakan media sosial.

"Anda bisa lebih ketat pada diri sendiri, memutuskan hanya menonton berita dan membaca berita update soal virus sekali sehari. Saya tidak menyarankan untuk mengabaikan sepenuhnya, namun catat perkembangannya. Anda bisa mengurangi kekhawatiran dengan memangkas waktu Anda memikirkannya," tutur dia.

5. Lakukan beberapa langkah praktis

Selain mengelola pikiran Anda, ada langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk membuat diri merasa yakin, seperti mengikuti saran dari WHO.

"Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama sebelum makan atau cuci tangan Anda dengan gel alkohol. Ikuti saran medisnya," saran Neves.

Dia juga merekomendasikan perubahan pola kerja. Misalnya, mengadakan rapat besar secara online dibanding berkumpul dalam kelompok.

6. Jangan putus komunikasi dengan orang terdekat

CEO spesialis kesehatan mental Smart TMS, Gerard Barnes mengatakan, saat dalam kondisi stres terutama karena virus Corona, ada orang yang memilih untuk mengisolasi diri sendiri, tapi sangat penting menjaga interaksi demi mengurangi tingkat kepanikan.

"Mempertahankan koneksi yang kuat akan membantu Anda merasa didukung dan dikelilingi oleh energi baik dan positif. Anda juga lebih mungkin melakukan percakapan terbuka tentang virus bersama dengan orang-orang yang dekat dengan Anda, yang bisa mengurangi kecemasan Anda," ujarnya.



7. Hindari spekulasi dan fokus pada fakta

Dalam dunia di mana media sosial selalu update sepanjang hari, sangat mudah untuk terlibat dalam spekulasi dan hype. Namun Barnes menyarankan untuk tidak terjebak dalam badai media dan membaca laporan spekulatif yang berlebihan dan tetap mencari informasi pada situs berita terpercaya untuk mendapatkan fakta yang jelas dan cara mengatasi virus Corona.

Naves mengingatkan bahwa kita tidak bisa menghentikan penyebaran virus, kecuali komunitas ilmiah. "Tapi kita semua bisa saling membantu menghentikan kepanikan," imbuhnya.

Nah Bunda, tidak perlu panik menghadapi kasus Corona ya jika sudah menerapkan cara-cara di atas. Bunda, juga bisa memberitahukan kepada anggota keluarga dan lainnya cara mengatasi kepanikan dalam menghadapi wabah Corona. 

Bunda juga bisa simak video mengenal apa itu serangan panik:

[Gambas:Video Haibunda]



(jue/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda