TRENDING
Kisah Tenaga Medis Pakai APD agar Bisa Jenguk Ayah Terakhir Kali, Bikin Terenyuh
Asri Ediyati | HaiBunda
Selasa, 09 Jun 2020 23:00 WIBDi masa pandemi Corona, banyak keluarga yang terpaksa berpisah selama berbulan-bulan tanpa bertemu. Sekalipun mereka ingin sekali menjenguk keluarganya yang sakit.
Namun, seorang tenaga medis Malaysia melakukan perjalanan jauh dari Singapura ke Perak untuk mengunjungi ayahnya karena itu akan menjadi yang terakhir kalinya dia melihatnya.
Zeng Hui Jing, yang bekerja di Singapura, mengetahui bahwa ayahnya yang berusia 61 tahun mengidap kanker stadium akhir.. Keluarganya awalnya menyimpan berita tentang penyakit ayahnya karena dia tidak ingin dia khawatir. Tetapi ketika kesehatannya memburuk, Zeng diberitahu tentang berita menyedihkan itu.
Sebagaimana disyaratkan oleh protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Zeng harus dikarantina selama 14 hari setelah kembali ke kampung halamannya di Perak. Namun, Zeng bersikeras memohon untuk melihat ayahnya.
Upayanya yang sudah dilakukan beberapa kali itu akhirnya dikabulkan di hari kesembilan karantina. Ia boleh menjenguk sang ayah asalkan mengenakan alat pelindung diri (APD) dengan lengkap.
"Meskipun saya telah berulang kali memohon pulang untuk melihat ayah saya dan gagal, saya masih tidak menyerah karena saya khawatir bahwa saya tidak akan dapat melihat ayah saya. Akhirnya pemerintah menyetujui saya untuk mengunjungi ayah saya," kata Zeng dikutip dari World of Buzz, (8/6/2020).
Ditemani oleh seorang tenaga medis profesional, Zeng kemudian pergi ke Teluk Intan untuk menemui ayahnya tetapi diberitahu oleh rumah sakit bahwa ayahnya telah dikirim pulang ke Bagan Sungai Tiang.
Zeng menghabiskan setengah jam dengan ayahnya dan hanya berhasil bertukar sekitar lima kalimat dengannya. Dia mengatakan ayahnya terlihat sangat lemah dan kelelahan, tetapi menatap wajahnya dan katakan padanya bahwa 'dia baik-baik saja' agar tidak membuatnya khawatir.
Zeng juga mengambil satu foto keluarga terakhir dengan ayahnya, bersama dengan dua saudara perempuan dan satu saudara lelakinya, berusia antara 19 hingga 26. Kakak-kakaknya telah kembali pada waktunya untuk bersama ayah mereka sebelum PSBB dilaksanakan, tetapi Zeng masih bekerja di Singapura pada saat itu.
Berbicara kepada Sin Chew Daily, Zeng mengenakan APD selama tujuh jam dari jam 11 pagi sampai 6 sore. Dia mengatakan bahwa meskipun itu tidak nyaman dan pengap, itu semua terbayar ketika dia melihat ayahnya dan bersatu kembali dengan keluarganya.
Pada jam 10 pagi pada tanggal 3 Juni, karantina 14 hari Zeng berakhir dan dia akhirnya diizinkan pulang. Namun, dia mengetahui bahwa ayahnya telah meninggal hari itu pada pukul 6 pagi.
"Ayah adalah nelayan biasa, tetapi dia adalah ayah yang hebat. Dia tidak pernah memarahi kami dan ketika dia marah, dia hanya mengangkat suaranya sedikit," kata Zeng mengenang sosok ayah.
"Kami merayakan ulang tahunnya selama Tahun Baru Imlek, dan meskipun dia berkata kita seharusnya tidak menyusahkan diri untuk itu, kita tahu dia sangat bahagia. Tapi sejak itu, kita tidak akan lagi bisa merayakan hari ulang tahunnya," sambungnya.
Simak juga video soal kondisi restoran di era new normal: